(Ilustrasi: panrev1924.blogspot.com
DRAKULA DAN KERBAU
1 oktober 1965 sampai 21 mei 1998
negeri kita dijajah gerombolan drakula
dan budak-antek-penjilat begundalnya
keluarga inti dan keluarga besarnya
21 mei 1998 sampai kini negeri kita merdeka
menjadi tempat berkubang sang kerbau-kerbau
banyak kerbau dulu kacung dan babu drakula
apakah kalian tidak mampu melihatnya?
Hilversum, Mei 2002
****
NEGERI KITA SAAT INI
negeri kita saat ini
padang rumput liar
tanpa gembala
hidup sendiri
negeri kita saat ini
miskin pemimpin
tapi banyak betul orang
mengaku-aku pemimpin
aku menjadi mengantuk
tapi hanya berani duduk
Hilversum, Mei 2002
***
SERATUS KEPALA PRESIDEN
Mimpiku semalam konyol sekali
Seratus kepala presiden kujilati
Satu demi satu
Satu demi satu pula
Kujithaki dengan gembira
Mereka semua malah tertawa
Gembira. Lucu. Sungguh gila.
Hilversum, Mei 2002
****
KALANG KABUT
Kalang kabut kabut-kabut
Telah menjadi angin ribut
Membuat kheki kheki
Para jahanam politik
Kalang kabut federal kalang kabut kesatuan
Kalang kabut tanah air kalang kabut dugaan
Kalang kabut ketua kalang kabut rakyat
Kalang kabut babi kalang kabut debat
Presiden kalang kabut
Kalang kabut siapa?
Kalang kabut utusan wali dikalangkabuti siapa
Kalang kabut kadalnya doa dikalangkabuti apa
Kalang kabut negara kita dikalangkabuti di mana
Mengapa Kalang kabut orang gedhean kehilangan
Kalang kabut mereka sendiri
Ciptakan sejuta babi lari
Menjadi tai dan tai lagi
Di negeri kita kini sini
Penjahat beribadat cipta kalang kabut
Kalang kabut kenangan luka berkalang kabut
Meneror paksa lupakan saja segala luka kusut
Di sini kabut apa berkalang siapa: mana kabut?
Mengapa ada kalang kabut
Dalam Dia yang berkabut
Hilversum, Mei 2002
***
PASAL DAN AYAT
Berani-beraninya menjadi
Pasal-pasal dan ayat-ayat
Bagaimana sejatinya
Ceritanya
Apakah kalian sebagian diriku yang hilang
Ketika para penipu asyik mencabuli negeri
Mantera purba segala penjuru
Bergumpal di moncong peluru
Muncrat-muncrat jadi laukpauk
Atau jadi guci-guci mawar
Di angkasa yang terbakar
Berani-beraninya menjadi
Pasal-pasal dan ayat-ayat
Saat negeri dikacau maling dan semua terkapar
Saling menikmati madu ular dan nyala tembikar
Kita mandi matahari memandikan comberan
Saling patuk-mematuk luka
Sambil menikmati kuburan
Digali gagak-gagak tanpa sayap
Mega tenggelam di dalamnya
Langit mengaduh perih
Dicabik puncak lautan
Sudah begitu
Berani-beraninya menjadi
Pasal-pasal dan ayat-ayat
Apakah kita semua
Adalah zaman gila?
Hilversum, Mei 2002
(((((((((((((()))))))))))))))))))))))))))
Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.