x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Chernobyl dan Kotak Pandora

Tragedi Chernobyl, 30 tahun lalu, akan sukar—bahkan tidak akan terlupakan oleh manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

  

Bangunan-bangunan yang tegak menjulang itu tak lagi berpenghuni sejak 30 tahun yang silam. Pepohonan yang tumbuh liar mengepung bangunan dan perlahan-lahan membentuk hutan. Tak ada manusia, tidak seorang pun, yang berani menginjak wilayah itu, sejak Pusat Tenaga Nuklir Chernobyl meledak dan melepaskan partikel-partikel radioaktif ke atmosfer.

Ledakan dahsyat pada 26 April 1986 pagi hari itu mengirimkan maut dan kengerian hingga berkilo-kilometer jauhnya dari reaktor No. 4 yang meledak. Bukan hanya kematian seketika yang mengenaskan, tapi terlebih dari itu penderitaan panjang yang dialami ribuan orang selama bertahun-tahun dalam cengkeraman kanker yang akhirnya berujung pada kematian. Belum lagi jenis penyakit lain yang sukar diatasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Institusi seperti Badan Tenaga Atom Internasional, Perserikatan Bangsa-bangsa, dan Organisasi Kesehatan Dunia menyebut angka 4.000 orang yang meninggal karena kanker sebagai akibat paparan radioaktif dosis tinggi. Sebanyak 5.000 lainnya meninggal akibat paparan yang lebih rendah. Para dokter, ilmuwan, maupun pekerja kesehatan, ditulis oleh USA Today, memperkirakan angka kematian jauh lebih besar lagi—mungkin mencapai 1 juta orang.

Belum lagi mereka yang masih hidup karena tinggal cukup jauh dari pusat ledakan namun sudah tercemari oleh material radioaktif—mereka mewariskan gen yang tercemar kepada anak-anak mereka. Seperti dikutip USA Today, Nadiya Gudz—dokter di klinik kesehatan di luar Kiev, mengatakan generasi kedua (atau anak-anak dari mereka yang masih berusia muda pada tahun 1986) mengalami penderitaan yang buruk. Mereka, kata Nadiya, mengalami gangguan pencernaan, kelahiran cacat, abnormalitas genetik, masalah pernapasan, kanker, dan lainnya.

Fotografer Andre Joosse, dengan keberanian yang menakutkan, tahun lalu mengunjungi desa-desa yang ditinggalkan maupun kota Pripyat—yang berjarak 15 kilometer dari Chernobyl dan ketika itu dihuni sekitar 45 ribu penduduk yang harus mengungsi dalam 24 jam sejak ledakan terjadi. Sebuah piano masih teronggok di tengah bangunan sekolah musik yang kosong. Hotel Polissya yang dulu megah kini menjadi bangunan tak bertuan.

Tragedi Chernobyl menjadi monumen kemanusiaan yang sukar dilupakan—dan tak akan. Meskipun, manusia mungkin tidak akan jera untuk membangun kembali pusat-pusat nuklir di berbagai tempat lain di muka bumi. Banyak manusia terpesona oleh energi dahsyat yang tersimpan di dalam materi radioaktif yang mampu menopang kehidupan manusia.

Nuklir bagaikan materi misterius yang tersimpan rapat dalam Kotak Pandora—semakin rapat ditutup, manusia semakin tergoda untuk membukanya. Manusia yang dipenuhi rasa ingin tahu berusaha membuka Kotak Pandora dan menyangka ia mampu menguasai materi itu sepenuhnya. Manusia merasa sanggup menjinakkannya. Ternyata tidak. Suatu ketika, materi itu bergerak liar, mencari jalan keluar dari kungkungan dinding-dinding tebal yang membatasi geraknya, dan di saat tertentu manusia tidak sanggup lagi mengendalikannya sama sekali.

Itulah yang terjadi pada Pusat Tenaga Nuklir Chernobyl, 30 tahun yang silam—materi itu menjebol dinding-dinding reaktor dan menghancurkannya; materi itu mengirim kekuatan radioaktif ke atmosfer yang menjadi sumber kehidupan manusia; dengan cepat ia menyebar dan menjangkau hingga berpuluh kilometer. Materi itu, yang manusia merasa sanggup menguasai sepenuhnya, memaksa orang-orang untuk segera berlari menjauh. Namun materi itu bergerak lebih cepat—memasuki paru-paru, darah, bahkan sel-sel yang akan menurunkan jejak genetis kepada anak cucunya.

Hingga kini kengerian itu masih nyata di depan mata—belum terhapus, bahkan tidak akan terhapus, sekalipun waktu berjalan terus meninggalkan tragedi itu semakin jauh. (foto: express.co.uk) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler