x

Iklan

Julia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fariliyn Danisya, Rela Jual Motor Demi Masyarakat Bangka

Fariliyn Danisya adalah pemuda berprestasi dari Bangka Belitung. Demi membantu masyarakat Bangka, ia rela menjual motornya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin belum banyak yang tahu bila Bangka adalah salah satu penghasil timah terbaik yang ada di Indonesia, baik dari kualitas maupun juga kuantitas. Dari sisi kualitas, timah Bangka telah diekspor ke luar negeri untuk pembuatan senjata api, komponen pesawat hingga smartphone. Bahkan timah Bangka dilirik langsung oleh produk-produk smartphone canggih kenamaan seperti Samsung dan Apple. Sedangkan dari sisi kuantitas, kita bisa dengan sangat mudah menemukan pasir timah di Bangka, bisa ada di belakang rumah, di halaman rumah, di kebun, pantai, bahkan hutan. Hanya saja untuk melihat apakah itu timah dengan kualitas yang baik, butuh kejelian khusus.

Karena hal ini lah, bak gadis cantik yang menjadi incaran para jejaka, timah Bangka juga diburu oleh banyak orang, baik dalam ataupun luar Bangka, mereka tergiur akan manisnya limpahan rupiah yang dihasilkan dari menambang timah. Bagaimana tidak, bila harga dan permintaan timah sedang tinggi, dalam sehari seorang penambang timah manual bahkan bisa menghasilkan tidak kurang dari Rp 100.000, jumlah yang besar hanya untuk satu hari bekerja. Karena isu besarnya penghasilan ini juga, ada banyak anak-anak dan remaja di Bangka yang putus sekolah demi menekuni profesi sebagai penambang timah.

Pesona timah juga menyebabkan menjamurnya TI (Tambang Inkonvensional) ilegal yang ada di Bangka. Para pelaku TI ilegal ini umumnya hanya ingin mendapatkan hasil timah dengan menggali lubang di mana pun timah berada, kemudian setelah berhasil mendapatkannya, lubang bekas galian timah dibiarkan menganga begitu saja. Sehingga bila kita lihat Bangka dari atas, ada banyak lubang-lubang menganga bekas galian timah yang mengelilingi Bangka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktu pun terus berlalu. Sebagaimana sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui pada umumnya, kini keberadaan timah di Bangka semakin berkurang. Banyak pekerja TI ilegal meninggalkan pekerjaannya karena sedikitnya hasil yang didapat dan menurunnya harga timah. Rakyat Bangka pun mulai mengeluh sulitnya hidup di Bangka, selain karena sulitnya mendapatkan mata pencaharian baru, juga karena mahalnya barang-barang yang ada di Bangka. Sementara selama ini orang Bangka sudah terbiasa hidup berlebih karena mudahnya meraup pundi-pundi rupiah dari timah.

Bukan hanya itu, lubang-lubang galian timah yang menganga, kini mulai bicara. Baru-baru ini, setelah diguyur hujan deras selama 2 hari, Bangka hampir tenggelam ditelan banjir bandang, ribuan rumah terendam air dan ribuan orang terpaksa pindah rumah ke pengungsian. Salah satu penyebabnya adalah rusaknya ekosistem akibat maraknya penambangan timah secara ilegal.

Kini, rakyat Bangka harus berbenah kembali pasca timah dan banjir. Adalah Fariliyn Danisya, pemudi cantik kelahiran Sungailiat Bangka yang menjadi salah satu penggerak pemberdayaan masyarakat untuk bangkit kembali pasca timah. Bermula saat ia memenangkan karya tulis ilmiah pada tahun 2008 ketika ia masih SMA, tentang menggalakkan karang taruna kepada teman-teman di desa Pemali, Sungailiat Bangka Belitung yang putus sekolah karena menambang timah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Melalui karya tulisnya itu, akhirnya pemerintah mulai memperhatikan anak-anak putus sekolah tersebut. Kemudian pada saat kuliah, Fariliyn bersama beberapa temannya membentuk Tim “Peduli Ulak Baru” yaitu desa terisolir yang terletak di Indralaya, Sumsel, dimana warganya menderita penyakit kelainan darah seperti talasemia dan hemofilia. Beberapa warga lain juga mengidap penyakit tumor dan kusta. Dengan tim yang berjumlah 5 orang, selain mengadakan penggalangan dana, ia juga melakukan pendampingan untuk proses operasi, donor darah setiap bulan bagi adik yang sakit talasemia, mendatangkan tim medis, mencarikan orang tua asuh, juga mengedukasi para warga tentang kesehatan.  Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Fariliyn pun berlanjut, ketika ia dan teman kuliahnya Dewi Purwati memenangkan Kompetisi Kreativitas Program Corporate & Responsibility (KKP CSR) PT. PERTAMINA Prabumulih, Sumsel pada tahun 2012 tentang Bahenol Bank (Kependekan dari Briket Arang (yang terbuat dari limbah batok kelapa), Minyak Jelantah ( yang diolah menjadi sabun), dan Bioetanol Bank) yang dilaksanakan di Kelurahan Patih Galung, Prabumulih, Sumatera Selatan bersama dengan Ibu-ibu PKK dan perkumpulan Bapak Tukang Ojek. 

Setelah lulus kuliah dari Teknik Kimia UNSRI Palembang dan kemudian pulang ke tanah kelahirannya di Bangka, jiwa mengabdi gadis kelahiran Sungailiat 29 Maret 1990 ini tak bisa berhenti sampai di situ saja. Kesedihannya ketika harus melihat alam Bangka yang hancur akibat penambangan timah, akhirnya membuatnya tergerak untuk menginisiasi berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk bangkit kembali pasca timah. Berbekal pelatihan yang ia dapatkan dari komunitas Jenius Lokal, ia pun merencanakan banyak hal untuk program pemberdayaan masyarakat di Bangka. Salah satu yang telah dilakukannya adalah membentuk komunitas bernama GEN-Social Technology Empowerment, yaitu komunitas yang berkonsentrasi pada pemberdayaan masyarakat berbasis sosial dan teknologi. Komunitas ini terdiri dari 10 orang sarjana yang merupakan pemuda-pemudi Bangka Belitung, 33 siswa SMP dan SMA terpilih, 15 ibu-ibu Desa Riding Panjang Bangka, 10 orang Ibu-ibu Desa Baturusa Bangka, serta 2 orang Bapak dari Desa Pagarawan Bangka. Adapun hal yang telah dilakukan bersama komunitas ini antara lain:

1. Mendirikan GEN SOLE (School Of Leadership and Empowerment), yang memberikan bimbingan non formal kepada 33 siswa-siswi SMP dan SMA yang terpilih mengenai kepemimpinan dan pemberdayaan, salah satu kegiatannya adalah mengajak para generasi muda mencintai lingkungan.

Peluncuran produk GEN UBK bersama GEN SOLE

Peluncuran produk GEN UBK bersama  adik-adik GEN SOLE.

2. Mengadakan TIN (Tabligh Ilmiah Nasional) dengan narasumber pakar biocyclo farming, DR Achsin U. Choliq serta international coach sertified, Atok R. Aryanto, dengan tema seminar “ Dengan Iman, Ilmu, dan Amal, Kita Wujudkan Pertanian Tangguh, Metode Biocyclo Farming, Menuju Negeri yang Baldatun Toyyibatun Wa Robbun Ghofur”. Seminar yang diadakan di Desa Riding Panjang Bangka ini dihadiri warga berbagai desa, akademisi, pelajar, dinas dan badan Kabupaten Bangka, Sarjana Membangun Desa, serta tokoh masyarakat dan ulama.

3. Workhshop Energi Hijau, yaitu workshop yang mendemonstrasikan alat teknologi buatan Farilyn, yaitu alat destinasi bioetanol, yang bernama “Bahenol” (Bangka Energi Hijau Bioetanol), yang kemudian oleh Pemprov Bangka Belitung alat ini mendapatkan penghargaan sebagai salah satu juara inovasi masyarakat dalam bidang Teknologi Tepat Guna (TTG). Workshop ini dilaksanakan bersama masyarakat, ibu-ibu PKK, KWT(Kelompok Wanita Tani) dan GaPokTan (Gabungan Kelompok Tani)

4. Mengadakan FGD, (Focus Discussion Grup) yang mempertemukan 31 profesor doktor, magister, keluarga alumni ITB angkatan 1979 (Laskar ITB’79) dan Pemkab Bangka, yang kemudian dari pertemuan inilah selanjutnya berdiri pabrik tapioka pertama di Bangka Belitung, guna memberdayakan petani singkong yang ada di Kabupaten Bangka.

