x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gelisah saat Tekanan Datang? Tetaplah Fokus!

Memikirkan tantangan di depan mata, kita gelisah. Halau kegelisahan dan kepanikan dengan tetap fokus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Begitu jenis tantangan diucapkan oleh juri, peserta kompetisi Masterchef mulai gelisah: “Membuat tiramisu? Aku tidak pernah memakan tiramisu, apa lagi membuat tiramisu.” Peserta lain berkomentar: “Ah, sepertinya tiba waktu saya untuk pulang.” Pasrah, menyerah, bahkan ketika belum menjawab tantangan.

Di saat lain, kita mungkin merasa tegang sebab dua jam lagi harus presentasi di depan dosen penguji. Pikiran pun mulai tergoda untuk menebak-nebak, “Pak Joe, jangan-jangan akan bertanya soal ini.” Rasa gelisah mulai muncul ketika riak gelombang tekanan mulai datang. Semakin dekat tekanan dan semakin besar, semakin gelisah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ahli mengatakan, kegelisahan adalah cara tubuh kita mempersiapkan diri menghadapi tantangan. Jantung kita memompa darah dan oksigen lebih cepat, seakan-akan berkata: “Ya, kami siap tempur!”

Merasa gelisah sebenarnya normal ketika kita merasa terancam oleh tantangan. Tapi, kegelisahan akan berbahaya manakala sudah berlebihan. “Waduh, bagaimana ya, saya gak siap presentasi sekarang. Direksi minta waktunya dimajukan nanti siang!” ujar seorang manajer.

Situasinya bertambah runyam bila kita mulai panik: marah-marah ketika proses loading laptop berjalan seakan-akan lebih lambat ketimbang biasanya, file bahan presentasi tidak segera ditemukan sebab ternyata disimpan di flashdisk, pikiran mulai membayangkan situasi buruk—direksi bakal mengritik habis presentasinya.

Dalam menjalankan kegiatan apapun, kegelisahan bisa datang tiba-tiba, bagai gelombang yang merayapi tubuh dan pikiran, mula-mula perlahan seperti riak lalu membesar. Situasi akan memburuk apabila pikiran negatif mulai mengambil peran: “Saya tidak tahu cara membuat tiramisu.” “Materi presentasi saya baru siap separo, tapi waktu tinggal dua jam.”

Apa yang disarankan oleh para chef berpengalaman kepada koki rumahan yang mengikuti kompetisi sangat jelas: tetaplah fokus. Nasihat serupa diberikan oleh para manajer di berbagai bidang: “Jangan biarkan pikiran negatif mengambil alih kendali. Fokuslah pada apa yang harus kamu kerjakan. Jika dua jam lagi harus presentasi di depan direksi, selesaikan saja materi presentasimu, semampu kamu. Jangan berpikir tentang skenario buruk.”

Dengan menjaga fokus, kita berpeluang untuk mampu berpikir jernih dan menjalankan proses tahap demi tahap. Ketimbang berpikir tentang hal-hal yang buruk, lebih baik menjalani proses dengan tenang. Daripada membebani pikiran dan perasaan dengan rasa tidak berdaya (“Waduh, saya tidak tahu harus mulai dari mana.” “Rasanya, materi presentasi saya tidak akan selesai.”), lebih baik kita fokus bekerja.

Dengan tetap fokus bekerja dan mengabaikan pikiran negatif, proses akan terus berjalan. Kerjakan apa yang mungkin untuk dikerjakan. Keberanian dan kepercayaan diri harus dijaga dengan menjalani proses, melangkah meskipun mungkin tersendat-sendat, serta tahu apa yang harus dilakukan apabila ada kesalahan. Bila kita biarkan kegelisahan menguasai pikiran kita, skenario buruk yang kita bayangkan itu akan benar-benar terjadi. Alamiah belaka!

Gelisah, cemas, takut itu reaksi stres yang normal, tapi bila mau, kita mampu mengendalikannya. Fokuslah pada apa yang ada di hadapan kita, kerjakan, dan halau godaan untuk membayangkan apa yang akan terjadi. Membayangkan apa yang akan terjadi tidak akan mengubah situasi.

Namun, jika kegelisahan tetap mendera, ambillah jeda sejenak, tarik napas dalam-dalam, tak usah memikirkan apapun. Terimalah situasi ini dengan sabar. Yakinlah bahwa keadaan hanya akan berubah bila kita bertindak. Memikirkan skenario buruk yang mungkin terjadi tidak akan mengubah keadaan. Sejurus kemudian kegelisahan akan reda, dan saatnya Anda melanjutkan apa yang harus Anda tuntaskan. (sumber foto ilustrasi: doncrowther.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler