x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kenali Tantangan Big Data Anda

Kemampun big data analytics merupakan keunggulan yang dicari di tengah kompetisi bisnis yang ketat. Namun, sejumlah tantangan perlu Anda atasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam lingkungan bisnis yang berubah-ubah dengan cepat (volatile), sebagai pengambil keputusan Anda memerlukan valuable insights yang tersedia dengan cepat dan akurat untuk mengambil keputusan dan bertindak. Apa yang harus saya lakukan menghadapi distribusi produk yang tidak merata maupun customer churn yang cenderung meningkat?

Di berbagai kota, pemerintahan dibuat pusing oleh kemacetan lalu lintas yang tak kunjung teratasi. Kejahatan cenderung meningkat, jumlah maupun tingkat kesadisannya. Warga mengeluh pelayanan publik tak kunjung membaik: antrian panjang, waktu tunggu lama, hingga tarif meningkat. Warga kota mengeluhkan tingkat polusi udara yang semakin menyesakkan dada. Banjir setia berkunjung di musim hujan dan air bersih susah didapat di musim kemarau.

Data mengenai semua persoalan itu sebenarnya sudah tersedia, tapi bagaimana menemukan ‘mutiara’ di dalamnya? Mutiara ini berupa wawasan yang berharga (valuable insights), mungkin berupa pola dan kecenderungan. Misalnya saja, pada sore hari tingkat kemacetan di jalan tertentu cenderung meningkat tajam.

Yang kini menjadi ‘tren’ bagi para pengambil keputusan, baik di lingkungan bisnis, pemerintahan, think tank, maupun ilmuwan ialah pemanfaatan big data analytics—kemampuan menganalisis data yang volumenya sangat besar, formatnya beragam (video, teks, angka, suara), tidak teratur, serta kecepatan pergerakannya tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemampuan analisis big data ini diyakini mampu membantu untuk mengatasi ragam persoalan. Bagi pelaku bisnis seperti Anda, insights yang diperoleh akan bermanfaat untuk mengambil keputusan yang cepat dan akurat: kapan melempar produk ke pasar, promosi seperti apa yang tepat untuk pasar yang ditargetkan, hingga bagaimana mengatasi keluhan konsumen sebelum menularkan kabar buruk dengan cepat bagaikan virus. Kemampun big data analytics merupakan keunggulan yang dicari di tengah kompetisi bisnis yang ketat.

Namun, kenyataannya, dalam upaya menemukan ‘big value’ ini, perusahaan, pemerintahan, maupun organisasi lain dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tidak mudah diatasi. Big data bukan sekedar timbunan atau banjir informasi, melainkan dataset yang besar dan kompleks sehingga amat sukar dikelola dengan peranti database konvensional. Kita tak bisa mengolah big data dengan memakai, misalnya, peranti lunak Excell.

Tentu saja ada jalan keluar untuk mengatasi berbagai tantangan ini. Namun, mengenali terlebih dulu apa tantangan yang disodorkan big data merupakan cara yang disarankan agar Anda dapat memutuskan solusi mana yang tepat untuk Anda pilih.

Tantangan pertama, kualitas data yang terkait dengan integritas dan ketidakteraturan data. Data dapat bersumber dari internal maupun eksternal organisasi, sehingga integritasnya tidak selalu terjamin, dalam pengertian kebenaran dan akurasinya dapat dipertanggungjawabkan. Begitu pula, tidak semua data terstruktur dan, karena itu, menjadi tidak mudah untuk memahaminya. Di seluruh dunia, volume data tidak terstruktur diperkirakan mencapai 80% dari volume total. Cuitan lewat Twitter merupakan contoh data yang tidak terstruktur.

Kedua, fragmentasi data. Dalam kebanyakan organisasi, data terfragmentasi. Setiap departemen atau bagian dan unit bisnis menyimpan data sendiri. Tidak ada departemen yang khusus menangani manajemen keseluruhan data dan menjamin kebenaran, konsistensi, maupun kebaruannya. Data yang terfragmentasi ini berpotensi menghalangi Anda dalam memahami kerumitan persoalan. Anda mungkin menyangka persoalannya mudah ditangani ketika melihat data yang tersedia di bagian tertentu, tapi Anda mungkin terkeju ketika melihat kaitannya dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit pada 2012 menunjukkan bahwa fragmentasi data merupakan tantangan terbesar (57%) yang dihadapi organisasi: terlalu banyak silo sehingga data tidak ditampung secara terpusat.

Ketiga, infrastruktur. Big data terlampau kompleks untuk dihimpun, disimpan, dan dipahami. Pengelolaan big data membutuhkan infrastruktur, tempat penyimpanan, bandwidth yang lebar, peranti komputer, dan sebagainya dengan beban kerja yang sangat bervariasi. Jumlah infrastruktur yang Anda perlukan juga bervariasi, terkadang banyak, di waktu lain sedikit, tergantung kebutuhan. Sementara itu, membangun infrastruktur sendiri membutuhkan biaya tinggi.

Keempat, tantangan platform dan aplikasi. Karena big data analytics tengah menjadi trend, tak mengherankan apabila banyak perusahaan teknologi informasi yang terjun mengembangkan peranti yang dibutuhkan, baik berupa platform maupun aplikasi untuk analisis. Sejumlah ahli mengingatkan bahwa sebagian peranti yang tersedia belum sangat matang, bahkan relatif baru. Karena itu, menurut mereka, diperlukan kejelian dalam memilih platform dan aplikasi yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, termasuk mempertimbangkan besar anggaran yang Anda alokasikan untuk big data analytics.

Kelima, bila Anda ingin mengembangkan kemampuan analisis, tantangan brainware tak kalah besar. Anda perlu orang-orang yang terampil dalam menganalisis big data. Anda memerlukan bukan hanya analis bisnis dan orang yang mampu mengoperasikan infrastruktur dan aplikasi, tapi Anda juga membutuhkan data scientist untuk memahami hasil big data analytics. Anda memerlukan orang-orang yang menguasai algoritma statistik dan visualization tools. Mereka ada, tapi jumlahnya masih sedikit. Kekurangan orang-orang terampil dalam analisis data bisa menjadi tantangan serius.

Keenam, tantangan ini terkait dengan budaya organisasi. Apakah organisasi Anda relatif adaptif terhadap perubahan dan inovatif untuk mencoba hal-hal baru? Tantangan yang dihadapi, dalam konteks ini, ialah bahwa manajemen senior kerap tidak memandang big data sebagai aset strategis yang sangat berharga bagi organisasi. Maknanya, apabila Anda menganggapnya sebagai aset strategis, maka ketika Anda terjun ke dalam proyek big data, Anda harus siap berkesperimen, belajar, dan berkembang. Proyek big data bukanlah sesuatu yang sekali jadi dan memerlukan proses pembelajaran.

Itulah enam tantangan terpenting big data analytics. Namun percayalah bahwa setiap tantangan niscaya mendorong Anda untuk menemukan jalan keluarnya. Jalan keluar inilah yang ditawarkan oleh banyak perusahaan yang menyediakan jasa big data analytics. (sbr ilustrasi: bigdatagatech.edu)

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler