x

Iklan

Fadh Ahmad Arifan

Alumnus MI Khadijah kota Malang
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Syed Naquib Al-Attas: Pemikir Jenius di Tanah Melayu

Selama di McGill University, Syed Naquib sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemikir jenius kelahiran 5 september 1931 ini punya nama lengkap Syed Muhammad Naquib al-Attas. Pernah selama 5 tahun sekolah di ‘Urwah al-Wusqa, Sukabumi. Sebuah sekolah yang mewajibkan anak didiknya paham bhs Arab. sewaktu masa mudanya di Johor, beliau gemar membaca dan mendalami manuskrip-manuskrip, sejarah, sastra, dan buku-buku klasik barat dalam bahasa Inggris di perpustakaan pribadi milik pamannya.

Pasca tamat di Malaya University, beliau Meraih gelar M.A di McGill University dengan tesis yang berjudul "Raniry and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh". Melaui tesis ini, Syed Naquib menganalisis secara kritis perdebatan antara Raniiri dan Hamzah fansuri yang secara tidak langsung melibatkan juga Syamsuddin al-Sumatrani dan Rauf singkel.

Kata Prof Mohd Nor Wan Daud, Selama di McGill, Syed Naquib sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang murni. Atas rahmat Allah swt. Beliau berhasil menyadarkan beberapa orang sehingga mereka mau memeluk agama Islam. Di Mc Gill ini pula, Syed Naquib mengenal Toshihiko Izutsu, Sayyed hossein Nasr dan Dr. Fazlurrahman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akan tetapi bukan mereka bertiga yang mempengaruhi alur berfikir Syed Naquib al-attas. Adalah Martin lings seorang profesor di School of Oriental and African Studies, University of London. Salah satu pengaruh yang besar dalam diri Naquib al-Attas adalah asumsi yang menyatakan bahwa terdapat integritas antara realitas metafisis, kosmologis dan psikologis.

Atas bimbingan Prof Martin lings pula, beliau mampu menyelesaikan disertasi yang mengulas Mistisisme Hamzah Fansuri dengan predikat cumlaude. Di dalam disertasi tersebut, syed Naquib menganalisis beberapa corak pemikiran Hamzah seperti "iradah Allah". Sekaligus menahbiskan Hamzah fansuri sebagai orang Melayu pertama yg merintis kesusastraan islam dan pujangga melayu terbesar pada abad 17 M.

Jasa besar Naquib yang harus diingat sepanjang masa oleh rakyat Malaysia adalah saat akhir tahun 1960-an, beliau mendukung gerakan rakyat Malaysia yg dibentuk abangnya sendiri, Syed Hussein al-Attas. Hasil dari kesungguhan Naquib al-Attas ialah bahasa melayu berhasil ditetapkan sebagai bahasa nasional Malaysia.

Memasuki tahun 2016, bersama Prof Hashim kamali dan Dato Dr Afifi al-Akiti, beliau masuk daftar 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia. Ahli filsafat islam, teologi, sejarah melayu, dan seorang kaligafer, betul-betul sosok yang multi talenta.

Meski menyandang nasab/marga yang masyhur di kalangan Arab (Hadramaut), beliau tidak pernah menjual nasab tersebut dengan mengaku-ngaku sebagai keturunan Rasulullah. Riwayat hidup dan prestasinya yang mengangumkan itu, beliau rintis lewat jalan rihlah ilmiah. Sepanjang hidup telah menulis lebih dari 25 buku yang semuanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Arab, Indonesia, Jerman, Urdu, Turki dll.

Selain dalam karya ilmiah, Syed Naquib adalah arsitek yang hebat, tak kalah dengan Ridwan kamil. Sewaktu tahun 1994, beliau dipercaya menggambar auditorium dan masjid ISTAC lengkap dengan lanskap dan desain interior yang bercirikan seni arsitektur Islam yang dikemas dalam sentuhan tradisional dan gaya modern. Dan pada tahun 1997, Al-Attas dipercaya membangun kampus baru ISTAC dengan kapasitasnya sebagai desainer, penata taman, dan interior kampus ISTAC. Wallahu'allam

Ikuti tulisan menarik Fadh Ahmad Arifan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler