x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sekantong Nasihat dari Stephen King

Bahkan, menulis pun memerlukan ikhtiar yang keras, seperti diserap oleh Stephen King dari pengalamannya yang panjang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Saya yakin, ketakutan adalah akar dari kebanyakan tulisan buruk,” ujar Stephen King yang berhasil menerbitkan novel pertamanya, Carrie, setelah mengetuk puluhan pintu penerbit. Ketakutan membuat kita gamang menuangkan gagasan, ragu-ragu menuliskan kata, melakukan sensor bahkan sejak dalam pikiran, serta mengganti kata dan kalimat berulang-ulang lebih karena dihantui rasa cemas: “Apakah tulisanku menarik?”

Menulis adalah perjuangan menaklukkan segenap ketakutan ini. Dalam memoarnya yang inspiratif, On Writing: A Memoir of the Craft, King berbagi banyak kiat yang ia sarikan dari pengalaman menulisnya yang telah menghasilkan begitu banyak karya mashur dan laris. Sebagian di antara nasihatnya itu barangkali bermanfaat:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentang prasyarat: “Bila engkau ingin jadi penulis, kamu mesti melakukan dua hal di atas hal-hal lainnya: banyak membaca dan banyak menulis. Dalam pemahamanku, tidak ada cara lain di luar hal itu, tidak ada jalan pintas.”

Tentang mengayunkan pena: “Saat-saat menjelang kamu mulai menulis selalu menjadi momen paling mengerikan.”

Tentang motivasi: “Kamu tidak bisa berharap mampu menghanyutkan orang lain dengan kekuatan tulisanmu hingga tulisan itu telah menghanyutkanmu.”

Tentang membuatnya sederhana: “Diskripsi bermula dalam imajinasi penulis, tapi berakhir dalam imajinasi pembaca.”

Tentang kualitas: “Kupikir, cerita-cerita terbaik selalu berakhir dengan orang-orang ketimbang peristiwa, boleh dikata karakterlah penggeraknya.”

Tentang gaya: “Jalan menuju neraka ditaburi dengan kata keterangan.”

Tentang makna: “Kata-kata menciptakan kalimat; kalimat-kalimat menciptakan paragraf; kadang-kadang paragraf menghidupkan dan mulai memberi napas.”

Tentang kebahagiaan: “Menulis bukanlah perihal menghasilkan uang, menjadi mashur, atau memperoleh teman-teman. Pada akhirnya, ini tentang memperkaya hidup mereka yang akan membaca karyamu, dan memperkaya kehidupanmu sendiri. Ini tentang bangkit, menjadi lebih baik, dan mendapatkan lebih. Menjadi bahagia, oke? Memperoleh kebahagiaan.”

Tentang menemukan gagasan: “Marilah kita jernihkan satu hal. Tidak ada ide sampah, tidak ada cerita pokok, tidak ada pulau yang berisi karya laris yang terkubur; ide cerita yang baik tampaknya datang secara harfiah entah dari mana, berlayar menuju dirimu dari langit kosong; dua gagasan yang sebelum tidak berhubungan datang bersama dan menjadi sesuatu yang baru di bawah matahari. Pekerjaanmu bukanlah menemukan ide-ide ini, melainkan mengenali mereka ketika ide-ide itu muncul.”

Tentang kerja keras: “Ada sesuatu, tapi sesuatu itu tidak akan datang menyambangi kamar tempatmu menulis dan menyebarkan debu-debu kreatif hingga menutupi mesin ketik atau komputermu. Ia tinggal di tanah. Ia semacam penghuni ruang bawah tanah. Kamu harus turun ke lantainya, dan begitu engkau sampai ke sana, engkau harus menyiapkan ruang untuk tempatnya tinggal. Engkau harus melakukan semua pekerjaan kasar selagi ia duduk dan mengisap cerutu, mengagumi piala bowling-nya, dan berpura-pura mengabaikan dirimu. Apakah kamu pikir ini adil? Kupikir adil. Ia mungkin tidak banyak melihat, dan ia mungkin tidak banyak berbicara, tapi ia menyimpan inspirasi. Benar bahwa kamu harus melakukan semua pekerjaan, sebab ia yang bercerutu dan bersayap kecil itu memiliki sekantong sihir. Ada hal-hal di sana yang dapat mengubah kehidupanmu. Percayalah, aku tahu.” (sumber ilustrasi: spoila.net)

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler