x

Seorang warga memanfaatkan sebuah gerobak, untuk mengangkat air. Akibat pertempuran di Yaman, warga mengalami kesulitan air bersih. Aden, Yaman, 5 April 2015. Wail Shaif Thabet/Getty Images

Iklan

muthiah alhasany

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yaman akan Dijadikan Suriah Kedua?

Pasukan dari Saudi tidak hanya menggempur para pendukung Houti tetapi juga markas militer Yaman, tapi juga membombardir masyarakat sipil.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selama ini kita mengira bahwa konflik dan perang saudara di Yaman adalah pergesekan antara Sunni dan Syiah. Houti, pemimpin pemberontak adalah juga pemimpin Syiah di Yaman yang mendapat dukungan dari Iran. Namun jika perang itu adalah perseteruan antara Sunni dan Syiah, mengapa Arab Saudi baru ikut campur belakangan ini?

Fakta yang ada di lapangan, Pasukan dari Saudi tidak hanya menggempur para pendukung Houti tetapi juga markas militer Yaman. Bahkan pasukan tersebut juga membombardir masyarakat sipil. Telah jatuh korban sipil yang tidak sedikit, kabar terakhir puluhan anak-anak tewas dalam serangan tersebut. Hal ini tentu saja sungguh tidak masuk akal.

Alasan Arab Saudi mengirim pasukan adalah membantu Yaman menbendung pengaruh Syiah dari Iran. Padahal, Syiah telah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Secara logika, kalau Arab Saudi ingin memerangi Syiah, seharusnya sudah dilakukan sejak dahulu. Anehnya, Arab Saudi justru menggerakkan pasukannya sekarang ini. Dan mengapa pasukan itu lebih mengutamakan serang ke Yaman, bukan ke Iran sebagai pusat Syiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yaman memang sedang tidak stabil akibat Presiden Hadi mengundurkan diri dua tahun lalu. Sedangkan Dewan belum juga menunjuk pengganti secara definitif. Kondisi ini dimanfaatkan pemberontak Houti untuk memperkuat militernya dan ia mendapat dukungan penuh dari Iran. Hadi sebetulnya sudah tidak dipercaya oleh rakyat Yaman, tetapi dengan adanya pemberontakan Houti, ia ingin kembali ke puncak kekuasaan. Dengan dalih menyelamatkan negara, maka Hadi meminta bantuan Arab Saudi.

Persoalan Minyak

Kalau kita tilik lebih jauh, konflik di Yaman bukan hanya masalah perebutan kekuasaan.. Ujung-ujungnya kita akan menemukan bahwa hal ini juga berkaitan dengan masalah minyak. Arab Saudi ingin menguasai jalur distribusi minyak di teluk, yang selama ini dikuasai oleh Iran. Jika jalur itu berhasil direbut, maka distribusi minyak Arab Saudi akan semakin lancar ke seluruh dunia, terutama mengirim pasokan ke negara-negara Barat yang menjadi sekutunya.

Arab Saudi mengirim pasukan ke Yaman dengan restu negara-negara Barat yang memang ingin menguasai Timur Tengah. Ini berarti, seandainya perkembangan situasi menjadi tidak terkendali maka negara-negara Barat akan ikut campur. Misalnya Iran mengirim pasukan dan berhasil menekan Arab Saudi, bukan tidak mungkin AS akan mengirim pasukan dengan dalih membela Yaman dan Arab Saudi.

Kalau hal itu terjadi, Yaman dalam ancaman besar. Yaman akan mengalami tragedi kemanusiaan sebagaimana Suriah. Masyarakat sipil tidak akan hidup aman. Ribuan anak-anak bakal menjadi korban perang. Arab Saudi dan negara-negara Barat tak akan peduli sebagaimana mereka mengabaikan keselamatan rakyat di Gaza. Urusan mereka hanya persoalan minyak.

Ikuti tulisan menarik muthiah alhasany lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB