x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Enam Bacaan Terbaik 2015 Pilihan Bill Gates

Dari puluhan buku yang dibaca sepanjang 2015, Bill Gates memilih enam judul yang menurutnya paling baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apa saja buku terbaik tahun lalu versi kamu? Jika belum sempat memilih, boleh juga kita menengok buku-buku yang dibaca figur publik, siapa tahu bacaan mereka mencerahkan dan memberi inspirasi. Bacaan Bill Gates, umpamanya. Di tengah kesibukannya mengurus perusahaan dan yayasannya, hingga ia menyerahkan jabatan CEO Microsoft kepada Satya Nadella sejak Februari 2014, Gates masih punya waktu untuk membaca buku. Kabarnya, Gates membaca rata-rata 50 judul buku setiap tahun—artinya, ini setara dengan hampir satu judul per minggu.

Lantas apa buku yang ia baca pada 2015. Sebagian besar, kata Gates di gatesnotes, berkaitan dengan apa yang ia sebut ‘bagaimana benda-benda bekerja’. Sebagian buku menjelaskan tentang dunia fisik, seperti bagaimana baja dan gelas dipakai, atau apa yang diperlukan untuk meniadakan penyakit yang mematikan. Buku lainnya menawarkan wawasan mendalam mengenai manusia: kekuatan dan kelemahan kita, kapasitas kita untuk pertumbuhan seumur hidup, atau hal-hal yang kita anggap berharga. Berikut ini buku-buku terbaik yang dibaca Bill Gates pada 2015:

The Road to Character, karya David Brooks. Kolumnis The New York Times ini membahas nilai-nilai yang bertentangan yang memotivasi kita semua. Menurut Brooks, masyarakat Amerika melakukan dengan baik dalam menumbuhkan ‘résumé virtues’ (sifat yang membawa kepada keberhasilan eksternal) tapi tidak menumbuhkan ‘eulogy virtues’ (sifat yang membawa kepada kedamaian pikiran). Brooks menghadirkan berbagai figur bersejarah yang karakternya menjadi teladan. Buku ini memprovokasi pikiran.

Thing Explainer: Complicated Stuff in Simple Words, karya Randall Munroe. Munroe, yang menangani masalah robotik di NASA, menjelaskan beragam subyek—mulai dari bagaimana telepon cerdas bekerja hingga apa kata Konstitusi AS—dengan memakai hanya 1.000 kata yang paling lazim dalam bahasa Inggris dan memakai diagram bergaya cetak-biru. Ini konsep brilian, kata Gates, sebab jika Anda tidak dapat menjelaskan sesuatu secara sederhana, berarti Anda tidak benar-benar memahaminya. Humor Munroe juga mengundang tawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Being Nixon: A Man Divided, karya Evan Thomas. Mantan presiden AS Richard Nixon sering digambarkan sebagai tidak lebih dari bajingan dan penghasut perang. Karena itu sungguh menyegarkan dapat membaca catatan yang lebih berimbang dalam Being Nixon. Saya, kata Gates, tidak menyebutnya potret yang simpatetik, tapi potret yang empatetik. Alih-alih hanya berpusat pada kepresidenan Nixon, Thomas memakai pendekatan dari-buaian-hingga-ke-kubur dan memberi wawasan tajam ke dalam batin pria yang brilian, memiliki cacat, dan terlibat konflik.

Sustainable Materials with Both Eyes Open, karya Julian M. Allwood, Jonathan M. Cullen, et al. Berapa banyak kita dapat mengurangi emisi karbon yang berasal dari membuat dan memakai benda-benda? Sedikit, begitu menurut tim University of Cambridge yang berada di belakang buku ini. Mereka mencermati material yang paling sering digunakan manusia, dengan penekanan khusus pada baja dan aluminium, dan menunjukkan bagaimana kita dapat memangkas emisi hingga 50 persen tanpa meminta manusia memberi pengorbanan besar. Meskipun topiknya bisa jadi kering bagaikan gurun, tapi para penulisnya membuatnya ringan dengan banyak ilustrasi berwarna dan analogi-analogi cerdas tanpa mengorbankan kejernihannya.

Eradication: Ridding the World of Diseases Forever?, karya Nancy Leys Stepan. Sejarah upaya pelenyapan yang dikisahkan Stepan membukakan pikiran tentang berapa banyak pendekatan berbeda yang telah dicoba tanpa membuahkan hasil dan berapa banyak yang telah kita pelajari dari kegagalan kita. Stepan menulis dengan gaya akademis yang membuat pembaca bukan-ahli sukar memahami argumennya yang berharga.

Mindset: The New Psychology of Success, karya Carol S. Dweck. Melalui kajian riset yang cerdas serta tulisan yang melibatkan pembacanya, Dweck mencerahkan kita mengenai bagaimana keyakinan kita terhadap kapabilitas kita memengaruhi bagaimana kita belajar dan jalan mana yang kita ambil dalam menempuh kehidupan. Nilai buku ini jauh melampaui dunia pendidikan. Buku ini juga relevan bagi orang bisnis yang ingin menyemaikan bakat-bakat dan bagi orang tua yang ingin membesarkan anak-anak mereka agar berkembang karena tantangan. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB