x

Karangan bunga yang bertuliskan ucapan selamat atas aktifnya kembali kepengurusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dikirim oleh pencinta sepak bola Indonesia di depan halaman kantor PSSI, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Selatan, 11

Iklan

Era Krisdijanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perspektif Ulang Tahun PSSI

Ulang tahun PSSI yang ke 86 mengingatkan kita bahwa sepak bola di negara kita masih belum bangkit dan banyak masalah yang harus segera di benahi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

           Jam di kantor menunujukkan pukul 9.00 pagi saat di kantor load kerja penuh tiba tiba di layar televisi muncul berita ulang tahun PSSI yang ke 86; saat itu juga pikiran jadi teringat tentang sepak bola yang sudah lama tenggelam atau mati suri saat turnamen berhenti

Pulang dari kantor saya melewati lorong – lorong jalan kecil pemandangan yang umum saya lihat anak anak bermain sepak bola. Dalam hati saya berpikir potensi yang demikian besar harus terbuang dengan sia sia karena pembinaan yang terhenti. Potensi anak anak yang untuk sementara waktu terhenti entah sampai kapan ?

            Asa kembali agak menyala saat Piala Presiden dilanjutkan dengan Piala Jendral Sudirman masyarakat seolah berharap bahwa kompetisi akan segera bergulir dan kegelapan sepak bola Indonesia akan segera berakhir serta pulih seperti sediakala dengan munculnya kompetisi resmi apalagi dengan kedatangan Team FIFA yang menjanjikan akan mencabut sanksinya dengan memberikan syarat sayrat tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Turnamen bertaraf nasional pun digelar semenjak FIFA menjatuhkan sanksi yaitu Piala Gubernur Kaltim dan Piala Bhayangkara yang di Final mempertemukan Persib Bandung dan Arema Malang.Terlepas dari siapa yang  melaju ke final Turnamen dan Arema keluar sebagai juara siapapun juaranya langkah apa yang harus dilakukan setelah piala Bhayangkara ?

            Menurut penulis jangan lagi digelar kejuaraan yang bersifat turnamen karena hal ini akan membuat jenuh para pemain;sebaiknya segera putar kompetisi dan bentuk Timnas dg kualitas yang ada di level tim – tim Negara Asia Tenggara  seperti Timnas Malaysia;Singapura; Vietnam atau bahkan Thailand.Walapun sanksi FIFA belum jelas kapan berakhirnya. Karena sambil menunggu sanksi FIFA di cabut tidak ada salahnya kita putar kompetisi dan membentuk Timnas.

            Tujuan segera diputarnya kompetisi adalah untuk menjaga iklim persaingan kompetisi di kalangan pemain dan tetap menjaga fisik mereka. Sedangkan tujuan dibentuknya Timnas adalah membentuk suatu tim yang akan siap apabila sewaktu waktu FIFA mencabut sanksinya.Karena apabila sanksi FIFA dicabut event event yg masuk dalam kalender FIFA harus diikuti. Jika kita tidak memiliki TimNas yang siap maka kita akan dipermalukan. Dan prestasi kita bahkan akan menjadi lebih buruk dari yang sebelum nya secara moral sepak bola kita akan jatuh

            Dari beberapa kompetisi yang penulis amati skill pemain pemain kita untuk bersaing di level Asia Tenggara masih bisa diandalkan contoh seperti yanto basna; Hendra Bayau;Bayu Gatra; David Laly; Manahati Lestusen dan lain lain.Untuk Pelatih pun kita tidak perlu focus ke pelatih asing untuk membentuk Timnas saat ini pelatih local seperti Jafri Sastra; Benny Dolo;Rahmad Darmawan  masih cukup mumpuni untuk event event di level asia Tenggara.

            Untuk Manager Team  penulis berharap Bapak Erick Thohir bersedia untuk menjadi Manager Tim Nas untuk beberapa event FIFA di level Asia Tenggara.  Bapak Erick Thohir mempunyai pengalaman dalam bidang sepakbola kemudian beliau bisa di terima semua pihak di insan sepak bola kita yg sedang ada silang sengketa. Kemampuan dan pengalaman Managerial sepak bola Pak Eric Thohir sanagat dibutuhkan untuk Timnas kita. Di team sepak bola kita dibutuhkan sosok yang bias mengayomi semua unsur yang terlibat; sosok itu ada pada diri Pak Eric Thohir.

            Pengamatan saya dari beberapa turnamen kekurangan pemain kita apabila dibentuk dalam satu team adalah masalah fisik serta kurang cepat beradaptasi untuk terbentuk dalam satu team.Untuk masalah fisik saya teringat pada tahun 90 an Tim Nas kita berhasil merebut medali emas Sea Games yang di final mengalahkan Thailand setelah perpanjangan waktu dan adu Penalti.Saat itu Timnas ditangani oleh pelatih Rusia Anatoly Polosin.

            Polosin demikan pelatih ini biasa disebut sedikit sekali memberikan latihan tekhnik yqng digenjot adalah fisik; sampai beberapa pemain munur dari TimNas karena tidak kuat latihan fisiknya.Pelatih Rusia ini begitu datang ke Indonesia melihat bahwa fisik pemain pemainIndonesia sangat rendah.Begitu juga dengan pengamatan saya hamper semua tim saat memasuki babak kedua sudah mulai kedodoran.Sekedar usulan siapapun yang menjadi pelatih TimNas nanti masalah fisik ini mohon diperhatikan.Kalau perlu ada khusus pelatih fisik untuk TimNas;seperti pernah dilakukan jama dulu ada pelatih khusus fisik untuk PSSI Lylani Tjandrawidjaja saat itu prestasi PSSI tidak mengecewakan.

            Terima kasih saya ucapkan untuk TNI dan Polri yang bersedia menyelenggarakan turnamen antara sebelum bergulirnya kompetisi; mungkin ada baiknya dalam situasi saat ini ada perwakilan dari TNI dan Polri yang masuk dalam kepengurusan bola nasional. Pada tahun 80an saat Persebaya pernah dilanda konflik  Kolonel dr Purnomokasidi; Kolonel EE Mangindaan yang saat itu sebagai Danrem 084 Bhaskara Jaya ikut turun menjadi pengurus Persebaya ;konflik  berhenti dan saat itu langsung Persebaya menorah prestasi yang mengagumkan.

            Saya berharap TNI –Polri tidak hanya memberikan sumbangan dengan memebrikan putra putra terbaiknya untuk duduk di kepengurusan namun juga memberikan pemain pemain nya yang menurut pengamatan saya mempunyai skill ; fisik yang diatas rata rata serta disiplin dilapangan yang patut dicontoh atau menjadi panutan.Di akhir tulisan saya sangat mengharapkan  setelah piala Bhayangkara  kompetisi resmi segera diputar dan segera dibentuk  TimNas.

            Harapan saya pula mungkin juga harapan semua insan bola bahkan semua warga Negara Indonesia ; semua pihak mengesampingkan ego dan kepentingan pribadi selalu mengedepankan kepentingan nasional demi kejayaan - keharuman  bangsa Negara Indonesia. Tiada hal yang lebih indah serta membanggakan apabila dikumndangkan lagu  Indonesia Raya karena prestasi sepak bola kita

 

Ikuti tulisan menarik Era Krisdijanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler