x

Iklan

Yantek BPPBAP Maros

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Peneliti Udang Vaname Jelaskan Pentingnya Kesesuaian Lahan Tambak

Karena didasari prinsip akuakultur berkelanjutan, budidaya udang Vaname superintensif dapat menghemat penggunaan sumber daya lahan dan air.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Takalar/13 Juni 2015. Prof Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, MP menjelaskan secara detail tentang kriteria kesesuaian lahan tambak untuk budidaya udang vaname teknologi super intensif.  “Kesesuaian lahan penting sebagai tahapan awal dalam kegiatan akuakultur yang mempengaruhi kesuksesan dan keberlanjutannya serta dapat memecahkan konflik antara berbagai kegiatan dan membuat penggunaan lahan lebih rasional” ungkap peneliti utama Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pengembangan Budidaya Udang Vaname  Superintensif Di Tambak  Kecil (Small Scale Intensive Farm) didasari prinsip akuakultur berkelanjutan, di mana hemat penggunaan sumber daya lahan dan air yang dicirikan dengan proses produksi pada luasan petak tambak yang kecil (ukuran 1000 m2).  Budidaya ini dapat disebut juga industri akuakultur super intensif karena pemanfaatan volume yang kecil untuk padat penebaran udang yang tinggi dengan output produktivitas yang tinggi.  Di samping itu, penanganan beban limbah menjadi satu kesatuan terintegrasi dalam sistem budidaya.  Tidak dapat dikatakan sistem budidaya super intensif berkelanjutan tanpa adanya proses pengolahan limbah budidaya dalam sistem tersebut. Inisiasi industri akuakultur ini menjadi harapan pertumbuhan ekonomi bangsa melalui peningkatan produksi yang berdaya saing untuk mewujudkan spirit swasembada perikanan sebagaimana yang dicetuskan Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan. 

Lebih lanjut, Prof Akhmad memaparkan bahwa evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan spesifik yang dilakukan dengan cara-cara tertentu, yang nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan penggunaan lahan seperti tambak.  “Faktor penting dalam kesesuaian lahan untuk tambak super intensif adalah potensial konstruksi (elevasi, kelerengan, pasang surut, daerah penyangga pantai dan penggunaan lahan lain, jarak dari sumber laut dan tambak lain, dasar pantai); kondisi tanah, kualitas air, iklim ketersediaan infrastruktur, sosial ekonomi dan legalitas.  Sebagai contoh elevasi yang sangat sesuai yaitu 4 – 8 meter” papar alumni University of New South Wales Australia ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhmad menjelaskan hal tersebut dalam kegiatan bimbingan teknologi budidaya udang vaname teknologi super intensif yang diselenggarakan oleh BPPBAP di Instalasi Tambak Percobaan Punaga Takalar, Sabtu/13 Juni 2015.  Peserta bimtek tersebut berasal dari staf teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, Barru, Pinrang.  Selain itu ada peserta dari Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Berau Kaltim.  Kepala BPPBAP, Dr. Andi Parenrengi mengatakan bimtek tematik yang berlangsung dari tanggal 10 – 16 Juni 2015 merupakan kegiatan techno park akuakultur dengan peserta yang dikhususkan dari unsur Dinas Kelautan dan Perikanan beberapa kabupaten yang memiliki pengembangan tambak super intensif di daerah tersebut.

Website : http://bppbapmaros.kkp.go.id

Twitter : @bppbap_maros

Ikuti tulisan menarik Yantek BPPBAP Maros lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler