x

Iklan

Ina Tanaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bergaya dengan Tas dari Pelepah Pisang

Pelepah Pisang yang kelihatannya tak berguna dan tak bermanfaat,. Namun, ditangan Pak Achsin Mudoffar pelepah itu berubah menjadi tas yang elegan, bernilai

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Pernakah Anda membayangkan pergi jalan-jalan bersama teman dengan menenteng sebuah tas kesayangan yang terbuat dari pelepah pisang. Bayangan awal pelepah pisang adalah sesuatu yang aneh,sama sekali jauh dari keunikan.

Namun, jangan salah sangka dulu. Di tangan seorang bernama Achsin Mudoffar, pelepah pisang yang kelihatannya tak berguna dan tak bermanfaat sama sekali itu telah disulap menjadi sebuah tas.Kerjainan dan kreativitasnya dimulai dari pengamatan sekian banyak pelepah pisang yang tidak terpakai itu dibuang dengan percuma.Bahkan pelepah pisang di depan rumahnya sering ditebang. Sayangnya pelepah itu justru tumbuh subur. Melihat suburnya pelepah pisang itu tidak dimanfatkan sama sekali, maka Bapak Achsin, mulai berpikir untuk mengolah pisang untuk menjadi sebuah tas yang mempunyai nilai jual.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adalah Achsin Musoffar, pria kelahiran Lamongan,3 Mei 1949 memulai dan merintis usahanya pembuatan pelepah pisang menjadi tas pelepah pisang sejak tahun 1995. Awalnya dia tak tertarik dengan pengolahan pelepah pisang karena banyak hambatan yang dihadapinya saat merintis usaha itu. Mulai dari tenaga kerja, pembelajaran, pelatihan, produksi sampai melatih pasar (test market).

Proses pembuatan pelepah pisang menjadi bahan baku pembuatan tas atau dompet tidak rumit, tetapi juga tidak mudah. Hanya jenis pelepah dari Pisang Batu, Pisang Raja Serah, dan Pisang Mas yang dapat diolah. Pelepah pisang itu terdiri dari dua lapis atau dua keping. Dua lapis itu adalah kulit luar dan kulit dalam.

Diawali dengan penjemuran pelepah pisang secara keseluruahan dari lapis pertama hingga lapis kelima. Lama penjemuran selama lima hari. Tujuan penjemuran agar warna pisang yang berwarna hijau penuh air jadi kering sama sekali, kadar air pelepah pisang berkurang.Warna teksturnya berubah dari warna hijau jadi cream.

Ketika menguliti lapisan pelepah pisang itu mudah, harus dijaga kelembabannya.Cara agar kelembaban terjaga, dengan mengelap handuk dibeirkan air. Serat dari lapis akan terbuka sedikit demi sedikit,selanjutnya dikuliti dari panjangnya lapisan itu. Perlu ketelatenan dalam pembukaan lapisan ,jangan sampai robek dan tetap lembut.

Proses selanjutnya membuat pola. Pola tas dan dompet itu berbentuk kotak, sesuai dengan ukuran tas dan dompet yang diinginkan. Lalu lapisan pelepah dipotong mengikuti pola. Selanjutnay dilapisi kertas karton menggunakan bahan perekat lem agar produk itu dapat bertahan lama. Terakhir dibuatkan puring dijahit dan dipasang resleting.

Sebagai seorang pengusaha yang mengandalkan kepada pemesanan saja, Pak Achsin menghadapi kendala dalam pembayaran secara konsinyasi.  Begitu juga dengan tenaga yang diberdayakan, adalah pengrajin yang telah dilatih sendiri dari tiga kampung. Tidak memiliki karyawan tetap, sayangnya mereka yang sudah dilatih itu tidak sabar menanti sampai order datang.  Modal besar dibutuhkan karena sistem pembayaran secara konsinyasi, baik dari reseller dari toko-toko besar yang membutuhkan waktu jika barang sudah laku.

Tak memiliki tenaga pemasaran. Tempat tinggalnya dijadikan show room. Namun keberhasilan untuk memperluas pangsa pasar produk tas pelepah pisang sampai merambah ke pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta, seperti Sarinah Thamrin, Blok M Plaza, Pasarraya. Di Tangsel ditemukan di Plaza Bintaro, Lotte Mall Bintaro dan WTC Matahari Mall Serpong.

Ekspansi pemasaran ke luar negeri mulai dijajakinya. Seorang eksportir asal India yang bermukim di dekat Bintaro secara berkala mengambil tas pelepah pisang untuk dipasarkan ke Jamaika dan Jepang.

Harapan Pak Achsin yang telah mengikuti UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) supaya menang ketika mengikuti Lomba Pengrajin seluruh Indonesia yang diadakan oleh Pemerintah Tangsel dalam rangka Hari Keluarga Naisonal.

Keberhasilan Pak Achsin dalam mendidik anak-anaknya untuk menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi. Ke depannya beliau berharap ada pengusaha besar mau dan mampu bekerja sama dengan dirinya untuk membesarkan tas dari pelepah pisang.

Beliau pun telah berhasil mendapat predikat Duta kerajinan tangan kota Tangsel, dengan dikirimnya beliau ke Batam untuk berbicara tentang keberhasilannya.

Memberdayakan lingkungan sekitar dengan sumber alam yang ada merupakan hal yang penting dalam penciptaan inovasi, kreativitas dari pelepah pisang jadi tas. Dari hal yang tak bermanfaat nilanya, jadi sesuatu yang bernilai untuk digunakan atau dimanfaatkan sebagai pelengkap gaya berbusana wanita.

Sumber referensi:

1. Wawancara langsung dengan Bapak Achsin Mudoffar

2.  Achsin Mudhofar, pengrajin Tas pelepah pisang di Tangsel

Ikuti tulisan menarik Ina Tanaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler