x

Pesawat Airbus A380 milik maskapai Singapore Airlines lepas landas dari Bandara Internasional Changi, Singapura, 29 Juli 2014. Singapore Airlines merupakan maskapai pertama yang menggunakan pesawat A380. FYROL MOHD/AFP/Getty Images

Iklan

yusuf mansur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apa pun, Alhamdulillaah...

Airbus 380, remnya rusak. Ga jadi terbang. One of the best airline in the world, dengan pesawat relatif baru, gagal terbang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

4 April, jam 21.40 waktu Narita, Jepang...

Airbus 380, remnya rusak. Ga jadi terbang. One of the best airline in the world, dengan pesawat relatif baru, gagal terbang...

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bismillaah...

Kalo udah urusan langit, pesawat, jadwal terbang, mulai dari delay, ditinggal, ataupun ga jadi terbang, saya milih manut dan senang.

Baik sangka bahwa pasti Keputusan Allah adalah yang terbaik.

Saya bersama rombongan udah di pesawat Airbus 380 Singapore Airlines di Narita Airport, Japan.

Setelah 1 jam di pesawat, saya dah curiga. Pasti ada apa-apa. Sebab kru terlihat cemas. Ga lama mereka mulai membagikan air minum.

Saya nanya, "Is there any problem?"

Pramugari jawab, "Capt will inform us later..."

Langsung saya jawab, "if the problem comes from machine, or caused by engine, better cancel departure..."

Ga lama kemudian, diumumin, rem rusak. Penerbangan dibatalkan. Diganti besok jam 11 pagi insyaa Allah.

Penumpang riuh. Ada yang tetap senang. Ada yang kesel. "Why they just checked before flying?"

Ada juga kayak Haafizh, putra ketiga saya... "Udah sampe Changi [Singapore], Pah?"

Hehehe.

Kami emang transit di Singapore.

Istri saya kemudian cerita, "Ini masih mending. Ustadz Jameel (Pimp DQ), udah terbang 7 jam dari Singapore menuju Afrika (Peresmian Rumah Tahfizh di Afrika), harus kembali lagi ke Singapore. Sebab pesawat rusak. Dan itu berarti 7 jam lagi. Dalam keadaan khawatir tentu saja."

Subhaanallaah. Bagi kami, ini adalah dikabulkannya doa dari kawan-kawan. Termasuk doa para mahasiswa mahasiswi dan pekerja-pekerja muslim Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Maroko, Yaman, Saudi, yang baru memulai ngafal Qur'an. Di Rumah Tahfizh Shizouka Jepang yang baru diresmikan tanggal 3 April kemaren dg Izin Allah. Mereka mendoakan agar kami pulang selamat. Kebayang kan? Jika kerusakan ga diketahui? Yah, namanya juga namanya. Alhamdulillaah dah.

Insyaa Allah kami menikmati...

Di koridor Airbus 380 yang baru ini,  tiba-tiba 'Aisyah (5th) tersenyum... "Yeeee... Doaku dikabul...", katanya.

"Doamu apa De...", tanya Mas Haris yang menyertai kami. Dede jawab sambil senyum lagi, "Aku doa, ga mau pulang malam ini... Masih pengen di Jepang..."

Ikuti tulisan menarik yusuf mansur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler