x

Iklan

Arimbi Bimoseno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Laut Ombak dan Badai [Sebuah Novel]

"Jangan bilang kau memahami laut, jika masih mengeluh karena badainya." - Dananjaya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prolog

Anggia Dewi lahir di Desa Muntai di Kepulauan Mentawai. Tahun 2010 gempa berkekuatan 7,7 pada skala richter berpusat sekitar 20 km di bawah permukaan laut mengguncang desanya. Gelombang pasang yang menyusul gempa menerjang ratusan rumah termasuk rumah Anggia. Gelombang pasang yang juga membuat Anggia kehilangan ibu bapak dan adiknya.

Rendra Adi Sucipto seorang guru sekolah dasar di Bekasi. Rendra adalah satu dari sekian banyak orang yang tergerak untuk pergi ke Kepulauan Mentawai sebagai relawan. Bersama kelompok relawan, Rendra membantu korban gempa. Membuat tenda darurat di tempat yang tinggi untuk para pengungsi, menyediakan makanan dan pakaian, juga turut mencarikan air bersih untuk minum dan mandi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tempat pengungsian itulah Rendra menemukan Anggia. Hatinya terketuk untuk mengangkatnya sebagai anak. Anggia waktu itu berusia 11 tahun, kelas 5 sekolah dasar, sama dengan Dita anak semata wayangnya. ‘Anggia akan menjadi teman Dita. Mereka bisa belajar bersama dan saling mendukung,’ batin Rendra.

Anggia menerima tawaran Rendra. Maka Rendra pun memboyong Anggia ke Bekasi.

Ternyata Dita tidak menyukai kehadiran Anggia.

“Papa sok kaya deh. Rumah sempit begini, angkat anak orang pula, sok jadi pahlawan,” teriak Dita dengan sengit.

Rendra tersenyum. ‘Anggia akan mengikis keegoisanmu anak manja,’ batinnya.

Tempat tinggal keluarga Rendra berupa rumah petak. Hanya ada dua kamar, gudang berukuran dua kali dua meter, dapur dan ruang tamu yang tidak seberapa luas. Dita tidak mau tidur sekamar dengan Anggia. Maka gudang pun dibersihkan dan dijadikan kamar untuk Anggia.

Selain menjadi guru, Rendra juga seorang petani. Ia menyewa tanah seluas setengah hektar dan ditanami jeruk nipis.

Maryam istri Rendra seorang pedagang sayuran di pasar tradisional.

Rutinitas Anggia adalah belajar di sekolah, memetik jeruk nipis di kebun, dan membantu Maryam di pasar.

Ini adalah tahun kelima Anggia tinggal di rumah keluarga Rendra. Sekarang musim liburan dan sebentar lagi ia akan memasuki sekolah menenagah atas.

Walaupun berusia sebaya, Dita tidak mau satu sekolah dengan Anggia. Dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas, mereka selalu sekolah di tempat yang berbeda.

Dita sering menunjukkan rasa tidak suka jika Anggia mendapatkan perlakuan istimewa dari ayah ibunya.

 

*bersambung

Ikuti tulisan menarik Arimbi Bimoseno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu