x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lelaki Harimau Embuskan Angin Segar

Novel Lelaki Harimau, karya Eka Kurniawan, masuk daftar panjang Man Booker Int Prize. Capaian yang layak atas imajinasi yang hebat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"It's in literature that true life can be found. It's under the mask of fiction that you can tell the truth."

--Gao Xingjian (Novelis, 1940-...)

 

Penerjemahan karya fiksi Indonesia terbukti membuat para pendongeng kita mulai diperhitungkan di dunia internasional. Novel Lelaki Harimau, karya Eka Kurniawan, terpilih oleh juri Man Booker International Prize untuk dimasukkan ke dalam daftar panjang (longlist) calon peraih penghargaan tahun ini. Tentu saja, ini kabar menggembirakan bahwa karya novelis kita dan ikhtiar penerjemahannya mulai membuahkan pengakuan dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam daftar panjang itu terdapat 13 nama, termasuk dua Nobelis Sastra yaitu penulis berdarah Turki Orhan Pamuk dan penulis Jepang Kenzaburo Oe. Karya mereka disaring dari 155 fiksi hasil karya penulis-penulis dari 12 negara yang ditulis dalam sembilan bahasa yang berbeda. Novel-novel mereka sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Lelaki Harimau sebenarnya sudah terbit dalam bahasa kita pada 2004 dan edisi Inggrisnya baru muncul sebelas tahun kemudian.

Man Booker International Prize memang ditujukan untuk memberi penghargaan kepada karya-karya bukan berbahasa Inggris tapi sudah diterjemahkan. Ini berbeda dengan Man Booker Prize yang khusus untuk karya fiksi yang memang ditulis dalam bahasa Inggris. Tahun lalu misalnya, Man Booker Prize diraih oleh Marlon James lewat karyanya, A Brief History of Seven Killings yang mengisahkan pergulatan politik di Jamaika yang tidak lepas dari bisnis raksasa narkoba.

Diberikan sejak tahun 2005, Man Booker International Prize sudah diraih oleh Ismail Kadare, penulis Albania (2005), lalu Chinua Achebe (2007), Alice Munro (2009), Philip Roth (2011), Lydia Davis (2013), serta László Krasznahorkai (2015). Sejak tahun ini, terdapat dua perubahan penting dalam pemberian Man Booker International Prize. Pertama, mulai tahun ini penghargaan akan diberikan setahun sekali dan tidak lagi dua tahun sekali agar momentum dan kehangatan spiritnya terus terasa. Kedua, penilaian tidak lagi ditujukan kepada keseluruhan karya seorang penulis (penilaian seperti ini mirip dengan Nobel), melainkan hanya pada satu judul saja.

Masuknya karya Eka Kurniawan Lelaki Harimau (yang diterjemahkan oleh Labodalih Sembiring dengan judul Man Tiger) merupakan angin segar bagi dunia fiksi kita. Eka menorehkan capaian yang belum pernah diraih novelis Indonesia lainnya di ajang penghargaan ini. Bersama sejumlah penulis, termasuk peraih Nobel Orhan Pamuk dan Kenzaburo Oe, karya Eka masuk dalam daftar panjang yang nanti disaring lagi menjadi daftar pendek (shortlist). Novel Pamuk yang masuk ke dalam daftar panjang adalah A Strangeness in My Mind, sedangkan Oe Death by Water.

Daftar panjang merupakan hasil pilihan panel 5 juri, yang untuk tahun ini dipimpin oleh Boyd Tonkin, penulis senior media Inggris Independent. Panel juga melibatkan antropolog dan novelis Tahmima Anam, akademisi David Bellos, guru besar French and Comparative Literature di Princeton University, editor dan akademisi Daniel Medin, serta penyair dan penulis Ruth Padel.

Daftar pendek yang mencakup enam buku akan diumumkan 14 April. Salah satu keputusan menarik yang dibuat panitia ialah hadiah diberikan kepada penulis dan penerjemah dalam jumlah yang sama. Penulis dan penerjemah yang masuk ke dalam daftar pendek masing-masing akan memeroleh 1.000 poundsterling. Peraih hadiah utama Man Booker International Prize akan diumumkan pada 16 Mei dengan hadiah 50 ribu poundsterling atau sekitar $US 71 ribu. Hadiah utama ini dibagi dua di antara penulis dan penerjemahnya.

Pembagian hadiah tersebut menunjukkan penghargaan yang lebih baik kepada penerjemah dibandingkan masa-masa sebelumnya. Penerjemahan karya fiksi adalah proses menggubah kembali cerita dalam bahasa asing. Seorang penerjemah berperan penting dalam mempertahankan nuansa cerita, penggambaran latar lingkungan, maupun watak dan suasana batin karakter-karakternya. Untuk mencapai tujuan itu, penerjemah mesti piawai dalam memilih kata di tengah rimba kosakata, diksi yang bernas, serta meletakkannya pada tempat yang semestinya. Betapapun, sukses novel ini terutama dan pertama-tama berpulang kembali kepada Eka, sang pemilik imajinasi yang telah berikthiar keras mendongeng begitu hebat.

Lewat aktivitas penerjemahan ke dalam bahasa Inggris, novel-novel yang semula ditulis dalam beragam bahasa setempat dapat menjumpai khalayak pembaca yang jauh lebih luas. Tanpa penerjemahan yang baik, apresiasi terhadap karya yang hebat mungkin tidak akan mencapai tataran 13 terpilih Man Booker International Prize. ***

 

Daftar panjang (13 judul) calon peraih Man Booker International Prize 2016

A General Theory of Oblivion karya José Eduardo Agualusa (Angola), diterjemahkan oleh Daniel Hahn (diterbitkan oleh Harvill Secker).

The Story of the Lost Child karya Elena Ferrante (nama samaran, Itali), diterjemahkan oleh Ann Goldstein (Europa Editions).

The Vegetarian karya Han Kang (Korea Selatan), diterjemahkan oleh Deborah Smith (Portobello Books).

Mend the Living karya Maylis de Kerangal (Prancis), diterjemahkan oleh Jessica Moore (Maclehose Press).

Man Tiger karya Eka Kurniawan (Indonesia), diterjemahkan oleh Labodalih Sembiring (Verso Books).

The Four Books karya Yan Lianke (China), diterjemahkan oleh Carlos Rojas (Chatto & Windus).

Tram 83 karya Fiston Mwanza Mujila (Kongo/Austria), diterjemahkan oleh Roland Glasser (Jacaranda).

A Cup of Rage karya Raduan Nassar (Brazil), diterjemahkan oleh Stefan Tobler (Penguin Modern Classics).

Ladivine karya Marie NDiaye (Prancis), diterjemahkan oleh Jordan Stump (Maclehose Press).

Death by Water karya Kenzabur? ?e (Jepang), diterjemahkan oleh Deborah Boliner Boem (Atlantic Books).

White Hunger karya Aki Ollikainen (Finlandia), diterjemahkan oleh Emily Jeremiah & Fleur Jeremiah (Peirene Press).

A Strangeness in My Mind karya Orhan Pamuk (Turki), diterjemahkan oleh Ekin Oklap (Faber & Faber).

A Whole Life karya Robert Seethaler (Austria), diterjemahkan oleh Charlotte Collins (Picador). 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler