x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengintip Buku Favorit Penulis Mashur

Para penulis mashur juga memiliki penulis dan buku favorit, tempat mereka mengail ilham dan belajar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Books that change you, even later in life, give you a kind of electrical shock as the world takes a different shape.”

--A.S. Byat (Novelis, 1936-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tanpa membaca, engkau tak akan menulis,” begitu nasihat seorang penulis mashur yang kenyang pengalaman. Membaca adalah kewajiban yang mesti ditunaikan sebagai jalan untuk memantik inspirasi, menemukan ide, sebagai proses belajar, sekaligus jadi motivator. Para penulis mashur membaca karya penulis-penulis lain, yang sezaman maupun yang lebih dulu. Raksasa sekalipun berdiri di atas pundak-pundak raksasa-raksasa sebelumnya.

William Gibson, yang mashur dengan karya fiksi-sainsnya Neuromancer, sangat terilhami oleh karya Alfred Bester, Tiger! Tiger!, yang terbit pada 1956. “Aku ragu akan menulis tanpa membaca lebih dulu karya ini,” ujar Gibson tentang novel yang mengisahkan Manhattan abad pertengahan yang juga dikenal dengan judul lain, My Stars My Destination. Gibson juga menyukai Holy Fire (1996), karya Bruce Sterling, penulis yang berusia lebih muda.

War and Peace (terbit pertama kali pada 1869), karya penulis Rusia Leo Tolstoy, termasuk favorit Peter Carey, penulis Australia yang dua kali meraih Booker Prize. “Ketika bagian pertama karya ini diterbitkan, Anda mungkin menyebutnya novel historis—yang pasti, sejak kelahirannya, karya ini tentang masa lampau. Tolstoy menolak untuk menyebutnya novel,” tutur Carey. Barangkali, karya Tolstoy ini mengilhaminya untuk menulis karya historis pula, seperti True History of the Kelly Gang (2000).

Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi Prancis pada tahun 1950an, Vladimir Nabokov berbagi buku yang menurutnya tergolong karya hebat. Penulis novel Lolita ini menyebut Ulysses-nya James Joyce, The Metamorphosis karya Franz Kafka, Petersburg yang ditulis oleh Andrei Bely, serta karya Marcel Proust, In Search of Lost Time.

Lain lagi dengan Samuel Beckett, peraih Nobel Sastra tahun 1969 dan penulis naskah drama mashur, Waiting for Godot. Pada tahun 2011, sebuah buku yang menghimpun surat-surat Beckett sepanjang tahun 1941 hingga 1956 diterbitkan. Dalam surat-surat kepada sahabatnya, Beckett kerap menyebut banyak buku yang kelihatannya ia sukai.

Beckett, misalnya, menggambarkan karya Jules Verne, Around the World in 80 Days sebagai ‘sesuatu yang indah’. Ia juga menceritakan pengalamannya membaca Effi Briest karya Theodor Fontane untuk yang keempat kalinya. Effi Briest, tulis Beckett, telah menyebabkan ‘tangisan lama yang sama di tempat-tempat lama yang sama’. Ia juga menyukai The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger ‘lebih dari apapun untuk waktu yang lama.’

Bagaimana dengan J.K. Rowling? Pencipta Harry Potter ini menyukai karya klasik Jane Austen, Emma. Rowling mengutip penggambaran Virginia Woolf tentang Austen: “Kamu tenggelam ke dalam cerita, dan kamu keluar di ujung yang lain. Kamu tahu bahwa kamu pernah melihat sesuatu yang hebat di dalam tindakan, tapi kamu tidak bisa melihat kembang-kembangnya... tidak ada yang mencolok.”

Salah satu favorit Rowling sebagai anak-anak adalah The Story of the Treasure Seekers karya E. Nesbit. Rowling menyebutnya ‘penulis cerita anak-anak yang saya paling teridentifikasi dengannya.. The Story of the Treasure Seekers adalah buku anak-anak terobosan. Oswald adalah narator yang sangat nyata, di saat kebanyakan orang menulis drama moralitas untuk anak-anak.’

Stephen King, yang cerita-ceritanya menakutkan pembaca, tampaknya lebih menyukai buku-buku yang mengeksplorasi cacat dasar dalam karakter manusia hingga cerita fantasi yang seram. Potret manusia yang remuk di bawah tekanan totalitarianisme dalam novel 1984 karya George Orwell serta kisah parabel tentang sekelompok anak yang berubah jadi hewan dalam karya William Golding, Lord of the Flies, termasuk pilihan King.

Masing-masing penulis membaca karya penulis lain dan menemukan mana yang mereka sukai. Kamu sendiri, apa buku cerita favoritmu? (sumber ilustrasi: favouritebooks.co.uk) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler