x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Setelah Gerhana Matahari, Selanjutnya Apa?

Minat masyarakat terhadap peristiwa Gerhana Matahari Total sungguh luar biasa. Pertanyaannya: selanjutnya apa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Menteri Pariwisata Arif Yahya terlihat sangat sibuk ketika menyongsong Gerhana Matahari Total beberapa pekan lalu. Ia berusaha menggerakkan pemerintah daerah maupun warga masyarakat untuk menjadikan fenomena alam yang luar biasa dan langka ini sebagai peristiwa wisata. Tantangannya ialah mengajak masyarakat, dalam dan luar negeri, untuk menyaksikan gerhana matahari sebagai pengalaman hidup yang tak terlupakan. Sejauh ini, upaya ini kelihatannya berhasil: jumlah wisatawan meningkat, tempat menginap terisi penuh.

Di sisi lain, di tengah kesibukan keilmuan mereka, para astronom Observatorium Bosscha mengajak masyarakat untuk menyaksikan fenomena alam ini dengan cara aman. Para penggemar astronomi juga aktif mengedukasi publik tentang seluk beluk gerhana matahari. Pada hari gerhana terjadi, Bosscha dipadati pengunjung berkat acara Nobar GMT, begitu pula Planetarium Jakarta. Antusiasme warga terhadap GMT niscaya bukan sekedar mode agar tidak tertinggal dalam percakapan di media sosial. Sekurang-kurangnya, itu menunjukkan minat terhadap peristiwa alam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gerhana Matahari Total tahun ini sudah berlalu, selanjutnya apa? Antusiasme masyarakat terhadap peristiwa GMT sebenarnya dapat dipakai sebagai titik tolak untuk terus menyemaikan minat warga terhadap sains. Jangan biarkan momentum yang bagus ini terlewatkan tanpa ada aktivitas lanjutan yang dapat memelihara dan bahkan memupuk minat tersebut.

Saya masih ingat serunya acara khusus Night at the Museum, yang diadakan oleh Museum Geologi Bandung pada September tahun lalu, untuk menandai pembukaan kembali museum setelah direnovasi. Gedung museum itu dipadati pengunjung hingga malam beranjak larut. Pengunjung bukan hanya melihat selintas koleksi lama maupun baru, tapi juga menonton pemutaran video fenomena geologis di berbagai tempat.

Becermin kepada dua peristiwa tersebut, minat masyarakat terhadap sains tampaknya perlu dipupuk melalui kegiatan yang mampu menciptakan pengalaman menyenangkan dan mengesankan, seperti menonton gerhana ramai-ramai. Di hari biasa, mungkin kunjungan ke Museum Geologi Bandung tidak seramai pada saat acara Night at the Museum. Jadi, dalam mengajak masyarakat untuk semakin meminati pengetahuan tentang alam dan semakin melek sains, tantangannya adalah mengemas aktivitas itu agar menjadi pengalaman yang mengesankan.

Sayangnya, pemerintah—dalam hal ini kementerian terkait—belum begitu menaruh perhatian terhadap upaya peningkatan melek sains masyarakat. Lomba-lomba bagi siswa sekolah sih sudah ada, tapi aktivitas yang merangkul segmen masyarakat lebih luas belum lagi ada. Dalam peristiwa GMT yang lalu, kementerian yang terlihat paling sibuk ‘menggosok-gosok’ minat masyarakat ya Kementerian Pariwisata.

Kembali ke pertanyaan awal tadi, setelah GMT, selanjutnya apa? Dalam konteks menumbuhkan minat terhadap sains, kita punya bahan yang amat kaya di berbagai wilayah, mulai dari situs antropologis, rupa-rupa kekayaan geologis--berbagai goa, batu purba, hingga jejak-jejak historis penelitian alam di masa lampau, seperti yang dilakukan oleh Franz Wilhelm Junghuhn maupun Alfred Russel Wallace. Mengapa kita tidak membuat acara Ekspedisi Wallace yang dapat diikuti masyarakat? Pengelola Taman Nasional dapat menggelar acara berkemah bersama dan tur keliling Taman agar masyarakat mengenal lebih dekat kekayaan flora dan fauna kita. 

Para ilmuwan dapat mengambil peran lebih luas dalam mendongkrak tingkat melek sains masyarakat dengan mengemas eksplorasi berbagai fenomena alam tadi menjadi sejenis ‘pengalaman mengasyikkan’ yang ditawarkan kepada masyarakat. Saya rasa, jika aktivitas ini dilakukan, antusiasme masyarakat terhadap sains akan terus berkembang. Niscaya masyarakat semakin sadar bahwa sains bukan sesuatu yang asing, melainkan bagian dari hidup kita sehari-hari. (Foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler