x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Banyak Jalan Menuju Roma

Seberapa terbuka pikiran kita terhadap gagasan baru yang tak terbilang banyaknya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sebagian orang berpikir bahwa hanya ada satu jalan menuju tujuan tertentu. Ia mungkin melupakan pepatah lama: “Banyak jalan menuju Roma.” Sebagian orang juga berpandangan bahwa hanya ada satu cara yang tepat untuk menyelesaikan tantangan. Ia berpegang teguh kepada cara itu tanpa kesediaan untuk berpaling kepada berbagai kemungkinan lain.

Tidak mudah membiasakan diri untuk berpikir bahwa ada beragam jalan untuk sampai ke suatu tujuan. Ada yang berpikir, “Saya sudah terbiasa lewat jalan ini. Saya tak mau mencoba melalui jalan lain. Kalau tersesat bagaimana?” Ada pula yang takut keluar dari zona nyaman dengan menggunakan cara yang itu-itu saja. Repotnya ialah jika ia berpikir bahwa itulah satu-satunya cara menyelesaikan masalah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mencapai Surabaya dari Bandung dengan bermobil, kita bisa melewati jalur tol Cipularang, belok ke Cipali, Semarang, terus ke timur. Kita bisa pula melalui Tasikmalaya, Banjar, Yogyakarta, Solo, hingga Surabaya. Jika kita tidak ingin terlalu lelah, kereta dapat jadi alternatif pengganti bermobil. Ingin lebih cepat sampai ke tujuan, pesawat dapat jadi pilihan.

Dalam keseharian, kita sebenarnya sudah mempraktikkan cara berpikir divergen, meski terbatas. Sayangnya, kita kerap lupa memakai cara berpikir ini ketika bekerja di kantor, di lapangan, dan menyelesaikan tantangan bisnis. Kita kerap berkutat pada satu cara. Andaikan kita terbiasa mengembangkan gagasan sederhana menjadi gagasan yang lebih kompleks. Andaikan kita terbiasa memantik diri untuk melahirkan gagasan-gagasan lain yang juga patut dipertimbangkan.

Kebiasaan berpikir divergen akan membukakan potensi yang kita miliki untuk dapat melahirkan bukan hanya satu gagasan. Dengan berpikir divergen, kita akan bisa merasakan alangkah banyak kemungkinan jalan keluar dari suatu persoalan, betapa luas perspektif yang kita peroleh mengenai suatu masalah, dan ada beragam cara yang bisa kita coba untuk menjawab tantangan.

Bagaimana melekatkan kemampuan berpikir divergen ini ke benak kita? Ya, pertama-tama perlu disadari bahwa ini perkara mindset—apakah kita cukup terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Sepanjang pikiran kita tertutup terhadap hal-hal baru, sepanjang itu pula kemampuan berpikir divergen tidak akan terasah.

Keyakinan bahwa terdapat banyak jalan keluar dari suatu persoalan hanya bisa ditumbuhkan bila kita bersikap terbuka dan ada kemauan untuk mendengarkan pendapat yang berbeda. Sikap inilah yang dapat mendorong kita untuk mengelaborasi kemungkinan-kemungkinan lain, menambahkan sesuatu pada sebuah gagasan, memecahnya menjadi sejumlah gagasan, atau melahirkan gagasan yang sama sekali baru.

Keterbukaan pikiran akan menghindarkan kita dari jebakan cara, mekanisme, gagasan, prosedur, ataupun produk tertentu yang selama ini berhasil, sehingga kita berpikir tidak ada cara lain yang lebih bagus. Sebagian orang menghadapi rintangan, yakni rasa ingin tahunya tersumbat oleh apa saja, mulai dari keengganan untuk berubah, ketakutan akan risiko, kemalasan untuk belajar, hingga ketertutupan terhadap pandangan lain. Situasi seperti ini akan menghambat peningkatan kemampuan berpikir divergen.

Kelenturan dalam memecahkan persoalan, sebagai salah satu unsur kemampuan berpikir divergen, dapat terus dilatih dengan bersikap terbuka terhadap gagasan baru. Pikiran “selama ini, saya selalu bekerja dengan cara ini dan berhasil” seyogyanya tidak perlu dipertahankan. Dunia toh berubah, haruskah cara yang sama dipertahankan? Tidak mesti. Mungkin perlu dimodifikasi atau disesuaikan dengan situasi dan lingkungan baru. “Kira-kira apa saja yang bisa dilakukan?” adalah pembuka jalan yang sederhana untuk menghindari kemandegan dan meraih kemajuan.

Tentu saja, untuk berubah diperlukan keberanian mengambil risiko. Orang-orang yang berani mengambil risiko biasanya memahami bahwa setiap pilihan punya konsekuensi. Meski pengambil risiko, mereka sudah menyiapkan diri untuk memperkecil risiko—maksudnya, mengelola risiko sehingga tidak berbahaya.

Memikirkan gagasan baru, apalagi mencoba hal baru, dan menempuh jalan baru membutuhkan keberanian sejenis ini. Dengan menjelajahi berbagai kemungkinan jalan keluar, mereka dapat mengetahui tingkat risiko masing-masing pilihan sehingga dapat menemukan yang terbaik. Bagi mereka yang menyukai tantangan baru, penjelajahan seperti ini bukan saja memperkaya pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman mereka, tapi juga mengasyikkan.

Dari situlah kemampuan untuk menemukan gagasan maupun produk yang segar, unik, yang tidak biasa, sama sekali baru, atau sangat berbeda dapat diasah dan ditingkatkan. Imajinasi dan orisinalitas biasanya lahir dari keberanian berpikir divergen—pertimbangkan berbagai pilihan baru kemudian menentukan mana yang terbaik. Yah, pepatah lama itu masih tetap berlaku: “Banyak jalan menuju Roma.” ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler