x

Politisi Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo. TEMPO/Imam Sukamto

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bu Dewie Tabur Angin, Pak Wiranto Menuai Badai

Salah satu yang ditangkap bukan orang sembarangan. Dia, adalah Bu Dewi Yasin Limpo.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menangkap enam orang dalam sebuah operasi tangkap tangan atau OTT. Salah satu yang ditangkap bukan orang sembarangan. Dia, adalah Bu Dewie Yasin Limpo. 
 
Bu Dewie Yasin, bukan orang sembarangan. Dia, anggota DPR. Wakil Rakyat. Bu Dewi juga bukan keturunan orang biasa. Dia, adalah adik kandung Pak Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan. Saat ini, Bu Dewi Yasin, tercatat sebagai anggota Komisi dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat. Komisi ini membidangi masalah energi, sumber daya mineral, riset dan teknologi, dan lingkungan hidup. Orang bilang ini salah satu komisi 'basah'.
 
Bu Dewi ditangkap KPK, kabarnya karena diduga ikut terlibat dalam megaproyek di Sulawesi yang bermasalah. Saat saya menulis ini, belum ada keterangan lebih lanjut dari KPK, di proyek apa, Bu Dewi Yasin terlibat. 
 
Tapi kabar di tangkapnya Bu Dewi Yasin, tentu bukan kabar yang enak didengar. Dan, yang paling tak enak mendengar ditangkapnya Bu Dewi Yasin, adalah Pak Wiranto, bos Partai Hanura, partai di mana Bu Dewi Yasin bernaung.
 
Pak Wiranto pastinya malu bukan kepalang. Publik pasti akan menyorot negatif partai yang dipimpinnya. Padahal, prestasi Hanura belum kinclong-kinclong amat. Sejak didirikan, raihan suara Hanura dari pemilu ke pemilu belum menggembirakan. Karena Hanura masih jeblok, ambisi Pak Wiranto jadi Presiden pun kandas. Bahkan, telah kandas, sebelum Pak Wiranto jadi calon Presiden.
 
Padahal, ketika itu Pak Wiranto disokong oleh Pak Hary Tanoesoedibjo, konglomerat pemilik tiga stasiun televisi. Iklan digeber, bahkan sampai-sampai Pak Wiranto sempat main sinetron demi mendongkrak popularitas. Tapi, apa daya, segala upaya yang sudah dilakukan tak berbuah hasil. Hanura jeblok, Pak Wiranto pun gagal jadi capres. Hanya jadi capres saat deklarasi. 
 
Untung kemudian pilihan politik Pak Wiranto mendukung Pak Jokowi dan Jusuf Kalla, tepat. Dalam Pilpres, Pak Jokowi dan Pak Kalla menang, menyingkirkan rivalnya, Pak Prabowo dan Pak Hatta Rajasa. Sayang, Pak Hary Tanoe berbeda jalan, lebih memilih Pak Prabowo dan Pak Hatta. Akhirnya kongsi politik dengan Pak Hary Tanoe bubar jalan. 
 
Partai Hanura pun, akhirnya jadi partai pemerintah. Dan, dua kadernya yakni Mas Yuddy Crisnandie dan Pak Saleh Husin jadi menteri di kabinet kerjanya Pak Jokowi dan Pak Kalla. Pak Wiranto sendiri tetap jadi ketua Hanura. 
 
Tapi, badai datang. Salah satu kadernya, Bu Dewi Yasin Limpo dikabarkan di tangkap KPK. Ini badai besar bagi Pak Wiranto. Bu Dewi Yasin ibarat yang menabur angin, Pak Wiranto kini yang harus menuai badainya. Dan, ia kini harus 'bersaksi' di tengah badai yang ditabur Bu Dewi Yasin.  Tapi, 'kesaksian' yang tak mengenakan, karena harus mengungkap malu dengan tertangkapnya Bu Dewi Yasin. Selamat bersaksi Pak Wir...
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB