x

Iklan

istifari hasan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tua di Jalan

Bapak Basuki umur 83 tahun menghabiskan masa tuanya di jalan. Menjual koran hanya karna kesepian yang di tinggal anaknya bekerja dan istrinya meninggal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertemuan yang pasti adalah pagi, ia tak berkhianat pada waktu. Sambutannya selalu hangat dengan sinar matahari, suguhannya adalah berita yang selalu dipersembahkan, dimanapun kita berada. Jangan kawatir  kita tidak akan tuli jika masih mampu untuk melihat, ia yang menyapa kita dengan sapaan “Koran-koran”, tanpa kita sadari yang ia sodorkan adalah berita tentang Indonesia, mulai dari kabar baik hingga kabar buruk tentang Indonesia sampai pada kita, hanya dengan lembaran kerta buran dan tinta hitam.

Aku memanggilnya Pak Tua, wajahnya yang tidak asing di stopan lampu merah Jalan Bandung, tepat di depan Masjid Al-Falah, selalu mencuri perhatianku. Delapan bulan aku mengamatinya tetap saja sama, yang kujumpai hanyalah wajah Tua, rambut putih dan kacamata lawasnya. Setiap kali aku melihatnya, aku selalu kagum dibuatnya, tepat jam 06.00 WIB ia selalu istiqomah di tempat yang sama, dengan pakaian rapi di usianya.

Ada yang mengusikku hingga aku putuskan berkenalan dengannya, saat lampu merah menyala, aku menghampirinya yang sedang berdiri, dengan kebisingan kendaraan di jalan aku berbisk “Pak saya Isti. Bapak siapa?” ia balik berbisik “Namaku Basuki”. Setelah perkenalan itu aku sedikit tau tentang dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diusia 83 tahun, ia hidup dengan 3 anak yang sudah bekerja dan istrinya sudah meninggal, alasan ia menghabiskan waktu di jalan adalah mengurangi rasa kesepian dengan menyuguhkan berita (penjual koran jalanan).

Bukan materi semata yang ia cari, tapi aku menjumpai wajah bahagia saat ia menyuguhkan Koran disamping jendela mobil yang berhenti. Satu hal yang aku garis bawahi, keputusan yang dibuatnya untuk menghabiskan masa tuanya  di jalan adalah satu hal yang istimewa.

"Ia tidak memilih baca Koran dengan secangkir kopi, tapi ia memilih berdiri dan menjual berita di pagi hari, setidaknya ia tau berita apa yang terjadi di Indonesia".

Aku hanya bisa berbagi, seperti apa masa tua kita yang akan kita habiskan. “Basuki” adalah gambaran nyata bagi kita semua yang muda. Jangan pandang sebelah mata mereka yang berdiri di stopan lampu merah, jasanya tidak akan ditulis dalam sejarah, setidaknya dengan ke beradaannya sangat membantu kita dengan mudah untuk mengetahui berita indinesia.

#Tempo45

Ikuti tulisan menarik istifari hasan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler