“Pak, bagaimana kalau kita menemukan kebuntuan saat menulis ?” tanya seorang mahasiswa kepada dosen pada sebuah sore di ruang kuliah.
“Ke kamar mandi saja,” celetuk seorang mahasiswa lainnya. Timbul suara cekikikan dari dalam ruangan.
“Kalian berhenti dulu menulisnya. Tinggalkan tulisannya, lalu keluar ruanganlah. Lakukan hal-hal yang kamu sukai,” jawab dosen kepada mahasiswa yang baru saja memasuki masa perkuliahan di sebuah kampus di timur Bandung itu.
Saya lebih tertarik dengan celetukan kawan saya tersebut. Kamar mandi. Benarkah kamar mandi bisa menjadi referensi untuk menggali inspirasi ? Kenapa harus kamar mandi ? Memang tidak ada tempat lain yang bisa menyegarkan pikiran untuk kemudian mendapatkan inspirasi ?
Setiap mengikuti seminar tentang kepenulisan, ternyata pertanyaan seperti di awal paragraf tulisan ini sering dilontarkan peserta seminar. Juga selalu ada celetukan “kamar mandi” yang mengiringinya.
“Kamar mandi merupakan tempat yang jauh dari hingar bingar. Kamar mandi identik dengan kesendirian. Mungkin, saat di kamar mandi, pikiran kita tidak terkontaminasi oleh hal-hal lain. Kita hanya fokus pada satu konsentrasi. Oleh karena itu kita bisa fokus terhadap sesuatu,” kata teman saya yang tidak setuju kalau kamar mandi merupakan tempat untuk mencari inspirasi.
Rasa penasaran tentang kamar mandi membuat dialog tersendiri dalam hati. “Apa benar ya kamar mandi dapat menjadi sumber insiprasi saat mengalami kebuntuan dalam menulis ?”
“Ah mungkin itu hanya lelucon saja,” jawab saya sendiri. Tapi saya menjadi penasaran. Lalu, pada suatu hari dipraktikanlah cara tersebut.
Ternyata, saat berjongkok atau duduk di atas closet merupakan golden moment saat mencari inspirasi di dalam kamar mandi. Suasana begitu hening. “Clak... Clak....” Tetesan air yang jatuh dari ujung keran terkadang memecah keheningan. Saat hening seperti inilah alam pikiran dan imajinasi bergelora.
Berbagai potongan bayangan tentang sebuah peristiwa berseliweran di dalam pikiran. Bayangan akan sesuatu hal yang hendak dilakukan berlalu lalang di dalam imajinasi. Jika beruntung, ide-ide brilian bermula dari ruangan lembab ini.
Bagi mereka yang senang menghisap tembakau, mungkin terasa lebih afdol. Sembari menyesap, lalu mengeluarkan asap dari mulut dan hidungnya –mengutip salah satu komentar teman saya- rasanya itu seperti menenangkan. Kebayang kan, bagaimana rasanya saat mencari inspirasi dalam suasana yang begitu hening dan menenangkan ? Ya ga tau lah, karena saya bukan perokok !
Tapi, tidak selamanya pula insiprasi yang diinginkan muncul seketika saat menyengaja ke kamar mandi. Saran saya, jika mendapatkan inspirasi tentang berbagai hal, terutama kaitannya dengan tulis-menulis, segera hentikan aktivitas di kamar mandi. Lalu tuangkan ide tersebut sebelum dimakan oleh lupa.
Ya itulah, satu dari sekian banyak cara menggali inspirasi saat sedang mengalami kebuntuan dalam menulis. Tentunya, setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mengakali hal ini. Tapi inilah salah satu cara saya untuk mendapatkan inspirasi. Mari ke kamar mandi !
Ikuti tulisan menarik Muhamad Faisal Al'ansori lainnya di sini.
