x

Iklan

Irfan Budiman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jose Mourinho Terseruduk Kambing Hitamnya Sendiri

"Semula karena arogansi kami yang akan segera membaik di kemudian hari. Tapi ternyata hal itu sulit terjadi.”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jose Mourinho hanya punya tiga hari lagi di Stamford Bridge. Desas-desus sudah sedemikian santer bahwa pertandingan melawan Liverpool, Sabtu mendatang, menjadi penentuan nasibnya bersama “The Blues”. Kalah lagi melawan The Reds, tamat sudah kariernya. 

Tapi rumor lain juga beredar kencang. Bahwa seperti yang dialami Brendan Rodgers ketika dipecat Liverpool, bulan lalu, sejatinya keputusan kelanjutan karier pria berumur 52 tahun ini sudah diambil sebelum pertandingan itu. Kalah atau menang, nasib Mourinho sudah ada di tangan Roman Abramovich. 

Sebab, yang sebenarnya terjadi, setelah mengalami kekalahan dari Southampton, 3 Oktober lalu, para petinggi klub memutuskan untuk menelaah tiga hasil pertandingan sesudahnya. Hasilnya, tidak menyenangkan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah mengalahkan Aston Villa, mereka hanya bisa meraih hasil draw saat melawan Dynamo Kiev dan kalah oleh West Ham. Hasil inilah yang kemudian memicu kemarahan Abramovich. 

Kabar lain menguatkan soal itu. Pihak klub sudah melakukan gerilya untuk mencari pelatih pengganti. Nama-nama Carlo Ancelotti, eks manajer Real Madrid yang juga pernah menangani Chelsea, disebut-sebut sebagai kandidat kuat. Abramovich merasa paling klop dengan pelatih asal Italia itu. 

Namun, andai Ancelotti menolak--dengan alasan masih ingin menikmati cutinya--Guus Hiddink adalah pelatih yang akan diberi pekerjaan sementara hingga musim usai. Selain Ancelotti, dua pelatih muda juga diincar Abramovich. Mereka adalah Pep Guardiola dan Diego Simeone--pelatih asal Argentina yang kini menangani Atletico Madrid. 

Memecat Mourinho bukan hal mudah. Chelsea harus mengeluarkan uang yang banyak, hingga 700 miliar, sebagai kompensasi atas pemutusan kontrak kerja dengan pelatih asal Portugal itu yang baru saja diteken, awal musim lalu. 

Kondisi Chelsea memang menyedihkan. Juara musim lalu itu kini terpuruk di posisi ke-15 dengan hanya mendapatkan 11 poin dari 10 laga yang sudah dimainkan. Abramovich dikabarkan tak sudi melihat klubnya teraniaya seperti itu. 

^^^ 

Bek Chelsea, Garry Cahill, menggelengkan kepala ketika ditanya sebab mundurnya penampilan timnya. “Awalnya, saya kira ini akibat kesombongan kami semata yang akan segera membaik di kemudian hari. Tapi ternyata hal itu sulit terjadi,” katanya. 

Penampilan Chelsea memang tak kunjung membaik. Malah sebaliknya, mereka terpaksa menelan banyak kekalahan. Total sudah lima kali mereka kalah di musim ini. 

Toh begitu, menurut Cahill, dengan merosotnya performa tim, sikap para pemain sudah jelas memberikan dukungan kepada sang manajer, Jose Mourinho. 

Seperti yang terjadi pada 2007, ketika Mourinho pergi dari Stamford Bridge, yang berselisih paham dengan Abramovich soal kebijakan transfer, semua pemain berada di belakang pelatih asal Portugal itu. 

Ketika pemecatan terjadi, seluruh pemain pun meledakkan tangis. Didier Drogba dikabarkan yang paling berat menerima kenyataan bahwa orang yang membawanya ke London harus pergi. Drogba menangis sesenggukan. 

Pun dengan yang terjadi saat ini. Para pemain senior, seperti John Terry--yang jadi pemimpin para pemain--sepenuhnya berada di belakang Mourinho. Tak ada satu pun orang, apalagi sekelompok pemain, yang menginginkannya pergi. “Mereka hanya ingin Jose yang dulu kembali lagi,” kata orang dalam. 

Menurut orang dalam, perubahan tingkah laku Jose di musim ini teramat membingungkan. Jose, yang sebelumnya dikenal oleh para pemainnya lebih suka memberikan kritik secara tertutup kepada para pemainnya, yang dilakukan di ruang ganti, memilih jalan berbeda. 

Di musim ini, Mou mengkritik secara terang-terangan di depan publik yang kemudian ditulis oleh media di Inggris yang terkenal bengis. Meski tak menyebutkan nama, dia menunjuk sebab kekalahan karena beberapa pemain yang bermain buruk. 

Hal itu kemudian diulanginya di kesempatan lain. Nemanja Matic pun menjadi korban. Saat bertanding melawan Southampton, dia dimasukkan Mou di babak kedua. Namun hanya bermain selama 27 menit, dia kemudian ditarik kembali. “Bukan untuk mempermalukannya, tapi karena dia tidak bermain dengan baik,” katanya. 

Belakangan bukan lagi para pemainnya yang dijadikan kambing hitam sebagai biang kekalahan. Mou menyasar wasit. Dia menuding wasit yang membuat timnya kalah. Akibatnya, dia pun kena berbagai hukuman. 

Dia didenda uang sebesar 50 ribu pound atau sekitar Rp 1 miliar dan dilarang mengikuti satu pertandingan gara-gara mengkritik wasit Bob Madley setelah kalah oleh Southampton. 

Akhir pekan lalu, Mou juga menambah panjang daftar dosa lainnya berseteru dengan wasit Jon Moss. Akibatnya, dia pun harus berada di tribun menyaksikan anak buahnya bertanding di lapangan dan juga mendapat hukuman berupa denda. 

Namun, dari sekian banyak tingkah kontroversial Mou, perseteruannya dengan staf medis Eva Carneiro merupakan yang paling menyedot perhatian. Carneiro juga dijadikan kambing hitam menyusul hasil imbang di laga pertama musim ini. 

Carneiro dituding “lebay” dalam memberikan perawatan terhadap Eden Hazard, yang dianggap tidak mengalami cedera berat. Karena tak ada Eden di lapangan, selama beberapa saat mereka kehilangan kesempatan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Kata-kata tak enak didengar pun keluar dari mulutnya. Mou beruntung. Dia yang lolos dari ancaman hukuman. 

Eva Carneiro, buruknya permainan anak asuhnya, dan juga wasit dijadikan Mourinho sebagai kambing hitam--yang kemudian menyeruduknya dari berbagai sisi dan membuat Mou dan timnya kini terpuruk. 

^^^

Bukan sekali ini saja Mou menuai masalah. Tapi, seperti yang terjadi di Real Madrid, tiga tahun lalu, saat hampir pasti dipecat, klub-klub lain menerima dengan tangan terbuka. Termasuk Chelsea yang kini menampungnya. 

Kabar yang beredar juga menyebutkan Mourinho tengah mempersiapkan ketika kemungkinan terburuk terjadi. Perwakilannya dikabarkan sudah mencari klub yang meminatinya. Klub AS Monaco dan Inter Milan dikabarkan tertarik untuk memakai jasanya. 

Apa pun yang terjadi, Mou memang tetap “The Special One”. Persis seperti dia menjulukinya dirinya.

 

 

Foto: haveeru.com.mv

Ikuti tulisan menarik Irfan Budiman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler