Serangan teroris di kawasan Thamrin, Sarinah merupakan upaya teror terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Wilayah ini sangat strategis dan ring satu dekat dengan Istana.
Pola serangannya pun mirip dengan di Paris, Prancis beberapa waktu. Teroris melakukan ledakan dan tembakan secara membabi buta.
Model inilah yang sekarang menjadi trend dari kalangan kelompok teroris terutama ISIS.
Dulu, para teroris melakukan bom bunuh diri dan korbannya banyak. Tetapi, sekarang melakukan orkestra sehingga terlihat jagoan.
Tentu saja, bagi para pendukungnya, aksi ini akan dianggap pahlawan.
Adapun target serangan yang dituju itu kepala negara, polisi karena dianggap thoghut yang memerangi gerakan mereka.
Dalam menyikapi kejadian ini Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian mengatakan, pelakunya kelompok Islamic State atau IS biasa orang mengenalnya ISIS.
Kata Tito, serangan ini merupakan bagian persaingan di kalangan internal IS. Ada kelompok IS yang ingin menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara.
Adapun yang patut diduga otak serangan di Sarinah adalah Bahrun Naim. Ia pernah ditangkap Densus 88 karena membawa amunisi.
Bahrun Naim juga menjadi penghubung Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso.
Ikuti tulisan menarik maskusdiono lainnya di sini.