x

Iklan

Ken Ciro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Janji Kurang Ajar Memphis Depay

Banyak pemain ogah merayakan golnya ke Manchester United. Alasan mereka, itu adalah cara menghormati bekas klub yang pernah dibelanya, yang membesarkan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini janji yang semoga bisa ditepati Memphis Depay, pemain Manchester United. Katanya, kalau dini hari saat bertanding melawan PSV Eindhoven dia mencetak gol, dia akan bergembira ria. Termasuk merayakannya dengan gegap gempita. “Ini tetap sebuah pertandingan, kalau saya membuat gol, saya akan tetap merayakannya,” katanya seperti ditulis Dailymail. 

Bermain melawan bekas klub memang sangat emosional. Reaksi mereka pun macam-macam. Ada yang lebay, seperti yang ditunjukkan Roberto Baggio. Ketika sudah berseragam Juventus, dia berhadapan dengan tim sebelumnya, Fiorentina. Di lapangan dia ogah mengambil tendangan penalti ke gawang bekas klubnya itu. Padahal biasanya dialah sang eksekutor. 

Ada juga menyebalkan. Salah satunya adalah Emmanuel Adebayor yang saat bermain di ManchesterCity melakukan selebrasi keterlaluan. Saat menjebol gawang Arsenal – bekas klubnya, dia berlari ke arah fans Arsenal dan melakukan selebrasi sekaligus provokasi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun yang umum adalah memilih ogah merayakan golnya ketika menjebol gawang bekas klubnya. Robin van Persie – ketika bermain di Manchester United, memilih diam ketika pertama kali dia membobol gawang Arsenal, bekas klubnya. Meski kemudian di gol-gol berikutnya dia juga bersorak-sorai. Cristiano Ronaldo, juga sama. Dia ogah merayakan golnya ke Manchester United. Alasan mereka, itu adalah cara menghormati bekas klub yang pernah dibelanya, yang membesarkannya. 

Tak semua orang setuju dengan cara ogah selebrasi itu. Kenny Dalglish, legenda Liverpool terbelalak dengan sikap para pemain itu. Gaya selebrasi diam itu, sangat aneh buat dia. Padahal, mencetak gol adalah puncak dari segalanya dalam sepak bola. Dia menjadi akhir semua usaha yang sudah dirancang bahkan jauh sebelum wasit menyemprit peluit saat pertandingan dimulai.

Dalglish pernah mengalami hal itu. Sebelum pindah ke Liverpool, dia adalah pemain Celtics. Ketika kedua tim itu bertemu, dia merayakan kegembiraan saat mencetak gol. “Saya tidak tahu apakah ada orang yang marah. Saya tidak pernah bertanya,” katanya. 

Menurut dia, semua terjadi begitu saja. Sangat alami untuk mengekspresikan emosi ketika mencetak gol, katanya lagi. Dia tidak terlalu tidak suka dengan trend sekarang seperti yang ditunjukkan Ronaldo dan pemain lainnya. 

Dalglish mungkin terlalu cepat menjadi pemain sepak bola. Dia mencapai kegemilangannya saat pemain sepak bola belum seperti sekarang.  Sepak bola bukan lagi sekadar bikin gol.  Jutaan mata melihat aksi mereka di layar televisi.

Mereka, selain memperagakan kehebatan di lapangan juga mempertontonkan sebuah drama. Ekspresi mereka, yang mencetak gol ke gawang bekas klubnya -- yang berbeda dengan teman-teman menjadi santapan mata yang menyenangkan untuk pendukung klub bekas klubnya. Meski untuk itu dia harus menahan kegembiraan yang tertahan.

Aneh, memang. Padahal, mencetak gol adalah puncak dari segalanya dalam sepak bola. Tak aneh bila juga ada yang lupa dengan janjinya. David Luiz adalah contohnya. Semula ketika PSG bertanding melawan Chelsea, dia berjanji akan diam kalau mencetak gol. Nyatanya dia lupa, dia pun jejingkrakan setelah menjebol gawang bekas klubnya.

Depay, termasuk satu golongan dengan Dalglish. Bagi dia merayakan gol, bila itu terjadi nanti malam, tetap harus dirayakan. Bukan dia kurang ajar. “Saya menghormati PSV, tapi saat ini saya bermain untuk Manchester United," katanya.@cirokenciro 

Ikuti tulisan menarik Ken Ciro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler