Mayjen TNI Purwadi Mukson dan Irjen Pol Irza Fadli
PALEMBANG - Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson mengatakan, jumlah anggota TNI dari Kodam III Siliwangi yang bentrok dengan anggota Polisi di Kota Lubuk Linggau, bukan dua orang (indonesiana.tempo.co 14 November 2015 pukul 14.41 wib), tapi sebanyak delapan orang.
Dua tertembak kita dipindahkan perawatannya dari Rs Sakit Siti Aisyah, Lubuk Linggau ke Rs AK Gani Palembang, sedangkan enam lainnya langsung kita kembalikan kekeatuannya di Bandung.
Kedelapan anggota TNI dari Kodam III Siliwangi itu, kata Pangdam II Sriwijaya Purwadi Mukson, Sabtu siang 14 November 2915 di Palembang, datang kewilayah ini tanpa koordinasi. Kita mengetahui mereka berada di Lubuk Linggau, setelah bentrok dengan anggota Polres disana.
Anggota Den Intel itu masuk ke rumah orang tanpa permisi, kata Pangdam, mereka tidak mengetahui kalau Kota Lubuk Linggau itu daerah rawan. Coba kalau koordinasi, terutama dengan aparat Polresnya, pasti tidak akan terjadi hal-hal seperti itu.
Pangdam tidak menjelaskan secara rinci nama dan tujuan kedelapan anggota Kodam III Siliwangi datang kewilayah Sumsel. Katanya, kata Pangdam, mau menangkap DPO. Saya juga kurang paham, katanya.
Sementara Kapolda Sumsel, Irjen Pol. Iza Fadri mengatakan, bentrok itu terjadi berawal laporan pengaduan Hendy (25) dari Desa Ujan Emas Lama, Kecamatan Ujan Emas, Kabupaten Muara Enim, nomor laporan LP/B-584/XI/2015/Sumsel/Res.Muara Enim, pada hari Kamis,12 November 2015, tentang penculiakan terhadap Hedianto (41) keluarganya yang tinggal di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Benakat, Muara Enim.
Anggota Polres tidak mengetahui kalau itu anggota kodam III Siliwangi, yang melakukan pengejaran DPO. Kajadian itu hanya miskomunikasi. Maslah itu sudah di tingkat pimpinanuntuk menyelesaikannya, kata Kapolda.
Menurut sumber indonesiana.tempo.co, Hendy dalam laporannya ke Polres Muara Enim menceritakan kejadiannya, bahwa pada hari Selasa 10 November 2015 sekitar pukul 20.00 Wib, datang seseorang kerumah Hedianto dengan alasan untuk mencari kayu.
Emi, istri Hedianto keluar rumah menemui orang yang belum dikenalnya mengaku mencari kayu itu, beberapa saat kemudian Hedianto datang menemui istrinya yang sedang berbincang dengan orang yang belum dikenalnya.
Orang itu memanggil temannya, dua orang dari dalam mobil warna putih keluar mendekati mereka, selanjutnya datang lagi mobil warna hitam, dua orang keluar dari dalam mbobil dan langsung menyeret Hedianto dengan todongan pistol masuk kedalam mobilnya dan mobil berwarna putih dan hitam itu pergi kearah Lubuk Linggau.
Pada hari Rabu, 11 November 2015, Hedianto menelepon istinya member tahu, kalau ia berada di Lubuk Linggau meminta dikirimi uang sebesar Rp 10 juta, untuk memenuhi orang yang menculiknya. Uang sebanyak itu dikirim melalui BRI atas nama Suwandi sekitar pukul 14.00 wib.
Besok harinya, Kamis, 12 November 2015 seseorang bernama Sainan dari Kabupaten Lahat diduga perantara penculik mendatangi keluarga Hedianto, memberitahukan, apabila dalam dua hari Hedianto tidak di urus, maka mereka akan membunuhnya.
Pada hari Jumat, 13 November 2015, Hadi salah satu keluarga Heidnato dating dating ke Polres Menceritakan keberadaan Hedianto meminta dikirimi uang Rp 10 juta memenuhi permintaan penculik. Kemudian kalau dalam dua hari Hedianto tidak di urusi, maka penculiknya akan membunuh korbannya.
Selanjutnya, anggota Sat Reskrim Polres Muara menggunakan dua buah mobil bersama keluarga Hedianto juga menggunakan dua buah mobil berangkat ke Lahat menemui Sainan di rumah makan Pade, di Simpang Rimbang Kemambang, langsung mengajak Sainan berangkat ke Kota Lubuk Linggau.
Dalam perjalanan, Sainan dihubungi pelaku, menyuruhnya naik travel sambil berpesan tidak menghubungi polisi. Setiba di Lubuk Linggau rombongan ke Polres berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Lubuk Linggau.
Ketika di Polres, Sainan dihubungi kembali oleh pelaku dan dimintanya menunggu di Hotel Wijaya. Disana nanti akan dijemput anggota TNI berpakaian dinas, kata sipenculik.
Mengetahui ada oknum TNI, anggota Polres Muara Enim dan Polres Lubuk Linggau kordinasi dengan Komandan Sub Denpom Linggau, Kapten Syarifudin yang meminta kepada anggota Polres untuk memastikan, kalau pelakunya anggota TNI.
Selanjutnya, anggota Polres dan keluarga Hedianto menuju Hotel Wijaya dan setiba disana, Sainan dihubungi pelaku agar diminta menemui pelaku di Rumah Makan Simpang Raya sambil menyebutkan ia menggunakan mobil Rush warna hitam.
Dilokasi persis didepan Alfamart, terlihat mobil Rush warna hitam, namun untuk memastikan apakah pelaku berada didalam mobil itu, salah satu anggota Polres Muara Enim masuk ke Alfamart dan ternyata pelakunya ada didalam mobil itu, selanjutnya anggota Polres Muara Enim dan Lubuk Linggau langsung melakukan penyergapan dan kontak senjata antara anggota Polres dan Pelaku terjadi.
Selanjutnya dua pelaku yang terkena tembakan keluar dari mobil, mengaku anggota TNI dari Kodam III Siliwangi. Tim Buru Segap Polres Lubuk Linggau langsung memberikan pertolongan, membawa mereka ke Rs Siti Aisyah untuk mendapat perawatan.
Sesaat kemudian datang lagi sekelompok orang berbaju loreng mengeroyok Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau, AKP Arif Mansyur yang berada ditempat kejadian. Arif kemudian dibawa ke UGD Rs Siti Aisyah untuk mendapatkan perawatan, karena kaki kanannya terkena serpihan peluru.
Kemudian ketika anggota Polisi Militer sedang melakukan pendataan terhadap mobil yang digunakan pelaku Kabag Ops Polres Lubuk mendekati mereka, disusul Kanit Intel Polres Lubuklinggau, Ipda Asri mendekati rombongan itu melihat gegalagat kurang bagus, ia langsung mengeluarkan pistolnya.
Namun rombongan berpakaian loreng dilokasi itu beraksi untuk merampas pistol Asri, salah seorang dari mereka memukul bagian kepala Asri menggunakan pistol.
SYAFARUDDIN
Ikuti tulisan menarik Syafaruddin lainnya di sini.