Focus Group Discussion, yang berlanjut pada berdirinya Pabrik Tapioka di Bangka

FGD yang merupakan cikal bakal berdirinya pabrik tapioka pertama di Kabupaten Bangka.

5. Pendirian pabrik UBK (Usaha Bersama Komunitas) GEN Bangka, yaitu usaha bersama komunitas GEN Bangka, yang mencakup tiga desa, di antaranya Desa Riding Panjang, Baturusa dan Pagarawan. Salah satu produk usaha bersamanya adalah pengolahan daging ayam menjadi sosis, nuget, dan bakso ayam.

Fariliyn bersama Ibu PKK saat membuat nuget ayam.

Proses pembuatan sosis ayam bersama Ibu-ibu PKK.

Produk sosis ayam, nuget dan bakso hasil dari GEN UBK binaan Fariliyn

Produk sosis, nuget dan bakso ayam GEN UBK binaan Fariliyn.

Selain itu Fariliyn juga menjadi pembimbing KWT (Kelompok Wanita Tani) Desa Riding Panjang Bangka yang memproduksi sirup bulu jagung yang dipercaya berkhasiat membersihkan ginjal.

Fariliyn Bersama KWT Desa Riding Panjang Saat Proses Pembuatan Sirup Bulu Jagung

 

Pembuatan sirup jagung bersawa KWT Desa Riding Panjang.

 Meski telah melakukan banyak hal untuk pemberdayaan masyarakat di Bangka, putri keempat dari pasangan Bapak H. Ismaie Ishak dan Ibu Hj. Helma Umami ini menyadari betul bahwa apa yang dilakukannya selama ini belumlah seberapa bila dibandingkan dengan teman pemberdaya lain yang ada di luar sana. Karenanya meski harus menempuh berbagai ujian seperti jauhnya daerah bimbingan yang harus ditempuh dengan sepeda motor setiap hari, harus beberapa kali mengalami kecelakaan dalam perjalanan, pernah merasakan seakan berada di ujung maut ketika ia dan kapal yang ditumpanginya bersama adik-adik Gen Sole harus tenggelam dalam perjalanan menuju tempat snorkeling guna menanamkan cinta lingkungan bawah laut kepada generasi muda, ia tetap semangat dalam menjalani setiap aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dicanangkannya. Selain itu, meski pernah dibantu oleh Kementrian Desa dan Transmigrasi berupa alat dan pabrik UBK, serta pinjaman tempat oleh Pemdes Riding Panjang Bangka, Fariliyn sendiri tak mau mengadahkan tangan meminta-minta bantuan dana kepada pemerintah, ia berprinsip bila masih bisa diusahakan sendiri, tak perlu menunggu dana dari pemerintah turun dulu baru bekerja. Selama ini dana untuk keberlangsungan programnya berasal dari sebagian pendapatan bulanannya sebagai pekerja kontrak di Pemkab Bangka yang ia sisihkan, serta sumbangan dana yang diberikan kedua orang tuanya. Bahkan ketika hendak mengikuti pembekalan pendampingan tentang pemberdayaan di Jakarta beberapa waktu lalu, ia rela menjual motornya untuk dana pembelian tiket.

Fariliyn bahkan menjual motornya untuk membeli tiket saat hendak mengikuti pembekalan tentang pemberdayaan di Jakarta.

Fariliyn menjual motornya melalui akun sosial media pribadinya.

Baginya, sebuah kebahagiaan tersendiri bila semua yang telah dilakukan bisa sedikit demi sedikit membantu masyarakat Bangka bangkit kembali dari keterpurukan pasca timah. Dengan harapan semoga semua yang ia lakukan, kelak bisa bernilai keridhoanNya dan memudahkannya di hari akhir nanti. Sebagai penutup, ia menambahkan sedikit pesan khususnya kepada para pemuda Bangka Belitung, carilah ilmu sebanyak-banyaknya di luar sana, namun jangan lupa untuk sesekali pulang demi berbakti dan membangun negeri.

Ikuti tulisan menarik Julia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler