x

Iklan

Hariyanto Wijoyo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ustadz Ahmad Sudirman, Ustadz yang Bersahaja

Ustadz Ahmad Sudirman, ustadz bersahaja, namun memiliki potensi kemampuan yang tidak dimiliki oleh semua ustadz yang berada di Kota Makassar, yaitu dia menguasai tujuh bahasa asing.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usai menunaikan sholat Ashar berjamaah di Masjid Al Markaz Al Islami, Kota Makassar (19-02-2016), saya pun menyempatkan diri berisitirahat sejenak bersama keponakan-ku, “Khrisna” di masjid tersebut. Belum berapa menit berisitirahat, ekor mataku menangkap satu sosok lelaki yang sangat kukenal, berjalan melintas di depanku.

Aku pun langsung berdiri, bergegas menghampirinya. Senyuman ramah tersungging di bibirnya ketika melihatku mendekatinya, ucapan salampun takzim kuucapkan, Assalamualaikum warahmahtullahi wabarakatuh ustadz Sudirman.

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Jawabnya sembari mengulurkan tangan menjabat tanganku. “Apa kabarmu, lama sekali kita tak berjumpa.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Akupun menjawab, bahwa kabarku baik-baik saja, dan memang sudah setahun lebih saya dan beliau tidak pernah bertemu, sejak kepergianku meninggalkan Kota Makassar menuju Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan.

Nama lelaki itu adalah Ustadz Ahmad Sudirman, sosoknya lelaki murah senyum berusia sekitaran 40-an tahun itu sangat bersahaja di kalangan pengurus Masjid Al Markaz Al Islami. Namun dibalik penampilannya yang bersahaja, Ustadz Ahmad Sudirman sebenarnya termasuk orang yang sangat inspiratif bagi diriku, karena beliau memiliki potensi kemampuan yang luarbiasa, dan tidak semua orang memilikinya, dan saya piker beliau layak masuk kategori Figur Inspiratif #Tempo45.

Selain mampu berdakwah dan mengaji serta mengajar Al Qur’an dengan baik sebagaimana ustadz-ustadz kebanyakan pada umumnya, ia juga sering dipanggil keliling Indonesia untuk berceramah menyebarkan dakwah Islamiyah.

Selain itu ustadz Ahmad Sudirman lebih banyak memasuki kawasan yang jarang dimasuki oleh para pendakwah lainnya, misalnya ia sering melakukan dakwah Islamiyah di Rumah Tahanan dan di Lapas, serta di pulau-pulau terpencil.

Dalam menjalankan misi dakwahnya itu, ustadz Ahmad Sudirman tak pernah menuntut berapa besaran tariff untuknya, semua dilakukannya dengan sukarela, ikhlas semata demi Allah SWT.

Bila ada yang memberi, dan berapapun rupiah yang ia terima selama berdakwah selalu disyukurinya, namun bila tak ada sepeserpun yang ia terima, juga selalu disyukurinya.

Disamping itu, ustadz Ahmad Sudirman juga menguasai tujuh bahasa asing dengan baik, yaitu bahasa Inggris, Arab, Jepang, Jerman, China, Perancis, Belanda, Korea dan Spanyol . Dan kemampuan menguasai tujuh bahasa asing inilah yang tidak dimiliki oleh semua ustadz yang ada di Kota Makassar.

Dengan kemampuan tersebut, ustadz Ahmad Sudirman dipercayakan memimpin Lembaga Kursus Bahasa Asing di Masjid Al Markaz Al Islami Kota Makassar, dan lembaga ini menerima murid-murid untuk diajar bahasa asing tanpa membebankan biaya sepeserpun.

Itulah sosok ustadz Ahmad Sudirman yang saya kenal karena sangat inspiratif. Tak terasa hampir sejam, saya dan beliau menghabiskan waktu untuk mengobrol, hingga akhirnya saya pun memutuskan untuk kembali ke rumah, karena keponakan-ku Khrisna harus menyelesaikan Pekerjaan Rumah-nya agar bisa dikumpul besok pagi di sekolahnya.

 

 

Ikuti tulisan menarik Hariyanto Wijoyo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler