x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Liverpool Takluk, yang Hebat Pun Bisa Tumbang

Tim asuhan Klopp lupa pada satu prinsip: “Sebelum peluit panjang ditiup, apapun bisa terjadi.” Liverpool lengah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Pelatih Liverpool Juergen Klopp terkejut anak-anak asuhannya ditaklukkan oleh para pemain Villarreal dalam pertandingan pertama semifinal Liga Eropa, Jumat dinihari. Satu-satunya gol yang menyulitkan posisi Liverpool di Liga Eropa ini diciptakan oleh Adrian Lopez saat injury time. “Terasa tidak masuk akal,” ujar Klopp yang tentu saja kecewa dan tidak menduga bahwa nasib buruk Liverpool ditentukan pada menit-menit terakhir.

Dalam ratusan pertandingan sepak bola, pengalaman buruk yang dirasakan oleh kesebelasan Liverpool bukanlah anomali. Niscaya ratusan kesebelasan pernah merasakan pengalaman buruk serupa. Gawang yang dibobol justru menjelang akhir pertandingan, terlebih lagi di saat injury time, sangat mengejutkan siapapun yang berpikir bahwa pertandingan segera berakhir dengan skor tetap seimbang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi pelatih maupun pemain, kebobolan ketika tidak lama lagi wasit meniup peluit panjang sungguh terasa menyakitkan. “Sebentar lagi pertandingan usai, ternyata kami masih bisa kebobolan,” begitu komentar yang lazim muncul dari para pemain. Bagi Liverpool, kekalahan pertama dalam ajang Liga Eropa musim kompetisi 2016 setelah dalam 12 pertandingan sebelumnya, sejak fase grup hingga perempat final tidak terkalahkan, sungguh mengagetkan.

Sesungguhnya, kejadian semacam itu tidaklah aneh dan sudah terjadi dalam ratusan pertandingan. Penyebab kebobolan sederhana saja: para pemain berpikir bahwa pertandingan sebentar lagi selesai, mereka sudah puas dengan hasil yang diperoleh (unggul atau seri), untuk kemudian mereka mengalami apa yang menjadi penyebab pokok, yaitu lengah.

Sebaliknya, kesebelasan yang berpikir untuk menang akan berusaha sekuat tenaga memecah pertahanan lawan dan melesakkan bola ke gawang kiper. Para pemain kesebelasan ini tetap menjaga spirit bertanding mereka, sekalipun mereka sudah unggul misalnya, atau keadaan masih tetap seri. Sebagai tim yang solid, mereka beruang untuk menembus gawang lawan.

Intinya adalah sebelum wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai, peluang untuk mencetak gol masih tetap terbuka. Mereka percaya, bola itu bundar; apapun masih bisa terjadi hingga pertandingan dinyatakan selesai. Mereka akan memanfaatkan kelengahan lawan justru di menit-menit terakhir, seperti injury time.

Para pemain Liverpool barangkali juga diselimuti ketakaburan. Oleh karena mereka terus-menerus menang dalam 12 kali pertandingan Liga Eropa, maka mereka selamanya akan menang. Mereka lupa bahwa suatu ketika mereka dapat tersandung. Mereka lupa bahwa yang hebat pun bisa terguling. Mereka juga lupa bahwa yang diremehkan akan sanggup menggulingkan yang difavoritkan juara.

“Sebuah gol dari serangan balik di menit ke-92 terasa tidak masuk akal,” kata Klopp. “Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskannya.” Pelatih berdarah Jerman ini mengakui  bahwa kesebelasannya tidak punya cukup pemain di kotak penalti, sehingga pertahanan jadi lemah. “Itulah satu-satunya kesalahan besar kami dan mereka mencetak gol,” ujarnya. “Kami harus menerimanya.”

Masih ada peluang bagi Liverpool untuk maju ke final Liga Eropa bila menang dalam pertandingan kedua melawan Villarreal di kandang sendiri, Anfield. Tentu saja, apabila Liverpool tidak mengulangi kesalahan yang sama dan tidak kendor hingga peluit panjang ditiup oleh wasit. Pemain-pemain Liverpool tak bisa meremehkan tim Villarreal yang akan mati-matian mengunci mereka, sebab skor seri pun sudah dapat mengantarkan Villarreal ke pertandingan final. Selangkah lagi, impian tim Spanyol asuhan pelatih Marcelino ini berpotensi terwujud. (sumber foto: tempo.co/AP) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB