x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sebaiknya, Beprasangka Baik Sajalah

Kenyataan bisa saja sama, namun sudut pandang mungkin saja berbeda—dan ini berdampak pada hasil yang berbeda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Prasangka (buruk) adalah beban yang membingungkan masa lampau, mengancam masa depan, dan menjadikan masa kini tak dapat diraih.”

--Maya Angelou (1928-2014)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua tenaga peneliti dikirim oleh perusahaan ke sebuah wilayah untuk mengetahui secara langsung apakah di wilayah itu ada potensi untuk menjual sepatu produksi mereka. Setelah beberapa waktu, sampailah laporan ke meja manajemen. Peneliti pertama memberikan rekomendasi: tidak ada potensi untuk menjual sepatu di wilayah ini, sebab mayoritas penduduk setempat tidak memakai sepatu. Peneliti kedua menyampaikan rekomendasi yang bertolak belakang: karena sebagian besar penduduk masih “nyeker”, terdapat potensi pasar yang luar biasa besar untuk menjual sepatu.

Kenyataan bisa sama, tapi sudut pandanglah yang menentukan bagaimana kenyataan itu dimaknai dan ditindaklanjuti. Peneliti yang melihat wilayah itu sebagai pasar potensial sudah terbiasa berpikir positif, terhadap kenyataan yang sulit sekalipun. Ia berusaha berpikir jernih untuk memahami situasi yang ia saksikan. Ia tidak akan tergesa-gesa menyimpulkan “tidak ada pasar”, bahkan apabila kondisi ekonomi masyarakat tersebut sangat rendah; seandainya kondisi ekonomi rendah sekalipun, tidakkah ada peluang untuk membuat sepatu murah dan terjangkau oleh kebanyakan warga?

Si periset positif tadi beranggapan bahwa budaya bersepatu dapat dibangun dari membiasakan bersepatu. Mungkin saja, masyarakat ini tidak terbiasa bersepatu lantaran sepatu sulit ditemukan di wilayah mereka. Tak ada toko sepatu. Pengenalan sepatu kepada masyarakat ini menjadi titik masuk yang bagus untuk membuka pasar. Bahwa kemudian perlu diadakan program edukasi, promosi, dan sebagainya, ini wajar saja. Namun, intinya adalah lihatlah situasi dari sudut pandang positif. Bukan sebaliknya, melihat dari sudut pandang negatif yang berpotensi menutupi hati dan pikiran terhadap kemungkinan-kemungkinan baik.

Ketika orang-orang bijak mengajak kita untuk bersikap “jangan berprasangka buruk” atau “sebaiknya berprasangka baiklah”, ini sebenarnya sejenis ajakan untuk melihat sesuatu dengan cara berpikir positif. Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan memperlihatkan bahwa berpikir positif sangat baik dalam memengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa. Orang-orang yang senantiasa berpikir positif selalu optimistis menghadapi hari-hari mereka. Tubuh mereka akan selalu sehat. Kalau pun tengah sakit, mereka akan memperoleh dorongan dan kekuatan dari berpikir positif sehingga dapat sembuh lebih cepat.

Para manajer sukses pun begitu. Ketika melihat stafnya melakukan kesalahan, ia percaya bahwa karyawan tersebut akan belajar dari kesalahan dan lalu memperbaiki diri. Ia percaya bahwa dari setiap kesalahan ada kebaikan yang dapat dipelajari. Perusahaan-perusahaan terkemuka umumnya menyadari bahwa setiap kesalahan yang dilakukan oleh karyawan dapat membukakan mata manajer mengenai kemungkinan adanya “lubang” pada cara kerja mereka. Lubang adalah sejenis titik lemah. Perbaikan cara kerja karena adanya kesalahan, pada gilirannya, membuat mutu manajerial mereka bertambah baik.

Manajer dan pelaku bisnis yang sukses percaya bahwa dari pasar yang kelihatannya sudah jenuh masih ada peluang yang dapat dimanfaatkan. Ketika kedai mie sudah banyak, ada yang melihat peluang untuk menjual ramen. Ketika penjual ayam goreng sudah banyak, ada yang melihat peluang menawarkan ayam dengan cara mengolah yang berbeda. Mereka yang berpikir positif dan tidak berprasangka buruk punya peluang untuk menemukan hal-hal baru yang kreatif.

Inovasi tidak akan pernah muncul apabila orang berpikir negatif, bahwa pasar sudah sumpek, bahwa sudah tidak ada lagi segmen pasar yang dapat digarap, bahwa sudah ada banyak jenis roti. Nasihat “sebaiknya berprasangka baik” dapat kita praktikkan dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan, jangan menaruh prasangka buruk terhadap diri sendiri dengan menilai diri sendiri tidak mampu dan bukan orang kreatif. Siapa tahu Anda juga mampu menangguk sukses seperti orang-orang yang selalu berpikir positif? (Foto Ilustrasi: drrenov8.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler