x

Iklan

Solihin Agyl

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ikuti Hatimu tapi Bawalah Serta Otakmu

Mensinergikan Hati dan Otak dengan baik, dan nikmati manfaatnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ikuti Hatimu Tapi Bawalah Serta Otakmu

Oleh: Solihin Agyl

Ciptaan Tuhan terbesar bagi umat manusia adalah Hati dan Otak-nya. Nugroho Nusantoro—seorang motivator dan pakar Service Excellence dari Surabaya—dalam bukunya yang berjudul “H.U.M.A.N Technology: Sebuah Pentalogi Pencapaian Sukses” menyebut Hati sebagai Diri (dengan D; huruf besar) dan Otak sebagai diri (dengan d; huruf kecil) karena begitu pentingnya dua karya besar Tuhan ini bagi diri setiap manusia dalam mengarungi kehidupannya.

Secara alami Tuhan memang sudah mentakdirkan Hati selalu bersinergi dengan Otak.Namun, dalam kehidupan nyata sering kali kita tidak menyadari hal ini. Tanyakan Hati-mu bila hasil pemikiranmu masih membutuhkan nilai  rasa estetika kemanusiaan. Berkonsultasilah denganOtak-mu bila Hati-mu belum mantap untuk mengeksekusi sebuah keputusan yang akan kau buat dan masih membutuhkan analisis yang akurat. Selalu sinergikan mereka berdua, optimalkan kerja mereka.

Oleh karena itu dalam dunia manajemen di kenal analisa S,W,O,T (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dan juga strategi manajemen lainnya yang disebut A.H.P (Analytic Hierarchy Process) yang meskipun keduanya menggunakan tekhnik yang berbeda tapi dua strategi ini sedemikian rupa mengandalkan akurasi manajemen dan itu adalah kerja Otak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kerja Hati dan Otak sebenarnya secara bergantian saling berfungsi satu sama lain. Ibarat kendaraan, kadang Hati berfungsi sebagai mesin dan Otak sebagai pengendalinya. Di waktu yang lain, Otak sebagai mesinnya dan Hati adalah pengendalinya. Semuanya bergantung pada kebutuhan obyektif-subyektif dari input data / info / masalah yang sedang kita hadapi.

Saat Otak menjadi sebuah mesin,iaterus bergulir dan berjalan ke berbagai arah.Semua bisa dilabraknya tanpa mempertimbangkan baik ataupun buruk sejauh itu bisa diterima oleh fungsi logikanya, akal sehatnya.Sementara Hati menjadi pengendalinya di mana pertimbangan-pertimbangan rasa lebih banyak berperan di sini seperti baik, buruk, indah dan adil dan sebagainya.

Ada kalanya Hati menjadi mesin di mana ia adalah pendorong semangat yang kendor dan membakar gelora jiwa yang sudah mulai beranjak pupus, berkedip-kedip menjadi lentera yang terang benderang, berpijar, maju terus pantang mundur. Sementara Otak sebagai pengendalinya agar semangat membara itu tetap memiliki takaran logika; bahwa sesuatu memang layak dipertimbangkan karena menurut akal sehat memang harus segera dieksekusi dan memiliki kadar kebenaran logis untuk ditahan, diatur dan dilakukan upaya adaptasi.

Hati berarti sedang sekarat bila kita membiarkan penyakit malas menggerogoti jiwa kita. Ia bahkan mati bila kita membiarkan dirinya tidak mampu mencegah kita melakukan kebobrokan moral, menghinakan kemanusiaan. Hati dan Otak pasti saling membutuhkan untuk saling memberikan kekuatan dan arah navigasi yang baik dan benar sekaligus indah, santun dan beradab.

Dengan mengoptimalkan kerja keduanya setidaknya kita sering terhindar dari melakukan kesalahan yang tidak perlu yang efeknya bisa berlarut-larut dan melelahkan baik fisik maupun psikis. Berikut beberapa catatan tentang pengalaman empiris yang sering terjadi dalam kehidupan manusia dan bagaimana kita bisa mengelola sinergi Kekayaan Utama manusia itu agar mendatangkan hasil yang lebih baik bagi kehidupan kita.

Pertama, sabar adalah kerja Hati. Mencari cara untuk lebih produktif dalam kesabaran adalah kerja Otak.Banyak yang memahami bahwa sabar adalah sebuah keadaan pasif di mana kita berdiam diri saja, menahan dan memendam rasa. Padahal kita bisa lebih aktif dalam kesabaran. Misalnya, dari pada nggrundel/ ngedumel dan kesal menunggu lama istri berbelanja lebih baik kita membaca buku—tentu saja persiapkan buku sebelumnya. Dengan begitu kita tidak hanya menambah wawasan tetapi juga mempertajam rasa yang kita miliki.“Cara cerdas untuk membunuh rasa bosan dan ketidak-sabaran saat menunggu adalah membaca” begitu kata Irwan Wijaya, seorang tokoh dunia marketing dan pendidik di Surabaya. Selain itu, kita juga bisa pergi ke warnet di seputar tempat kita menunggu itu untuk mengganti kegiatan membaca. Atau, kita harus lebih aktif memanfaatkan apa yang ada di situ misalnya berkenalan dengan orang dan melihat suatu yang baru dan tampak menarik di seputar tempat kita menunggu itu. Aktifkan manfaat Otak kita maka pasti kita akan belajar suatu yang baru.

Kedua, bosan adalah suasana Hati. Kita bisa membalikkan keadaan ini menjadi tidak bosan. Caranya, minta bantuan Otak untuk membalikkan keadaan tersebut. Misalnya, cari cara untuk melakukan sesuatu yang kita sukai saat itu. Jangan mencari suatu yang justru kita tidak suka dan bahkan sulit untuk dilakukan. Nasehat klise terkait cara menangani rasa bosan ini yaitu lakukan sesuatu yang baru yang dan yang Anda sukai.

Maka, carilah suatu yang mudah dan bisa kita lakukan saat itu juga.Buatlah daftar kesukaan Anda saat Anda merasa bosan.Lakukan hal-hal yang sangat mungkin kita lakukan saat itu. Aktifkan kerja Otak kita, pasti kita menemukannya.

Atau, bila kita menginginkansuatu yang lebih bermanfaat, daftar kegiatan berikut bisa menjadi alternative; Tanamkan ini dalam hati kita “Hidup Harus Produktif”, caranya:

a). Lakukan sesuatu yang menghasilkan kebaikan bagi orang lain.

b). Lakukan sesuatu yang meningkatkan kualitas ibadah.

c). Lakukan sesuatu yang menghasil kerja dan karya nyata.

d). Lakukan sesuatu yang bisa menambah pengetahuan.

e). Lakukan sesuatu yang menghasilkan kebaikan untuk diri sendiri.

f). Berolah ragalah karena ia selalu baik untuk menjaga kesehatan.

g). Silaturrahmi -- berkunjung ke keluarga, kerabat, sahabat dan

teman. Membuat orang senang akan mendatangkan kebahagiaan

bagi kita.

h) Lakukan sesuatu yang menambah kocek Anda.

Ketiga, frustrasi adalah malapetaka yang diderita Hati. Mencari cara untuk mengelola perasaan frustrasi adalah kerja Otak. Keadaan yang mungkin dialami Otak saat kita frustrasi adalah bingung alias tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini sebetulnya tidak boleh terjadi karena bila kita tenang (lagi-lagi perasaan ini adalah keadaan / kerja Hati) kita akan lebih rileks dalam mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Bila keadaan ini menimpa kita maka kita harus kembalikan semuanya pada titik nol. Biarkan semuanya seakan-akan berangkat dari start dulu. Tenangkan diri dengan cara mengajak Hati mengingat Tuhan dan memohon ampunan-Nya, misalnya. Rasakan seperti Anda tidak sedang dalam masalah. Kosongkan pikiran dengan cara membayangkan suasana yang biasanya membuat Anda tenang (Misalnya, Anda membayangkan sebuah taman yang indah dengan pohon-pohon yang rindang serta buah-buahan yang nikmat untuk dicicipi—kemampuan membayangkan ini adalah kerja Otak). Anggaplah semuanya seperti Anda sedang tidak dalam masalah. Keadaan ini memang berat tetapi bukan tidak mungkin bisa diselesaikan dengan banyak latihan. Kemudian secara aktif kita bisa membuat perumpamaan bahwa masalah kita adalah penyakit sedangkan jalan keluarnya adalah obat. Maka, Anda harus tahu dulu inti masalahnya (penyakitnya) baru kemudian Anda bisa menemukan jalan keluarnya (obatnya).

Keempat, rasa malas adalah penyakit Hati.Obatnya bisa Anda minta pada Otak Anda.Seperti ulasan di atas bahwa kerja Hatiadalah seperti sebuah mesin kendaraan sementara kerja Otak adalah kunci mesin dan alat pengendalinya.Saat Anda didera rasa malas itu artinya mesin Anda sedang sekarat dan akansegera mati. Oleh karena itu, kita harus segera menghidupkan dan mengaktifkankerja Otakkita. Bayangkan saja kita sedang memencet tombol power mesin dalam diri kita dan biarkan apa yang semestinya terjadi pada sebuah mesin saat tombolnya dinyalakan. Seketika, Otakkita memberi perintah bergerak, maka jangan pedulikan perasaan kita, dan jangan juga terlalu banyak berpikir.Lakukan saja.

Selamat mencoba mengoptimalkan kerja Otak dan Hati kita—kekayaanyang paling berharga yang kita miliki yang merupakan karya terbesar Tuhan untuk umat manusia.Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.

Ikuti tulisan menarik Solihin Agyl lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu