x

Iklan

Syafaruddin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Polres Gelar Pra Rekonstruksi Penculikan Oleh Oknum TNI

Selama diculik, Hedianto diminta oleh oknum TNI Siliwangi uang Rp10 juta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Adegan pra rekonstruksi di depot kayu milik Hedianto

PALEMBANG – Pra rekonstruksi penculikan Hedianto (41) oleh delapan oknum anggota TNI dari Kodam III Siliwangi, Minggu, 15 November 2015, dilaksanakan di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Benakat, Kabupaten Muaraenim. Sedangkan untuk peristiwa penyekapan di Kota Lubuk Linggau digelar Markas Polres Muara Enim. (indonesiana.tempo.co, Sabtu, 14 November 2015)

Pra rekonstruksi ini dihadiri Kapolres AKBP Nuryanto dan sejumlah pejabat Polres, untuk menggambarkan penyelamatan Hedianto yang disekap di Kota Lubuk Linggau dan di Desa Pagar Dewa. Namun ketika Hedianto tiba di desanya, isteri, anak dan keluarganya menyambut histris, seorang diantaranya tidak sadarkan diri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penculikan di desanya diawali kedatangan Hendy menggunakan sepeda motor yang dikemudian Salamun, penduduk desa Pagar Dewa untuk bertemu Hedianto untuk membeli kayu, namun Hendy hanya bertemu istri Hadianto bernama Emi.

Belum lama menunggu Hedianto tiba didepan rumahnya dari kebun berkendaraan truk bak terbuka. Ketika sedang berbicara dengan Hendy, datang mobil Rush putih kedekat mereka, disusul datang lagi mobil rush hitam.

Beberapa orang turun memaksa Hedianto dengan todongan pistol masuk ke dalam mobil yang mereka kendarai. Melihat kejadian itu istrinya berteriak meminta tolong, beberapa orang datang, namun diantara penculik berteriak, jangan bergerak sambil mengacungkan pistol dan mobil yang membawa Hedianto pergi entah kemana.

Adegan berikutnya keluarganya melaporkan penculikan ke Polres Muara Enim, berikutnya Emi menerima telepon dari suaminya, meminta dikirimi uang Rp. 10 juta ke rekening Suwandi di BRI untuk penculiknya dan ia memberitahun berada di Lubuk Linggau.

Uang dikirim dan Emi bersama keluarganya mengetahui  keberadaan suaminya mendatangi ke Polres Muara Enim. Dua kendaraan anggota Polres bersama dua keluarga Emi berangkat menuju Kota Lubuk Linggau.

Di Lubuk Linggau diperagakan dihalaman Satreskrim Polres Muara Enim melibatkan anggota terlibat di lapangan, termasuk Emi dan Sainan keluarganya. Kanit Pidum Ipda Heri Irawan tidak hadir, masih dirawat di RSUD dr. HM Rabain, perannya digantikan oleh anggotalain. Sedangkan pelaku penculikan, diperankan anggota Polres Muara Enim.

Ada 9 adegan diperagakan, dimulai dua kendaraan anggota Polres dan dua kendaraan keluarga Hedianto tiba di Polres Lubuk Linggau minta di back up, selanjutnya mereka menuju sasaran berlokasi didepan Alfamart. Tiba disana salah seorang anggota Polisi masuk  kedalam Alfamart, berpura-pura membeli rokok.

Tujuannya untuk memastikan keberadaan korban, namun belum sempat beraksi, tiba-tiba dari samping mobil Rush hitam yang parkir didepat Alfamart mengacungkan pistol ke atas dan ada yang mengarahkan ke anggota Polisi, sehingga terjadi baku tembak.

Beberapa saat kemudian, salah seorang penculik yang tertembak berteriak, mengaku anggota TNI Kodam III Siliwangi.  Mendengar teriakan itu Kanit Pidum Ipda Heri memerintahkan anggotanya membantu dan diketahui ada dua orang tertembak, langsung dibawa ke rumah askit Siti Aisyah Lubuk Linggau untuk mendapat perawatan.

Di Rs itu diketahui kalau kedua oknum TNI tertembak dibagian rusuk bernama Edy Sutrisno berpangkat Kapten dan Dadang, Sersan Dua. Dalam peristiwa itu dua anggota Polisi menderita luka-luka dipukul oknum TNI. Sementara Hedianto usai terjadi tembak menembak, ternyata masih duduk dikorsi tengah mobil Rush warna hitan, ia dikeluarkan dari dalam mobil itu, selanjutnya berkumpul dengan keluarga yang menjemputnya.

Menurut Hedianto, ceritanya Herman yang berdomisili Lampung datang menemuinya meminta dicarikan pinjamkan uang sebesar Rp. 27 juta dan borohnya sebuah mobil Innova. Karena ragu apakah mobil itu hasil curian, lalu ia miknta STNK mobil itu kepada Herman untuk dicocokan dengan nomor Polisi bobil tersebut dan hasilnya cocok.

Selanjutnya Hedianto menghubungi Haryono yang tinggal di Prabumulih untuk mencarikan orang yang mau meminjamkan uang ditawarkannya sebesar  Rp 37 juta dengan menggadaikan mobil Inova. Kemudian Haryono datang menemuinya mengatakan ada yang mau, namanya Deni tinggal di Lubuk Linggau.

Ia bersama Haryono dan Herman mengendarai mobil itu berangkat ke Lubuk Linggau menemui Deni, namun pinjaman uang Rp. 37 juta dengan menggadaikan mobil itu diberikan Deni 3 kali dan jumlahnya hanya mencapai Rp. 23 juta, masing-masing, pertama Rp. 8 juta  Rp 10 juta dan Rp 5 juta.

Uang itu diserahkan kepada Herman Rp. 20 juta, Rp 2 juta biaya selama beberapa hari di Lubuk Linggau dan sisanya Rp 1 juta diberikan kepada Haryono. Sekitar sebulan dari menggadaikan mobil itu, Hedianto didatangi pelaku penculik.

Selama di Lubuk Linggau, Hedianto mengaku diborgol, ketika berada di hotel mapun didalam mobil untuk mencari Deni. Ia diminta penculiknya menghubungi keluarga minta dikirimi uang Rp 10 juta ke rekening Suwandi via BRI. Karena takut diancam akan dibunuh, ia menelopon istrinya menggunakan Hp penculik, secepatnya mengirimkan uang Rp 10 juta itu.

Hedianto bersama keluarga besarnya mengucapkan banyak terimakasih kepada anggota polisi di Polres Muara Enim dan Polres Lubuk Linggau yang telah menyelamatkan dirinya  dari penculikan tersebut, sebab kalau tidak ada pertolongan pihak Kepolisian, ia mengaku entah apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto mengatakan, pra rekonstruksi dilakukan untuk melihat fakta yang sebenarnya, tidak ada yang kita tutup-tutupi, kita hanya menjalankan tugas menindak lanjuti laporan warga. Tujuan pra rekonstruksi untuk mengetahui gambaran sebenranya apa yang terjadi, guna memudahkan penngusutan, katanya.

SYAFARUDDIN

Ikuti tulisan menarik Syafaruddin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler