x

Karena sudah 25 tahun tak menyerut kayu, Jokowi meminta petunjuk kepada salah satu tukang bagaimana cara menyerut kayu yang benar. Tempo/Ratih Purnama

Iklan

Iwan Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bagaimana Jokowi Bangun Pabrik Mebel Rakabu yang Terbakar?

Bisnis mebel Jokowi makin besar setelah berkongsi dengan PT Toba Sejahtra, perusahaan milik Luhut Panjaitan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dua bangunan gedung pabrik mebel PT Rakabu milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jalan Solo-Purwodadi KM 15 Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terbakar, Selasa, 19 April 2016.

Pada 2012, gudang pabrik mebel Rakabu di Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah juga terbakar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, pabrik ini adalah simbol prestasi Jokowi sebagai pengusaha mebel sebelum terjun ke politik. Pabrik itu dinamai sesuai nama anak pertamanya, Gibran Rakabuming. Bagaimana Jokowi membangun pabrik tersebut?

Menjelang 1990, di Solo, Jokowi pada mulanya bekerja di perusahaan mebel Roda Jati milik pamannya, Miyono, yang biasa mengekspor mebel ke Eropa. Setelah setahun ngenger di pamannya, Jokowi membuka usaha mebel sendiri. Ayahnya memberi modal Rp 15 juta, dari hasil pinjaman bank. Dengan menyewa kios kecil di kawasan Kadipiro dan dibantu tiga pekerja, Jokowi membuka usaha dengan bendera CV Rakabu. Produk mebelnya dari jati. "Ini modal nekat dan keberanian," kata Jokowi kepada majalah Tempo, dua tahun lalu.

Sempat sepi di awal, toko mebel Jokowi mulai dibanjiri pesanan setelah ia menerapkan teknik pemasaran dari rumah ke rumah. Namun, usaha mebelnya sempat nyaris bangkrut oleh pesanan fiktif dari Jakarta. Tapi dia mampu bangkit. Usaha Jokowi makin moncer setelah ada program Bapak Angkat-Anak Angkat dari pemerintah. Jokowi mendapatkan bapak angkat Perum Gas Negara.

Diberi pinjaman Rp 500 juta dari perusahaan pelat merah itu, Jokowi "injak gas". Dia agresif menambah karyawan dan memperluas jaringan pasar dengan rajin berpameran di luar negeri. Nama perusahaannya menjadi PT Rakabu. Pada 1991, dia mulai mendapat pesanan dari luar negeri sebanyak satu kontainer. Sejak itu, pesanan dari luar negeri terus mengalir.

Tidak sampai lima tahun, perusahaan Jokowi membesar: memiliki ribuan karyawan serta punya pabrik di Sukoharjo, Sragen, Boyolali, dan Solo. Mebelnya dipasarkan sampai Eropa. Karena kesuksesannya ini, Jokowi didapuk menjadi Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Cabang Surakarta pada Juli 2002. Tiga tahun berselang, Jokowi menjadi Wali Kota Surakarta.

Bisnis mebelnya makin besar setelah berkongsi dengan PT Toba Sejahtra, perusahaan milik Jenderal Purnawirawan TNI Luhut Panjaitan. Pada Maret 2007, dua perusahaan itu resmi berkongsi dengan nama PT Rakabu Sejahtra. Komposisi sahamnya 51 persen dipegang keluarga Jokowi dan 49 persen oleh Luhut. Saat ini perusahaan itu per bulan mengekspor puluhan kontainer mebel ke luar negeri.

TEMPO | Tempo.co

Ikuti tulisan menarik Iwan Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler