x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Meraih Kembali Kendali Hidup Kita

Pernahkah Anda bertanya: mengapa saya lebih banyak mengikuti kehendak orang lain ketimbang keinginan sendiri?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

"Kehidupan bukanlah tentang menemukan dirimu. Kehidupan adalah perihal menciptakan dirimu."

--George Bernard Shaw (Sastrawan dan esais, 1856-1950)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah bekerja seharian, Anda ingin tidur nyenyak malam ini, tapi atasan menelpon dan meminta laporan sudah siap jam 8 pagi di mejanya. Sembari menahan penat di badan, pening yang mulai menyerang, Anda bangkit dari ranjang dan membuka laptop kembali. Tiga jam berlalu, Anda baru bisa mulai memejamkan mata. Tidak mulus, masa kantuk yang sangat sudah berlalu. Anda harus berjuang bahkan untuk dapat tidur nyenyak.

Hidup kita barangkali memang tidak berjalan semulus yang kita harapkan dan bayangkan—menuruti permintaan atasan ketika kita justru ingin segera beristirahat. Kita ingin bertambah mampu mengendalikan hidup kita: memenuhi jam tidur yang semestinya, mengatur beragam aktivitas tanpa gangguan yang menuntut perhatian, dan punya cukup waktu untuk diri sendiri.

Jika kita belum bisa mengendalikan sepenuhnya hidup kita, kita dapat memulai dari kegiatan praktis yang dapat kita jalankan sehari-hari. Sejumlah ahli, seperti Mary Ellen Copeland, Tony Schwartz, Amy Newmark, menyarankan kiat-kiat yang dapat dijalankan sehari-hari sebagai latihan untuk mengambil keputusan dan membuat pilihan sendiri. Jika belum sanggup melakukan seluruhnya, sebagian dulu. Sejauh ini, saya sudah merasakan manfaatnya, siapa tahu Anda pun bisa.

Berusahalah tidur malam yang cukup. Tidur malam yang baik (sekitar 7 jam, kontinyu tanpa terputus, dan nyenyak) akan membuat kita bangun pagi dalam keadaan bugar. Secara fisik kita lebih bertenaga, secara emosional kita lebih lentur—tidak cepat naik darah, dan secara mental kita lebih jernih dalam melihat sesuatu. Dalam keadaan mengantuk, otak kita sukar diajak berpikir jernih.

Berusahalah untuk lebih sering bergerak. Menggerakkan badan bukan hanya baik untuk kesehatan fisik, seperti melatih otot, jantung, pernapasan, tapi juga menyehatkan mental—pikiran kita ikut kembali bugar. Para ahli menyarankan kita berolahraga secara teratur, terserah mana yang Anda sukai: berenang, berlari, bersepeda, atau berjalan kaki.

Buatlah prioritas kegiatan dan belajarlah berkata ‘tidak’. Di pagi hari, ketika kita masih bugar dengan banyak energi, mulailah melakukan hal-hal terpenting yang harus kita selesakan hari itu tanpa gangguan. Menulis di pagi hari, umpamanya, jauh lebih enak ketimbang siang ketika dunia sekitar sudah ramai. Belajarlah untuk menolak apabila prioritasmu dapat terganggu, kecuali keadaan darurat.

Ubahlah sesuatu yang buruk menjadi awal yang baru. Kita tak perlu tenggelam berlama-lama dalam kesedihan karena kegagalan maupun pengalaman pahit. Segeralah berubah, melenting menuju situasi normal agar dapat berjalan ke depan. Kiat ini termasuk yang tidak mudah dipraktikkan, tapi mesti dicoba.

Tinggalkan kebiasaan berpikir negatif. Berlatihlah untuk lebih positif dalam memandang sesuatu, tidak mudah berprasangka dan curiga. Ini membuat kita merasa nyaman, tidak mudah cemas dan khawatir. Termasuk di dalamnya menghindari berpikir negatif terhadap diri sendiri, sebab ini seperti membangun tembok pembatas yang merintangi keluarnya daya kreatif kita.

Perbarui diri setiap hari. Ada saat kita bekerja, ada pula waktu kita beristirahat. Setelah bekerja dan mengerahkan energi, pikiran, dan spirit, tiba waktunya untuk beristirahat dan memulihkan tenaga, menjernihkan kembali pikiran, dan menghimpun kembali semangat yang mungkin sempat terkoyak. Kesegaran energi, pikiran, dan semangat dapat diperbarui setiap hari.

Lihatlah ke dalam diri kita. Jangan biasakan memandang rendah diri sendiri, tapi juga tak perlu bersikap sombong. Setiap orang punya kelebihan—inilah yang perlu dieksplorasi agar menjadi keunggulan yang bermanfaat.

Berbagilah perhatian. Hadiah terbesar yang dapat kita berikan kepada sesama ialah memberi perhatian: membantu mereka yang kesulitan, ikut merasa senang atas keberhasilan teman, serta menjadi tempat bersandar bagi yang bersedih.

Berterima kasih dan bersyukur. Membiasakan diri untuk berterima kasih kepada orang lain sebagai bentuk penghargaan atas kebaikan yang telah mereka berikan akan membuat kita merasa nyaman dan lega. Begitu pula dengan bersyukur atas segala rahmat yang sudah kita terima dari Yang Menciptakan Kehidupan.

Teruslah belajar. Otak kita akan bekerja lebih baik bila dihadapkan pada tantangan. Hidup pun jadi lebih menarik jika kita mau memelajari hal-hal baru. Di tempat manapun dan dari siapapun, kita dapat belajar asalkan kita membuka diri dan mau mendengarkan. Bisa pula kita memelajari bahasa baru, mengikuti kursus melukis, atau belajar memasak.

Bersikap luwes itu lebih baik. Apa saja jika terlampau kaku, akan mudah patah. Bersikaplah adaptif dalam pengertian positif. Perubahan selalu terjadi di sekeliling kita, bahkan terkadang tidak terduga.

Merenunglah. Sediakan waktu untuk merenungkan apa yang sudah kita kerjakan hari itu—apakah saya bergerak ke depan ataukah jalan di tempat. Apakah saya telah memberi manfaat bagi sesama? Apa yang saya inginkan dan ingin saya raih? Apakah yang sedang saya jalani ini mengarahkan saya kepada tujuan hidup saya?

Melayani dunia. Sediakan waktu setiap minggu untuk kita baktikan kepada dunia. Berikanlah nilai tambah untuk masyarakat dengan melakukan aktivitas sosial. Satu jam dalam sepekan memang sedikit, tapi ini baru permulaan—ya, permulaan yang baik. Lihatlah kemudian, betapa kita telah ikut memberi manfaat bagi dunia sekaligus merebut kembali kendali atas hidup kita. (foto ilustrasi: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

9 menit lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB