x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tetap Kreatif Meski Bekerja di Rumah

Banyak orang beranggapan bahwa kreatifitas lebih mudah lahir dari interaksi dengan orang lain. Jika kita bekerja sendiri seolah ‘berkantor di rumah’, dapatkah kita memelihara spirit kreatif kita?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu tantangan yang dihadapi mereka yang bekerja tanpa berkantor—sendirian, virtual, ngumpet dari kebisingan kota, berada di salah satu sudut rumah—ialah bagaimana menjaga diri agar tetap kreatif. Banyak orang beranggapan bahwa kreativitas lahir, atau lebih mudah lahir, dari interaksi dengan orang lain.

Jika bekerja di kantor, orang lain itu bisa mitra satu tim atau bagian, atasan (pengawas, manajer), atau kepala proyek. Aktivitas seperti rapat, ngobrol dekat meja kerja, atau sembari makan siang dapat memantik lahirnya gagasan bagus. Banyak stimulan yang mungkin diperoleh di kantor, tentu saja bila kita cukup sensitif terhadap situasi.

Titik tolaknya ialah anggapan bahwa jika kita punya ide atau gagasan terkait produk, program pemasaran, desain, atau soal bisnis lainnya, gagasan ini akan menjadi lebih kaya bila bertemu dengan gagasan lain yang berasal dari orang-orang sekantor tadi. Dalam interaksi ini ada pula ‘tantangan’, pengujian, tapi juga pengayaan sehingga ide menjadi lebih bagus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendeknya, interaksi dipandang sebagai sarana dan lingkungan yang diperlukan untuk memantik, menguji, dan memperkaya sebuah gagasan. Melalui interaksi ini, proses kreatif dalam menciptakan dan mematangkan sesuatu berjalan. Teman kerja satu tim mungkin dapat menambahkan kecil pada ide pemasaran kita. Misalnya, jangan hanya diskon 10%, tapi juga beli satu dapat gratis satu. Apa saja. Atasan boleh jadi malah merombaknya sama sekali.

Nah, jika kita bekerja sendiri di sudut ruang yang kita petak seolah ‘berkantor di rumah’, dapatkah kita memelihara spirit kreatif kita? Akankah benak kita sering mentok ketika ingin melakukan sesuatu: menulis, mendesain grafis, merancang produk dan kemasan, menggambar desain arsitektur dan interior, atau membuat laporan bisnis untuk perusahaan, dan pekerjaan lain yang bisa dilakukan tanpa berkantor di gedung-gedung?

Tentu saja, terkait dengan kreativitas, ada tantangan yang harus dibayar bila kita ingin menghindari kemacetan lalu lintas di saat meninggalkan rumah maupun ketika pulang menuju rumah. Ada yang harus dibayar jika kita tidak mau terburu-buru menuju kantor tanpa sempat sarapan, atau bila kita ingin menikmati kopi dan roti sembari bekerja selepas Subuh tanpa harus cepat-cepat mandi.

Pikiran optimistisnya, selalu ada jalan keluar. Meskipun interaksi tidak seramai di kantor lantaran kita bisa bertatap muka dengan teman kerja atau atasan, tapi pada dasarnya interaksi dapat kita lakukan dengan cara lain. Di samping ngobrol lewat telepon, kita juga dapat ngobrol di ruang virtual, ya meskipun tetap berbeda barangkali suasananya dengan bila kita ngrobrol sambil ngopi di kantor. Kita juga bisa membuat janji ketemu dengan klien sembari makan siang.

Tapi, kita juga bisa ngopi dengan orang lain di kedai kopi, kita bisa bercakap-cakap sembari belanja di pasar, kita bisa berjalan-jalan dan bertatap muka dengan orang yang baru kita kenal. Hemat saya, interaksi ini juga mampu memantik lahirnya gagasan baru, juga mengujinya dan memperkayanya.

Bahkan, jika sedang malas keluar rumah, di rumahpun Anda tetap bisa membangun semangat kreatif. Misalnya, bekerja di teras belakang untuk beberapa waktu. Jika pikiran tetap menumbuk dinding, matikan laptop, kita segarkan pikiran dengan menghirup udara segar, menyiram tanaman, atau mungkin memasak jika Anda suka. Jika tetap mentok, tanyakan pada diri sendiri: Apa sih yang tengah mengganggu? (sbr foto: jobs.aol.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler