x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apple, Selamat Ulang Tahun ke-40!

40 tahun lalu, Steve Jobs memulai langkahnya untuk mengubah dunia melalui teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Sometimes life hits you in the head with a brick. Don't lose faith.”

--Steve Jobs (1955-2011)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika duo Steve—Jobs dan Wozniak—serta Ronald Wayne memulai ikhtiar mewujudkan impian gila mereka di sebuah garasi rumah di Los Altos, California, siapapun tak akan menyangka bahwa Apple akan menjadi demikian ikonik sekaligus brand yang sangat bernilai.

Tepat 1 April 1976, pada usia 21 tahun, Jobs dan kawan-kawan mendirikan Apple Computers. Jobs meninggalkan bangku kuliah karena kepincut oleh elektronika (di masa itu, istilah elektronika lebih populer ketimbang komputer). Lahirlah produk pertama mereka, dinamai Apple I, dengan harga jual aneh: US$ 666,66. Lebih aneh lagi adalah produk komputernya itu sendiri, yang tidak lebih dari papan sirkuit rakitan tangan. Sebagai fungsi, papan sirkuit itu memang komputer, tapi kemasannya niscaya tak membuat orang tertarik.

Setahun setelah itu, muncul Apple II—sambutan pasar mulai meriah. Pemakai komputer melihat sesuatu yang lain pada komputer buatan anak-anak muda ini. Kali ini, produk mereka sudah lebih berwujud dengan papan ketik (keyboard), monitor, serta kotak untuk meletakkan disket berukuran kecil (floppy disk). Boleh dikata, inilah contoh komputer pribadi modern yang pertama.

Bagi saya, perkenalan pertama dengan produk Apple ialah melalui Macintosh, yang memperkenalkan konsep graphical user interface. Sebagai pemakai, kita dapat berinteraksi dengan komputer dengan memilih ikon-ikon yang tersedia di layar monitor.  Konsep ini sangat memudahkan pengguna yang relatif baru mengenal komputer sekalipun dan tidak paham pemrograman.

Masih tersisa sedikit ingatan waktu memakai komputer Macs pada awal 1990an. Jenis pertama memiliki CPU yang menyatu dengan monitornya, berbentuk kotak dengan ukuran tidak begitu besar, dilengkapi papan ketik dan mouse. Pada kotak CPU terdapat lubang untuk memasukkan floppy disk (yang kemudian digantikan oleh flash disk).

Macintosh generasi pertama ini diproduksi sejak 1984 hingga tiga tahun kemudian digantikan oleh Macinstosh II. Komputer Macs jenis ini memiliki CPU yang diletakkan mendatar dengan layar monitor terpisah, dengan dua lubang untuk dua floppy disk. Ukurannya lebih besar daripada Macs generasi pertama.

Bagi desainer grafis masa itu, kehadiran Macs sangat membantu dalam mewujudkan kreativitas mereka. Dengan peranti Macinstosh, saat itu kita bisa bekerja di rumah dan menawarkan jasa desain grafis maupun setting—menata letak tulisan, gambar, membuat iklan, hingga me-layout buku dan majalah. Boleh dikata, kehadiran Macs di sini mengubah cara kerja dunia grafis. Macs juga menjadi komputer pribadi yang user-friendly.

Kendati begitu, penjualan Macintosh tidak secemerlang yang diharapkan oleh manajemen Apple. John Sculley, yang saat itu menjabat CEO Apple, bertikai dengan Steve Jobs—pendiri Apple yang merekrut Sculley. Dalam pertikaian ini, sebagian besar direksi Apple memilih Sculley ketimbang Jobs, yang akhirnya keluar dan mendirika NeXT. Tanpa Jobs, Apple kelimpungan karena seakan kehilagan ruh-nya. Sculley terlalu berpikir tentang bisnis dan kurang piawai dalam memikirkan produk teknologi yang mencengangkan.

Ketika kemudian Jobs kembali ke Apple, perusahaan ini kembali menjadi sorotan dunia berkat karya-karya inovatifnya, di antaranya iPod, iMac, iPhone, iTunes, iPad, dan MacBookAir. Empat puluh tahun perjalanan Apple sebagai perusahaan ditandai oleh kesuksesan dan kegagalan. Keutuhan tim yang kompak dan kreatif sempat terguncang oleh pertikaian dan terlemparnya Jobs keluar dari Apple.

Jobs sudah berpulang dan Apple dikendalikan oleh generasi penggantinya. Apakah Apple masih akan dibicarakan dunia pada 40 tahun mendatang, generasi yang hidup di masa itu yang akan tahu. (foto: komputer Apple I/theaustralian.com.uk/afp) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler