x

Iklan

Pungkit Wjaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kiprah Arketif Perempuan Revolusioner

Resensi buku Leila Khaled: Kisah Pejuang Perempuan Palestina penulis Sarah Irving (Terjemahan: Pradewi Tri Chatami).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah potret perempuan itu terpajang di dinding rumah. Matanya menunduk ke tanah dan sebuah senjata. Gambar itu mengabarkan kepada dunia bahwa telah lahir kembali suara-suara perlawanan di balik kekejaman perang. Setidaknya, ia setara dengan Che Guevara. Potretnya mendampingi simpul kekuatan revolusioner kaum kiri Palestina. Ia cukup populer dengan sebuah aksinya yang memukau: membajak sebuah pesawat.  Tidak salah, jika icon semangat perlawanan nasionalisme Palestina disematkan pada dirinya.

Leila Khaled. Ia lahir di Haifa 9 April 1944. Sebuah gugusan dunia ketiga yang melawan dominasi politik dan ekonomi Amerika dan meninju rezim reaksioner Arab. Ia adalah aketife perempuan revolusioner Palestina. Sejak bergabung dengan organisasi Popular Front fo The palestine (PFLP), ia memberi semangat baru terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Sekitar  1970-an aksinya mendapat sorotoan dari pelbagai pihak, terkait pembajakan pesawat.

Dengan keberaniannya, ia mampu menonjok dunia dengan aksinya sekaligus membawa semangat nasionalisme Palestina. Sebagai seorang istri sekaligus pemimpin umum Serikat Perempuan Palestina, ia terbilang cukup berani juga cerdas. Ia pernah membajak pesawat untuk mengalihkan rute penerbangan Athena ke kota Haifa, kota kelahirannya. Sebab, ia adalah pengungsi Palestina. Tindakan itu cukup menyita perhatian dunia. Seorang perempuan yang kalem tanpa meninggalkan korban pada peristiwa itu mampu melawan di tengah dominasi.

Boleh dikatakan cukup berani, ia melakukan pembajakan pesawat pada 1969 dan 1970. Dalam peristiwa itu media “Barat” mencapnya sebagai terorist. Stigma itu hanya bangunan yang diciptakan agar ia tak mampu dikenang sebagai pahlawan. Namun, ia memiliki keberanian dan semangat juang yang tinggia. Rakyat Palestina memberikan gelarnya sebagai: She is Freedom fighter. Pada dua peristiwa pembajakan pesawat itu dunia menyimpan ingatan padanya. Ia memperingatkan dunia tentang darah dan cinta dari Palestina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerjemahan kisah perjuangan Leila Khalid ke bahasa Indonesia cukup memperkaya khazanah tokoh kebangsaan. Pradewi Tri Chatami menerjemahkan buku yang ditulis Sarah Irving, Leila Khaled; Kisah Pejuang Perempuan Palestina (2016). Ikhtiar Pradewi dan Penerbit Marjin Kiri patut diapresiasi hendak memperkenalkan Leila Khalid lebih dekat kepada kita. Dari buku ini, kita akan melihat masa kecil, sikap hidup, dan pilihan politik sekaligus perlawanan seorang perempuan. Kisah itu sejalan dengan kemerdekaan Palestina.

Dengan membaca buku ini, kita diajak masuk ke dalam kenyataan terdalam dari Palestina. Tidak hanya perang berbasiskan agama, namun ketegangan senjata dan pandangan politik. Membaca Leila Khalid, melihat kemerdekaan Palestina dari gerakan kiri revolusioner. Selamat Membaca!

Judul: Leila Khaled: Kisah Pejuang Perempuan Palestina

Sarah Irving (Terjemahan: Pradewi Tri Chatami)

Penerbit: Marjin Kiri

ISBN 978-979-1260-51-0

198 + x hlm

  

Ikuti tulisan menarik Pungkit Wjaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler