x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Badai The Panama Papers

Publikasi The Panama Papers serentak di seluruh dunia telah mengguncang banyak negara. Sekitar 800 nama orang Indonesia superkaya tercantum dalam dokumen ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Selama ini kabar tentang orang-orang kaya Indonesia yang menaruh uangnya di luar negeri diselimuti misteri. Orang kebanyakan hanya bisa menduga-duga: benar begitu atau ini hanya kabar angin. Sulit membuktikan kebenaran kabar ini, hingga akhirnya muncul dokumen yang disebut The Panama Papers.

Bermula dari media Jerman, Süddeutsche Zeitung, yang memperoleh bocoran data mengenai ‘uang amat sangat banyak sekali’ yang ditanam melalui jasa firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama, data kemudian diteliti oleh ratusan jurnalis dari 76 negara—jurnalis Tempo ikut serta di dalamnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sungguh menarik bahwa ratusan jurnalis dari berbagai media yang terlibat dalam investigasi yang dikoordinasi oleh International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) ini mampu menahan diri untuk tidak mempublikasikan bocoran data keuangan yang sudah mereka terima sejak awal tahun lalu. Biasanya, para jurnalis berlomba-lomba untuk menjadi yang paling cepat memberitakan informasi sangat penting dan rahasia.

Tapi rupanya mereka mampu bekerja dalam diam sepanjang satu tahun. Mereka punya komitmen bersama untuk menerbitkan investigasi global ini secara serentak karena menyadari pentingnya data dalam The Panama Papers ini untuk diverifikasi melalui kerja yang cermat. Mereka niscaya menyadari bahwa akurasi sangat penting karena data itu menyangkut nama-nama yang sangat berkuasa di dunia politik maupun ekonomi-bisnis.

Para jurnalis itu mempertimbangkan pula dampak yang mungkin ditimbulkan dari publikasi dokumen ini, namun mereka juga meyakini bahwa kerja investigasi mereka dimaksudkan untuk kemaslahatan warga dunia. Karena itulah, Senin (4 April 2016) yang lalu, ratusan media menerbitkan isu yang sangat sensitif ini secara bersama-sama—jika kita browsing The Panama Papers, berpuluh halaman Google akan memunculkan isu ini. Publikasi ini menandai masih pentingnya peran media independen dalam menyangga kehidupan bermasyarakat.

Badai yang ditimbulkan oleh publikasi The Panama Papers berembus kencang ke berbagai penjuru dunia. Dalam dua hari terakhir ini saja, badai ini telah menimbulkan keguncangan di berbagai tempat. Di ibukota Islandia ribuan orang turun ke jalan pada Senin malam, yang memaksa Perdana Menteri Sigmundur David Gunnalugsson untuk mengundurkan diri keesokan harinya. Di Pakistan, Perdana Menteri Nawaz Sharif membentuk komite khusus untuk menyelidiki isu ini sebab nama tiga orang anaknya tercantum dalam dokumen itu.

Kekuatan teknologi informatika memperoleh momentum kembali dalam menyebarluaskan secara cepat informasi yang perlu dan penting diketahui warga dunia tanpa dapat dibendung—setidaknya hingga hari ini. Pertukaran informasi dan diskusi yang berlangsung di antara ratusan jurnalis mungkin tidak terendus oleh pihak-pihak lain. Penyandian (enkripsi) mungkin cukup kuat melindungi percakapan tersebut dari kemungkinan diretas sehingga kolaborasi global ini mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam memverifikasi data bocoran.

Yang juga mengejutkan dari The Panama Papers ialah besarnya kebocoran data, yang—seperti disebutkan oleh Tempo—mencapai 11,5 juta dokumen. Dibandingkan dengan kebocoran data yang terjadi sebelumnya, The Panama Papers merupakan yang terbesar. Volume dokumennya mencapai 2,6 terabyte, angka ini jauh lebih besar dibandingkan Swiss Leaks (3,3 GB), Luxemburg Leaks (4 GB), Offshore Leaks (260 GB), maupun Wikileaks (1,7 GB).

Tempo menyebutkan bahwa ada 803 warga negara Indonesia dalam dokumen Panama ini. Nama-nama yang sudah muncul adalah figur-figur pebisnis terkenal. Hingga siang ini belum ada nama pejabat publik maupun politikus yang dipublikasikan. Pemerintah dikabarkan akan memelajari dokumen itu, tapi mampukah pemerintah menyentuh orang-orang superkaya lagi berpengaruh tersebut seandainya tindakan mereka melanggar hukum?

Badai The Panama Papers mungkin saja akan datang ke sini, tapi mungkin pula badai akan cepat berlalu. (sumber ilustrasi: pri.org) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB