x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengenal Indonesia Lewat Indonesianis

Profesor Robert Cribb dipecat dari ANU. Sebuah kerugian, para Indonesianis bagaikan jembatan yang mengeratkan dua bangsa bertetangga.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Saya bukanlah orang yang secara formal pernah belajar ilmu-ilmu humaniora, tapi saya meminati tulisan para sarjana pemerhati Indonesia, termasuk mereka yang mengajar di berbagai universitas di Australia. Sebab itu, saya terkejut membaca berita yang dipublikasi tempo.co, bahwa Profesor Robert Cribb dan sejumlah akademisi telah dipecat oleh pihak Rektorat Austalia National University, tempat mereka berkiprah. Bahkan, rumah mereka, School of Culture History and Language dinyatakan ditutup.

Cribb, dalam pandangan sejawatnya dari berbagai negara, tergolong di antara Indonesianis terbaik di dunia. Karena itu, sungguh merupakan kerugian bagi ANU bila Prof. Cribb diberhentikan. Ia banyak melakukan riset mengenai Indonesia, maupun Malaysia dan Myanmar. Bahkan, minat Cribb meluas hingga menjangkau isu lingkungan hidup, termasuk keselamatan orang utan di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi saya, Indonesianis—yang mengajar di Australia maupun negara lain—adalah pintu masuk lain untuk memelajari negeri sendiri. Mereka relatif memiliki kebebasan dan kemandirian untuk memelajari Indonesia dan menawarkan sudut pandang yang membuat saya lebih mengerti tentang negeri sendiri. Meskipun banyak yang meneropong Indonesia secara kritis, tapi umumnya dilandasi oleh kecintaan mereka kepada negeri ini maupun masyarakatnya. Ben Anderson—Indonesianis asal Amerika—bahkan ‘memilih’ untuk meninggal di negeri ini, Desember tahun lalu.

Banyak Indonesianis yang menyadari kompleksitas bangsa ini, sehingga sikap kritis dalam mengkaji Indonesia selalun disertai dengan rasa hangat. Di samping Cribb, saya mengenal pemikiran Richard Robison yang mengkaji ekonomi politik Indonesia secara mendalam melalui karyanya, The Rise of Capital. Melalui buku penting dan kontroversial ini, saya berusaha memahami bagaimana kekuatan-kekuatan kapital tumbuh di Indonesia dan berpengaruh besar terhadap negara maupun pemerintahan.

Ada pula David T. Hill, yang kini sudah pensiun. Perhatiannya banyak tertuju kepada perkembangan media massa di Indonesia, yang antara lain melahirkan buku Journalism and Politics in Indonesia: A Critical Biography of Mochtar Lubis as Editor and Author. Kira-kira sepuluh tahun yang silam, Hill bersama Sen menerbitkan karya lain, The Internet in Indonesia’s New Democracy, yang memperlihatkan minatnya atas perubahan demokrasi di sini. Setahu saya, sebagai pengajar, ia mendorong mahasiswanya untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

Herbert Feith adalah nama lain yang tak terlupakan, yang pembagiannya mengenai tipe kepemimpinan di Indonesia selalu disebut-sebut yakni jenis ‘solidarity maker’ dan ‘administrator/problem solvers’. Karya puncaknya, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia, akan selalu dirujuk oleh mereka yang memelajari sejarah politik Indonesia. Biografi Feith, Dari Wina ke Yogyakarta (terjemahan, 2014), yang ditulis Jemme Purdey, melukiskan betapa bersemangatnya Feith muda dalam menyokong kemerdekaan Indonesia.

Banyak lagi nama-nama lain akademisi Australia yang memelajari Indonesia dengan sepenuh hati, seperti Greg Barton, Keith Foulcher, bahkan juga David Jenkins, yang menulis buku penting saat masih menjadi jurnalis, Soeharto and His Generals, yang menyebabkan ia dilarang oleh rezim Soeharto untuk memasuki Indonesia.

Cribb maupun Indonesianis lain, yang terdahulu maupun dari generasi yang lebih muda, punya peran berharga bukan saja dalam konteks akademis, tapi juga dalam mengeratkan hubungan Austalia-Indonesia. Bagi saya, melalui karya mereka saya mengetahui pandangan orang luar terhadap negeri ini dan kompleksitas masalahnya—katakanlah, semacam perspektif outside-in yang menarik, berempati, memperkaya pemahaman dan menguatkan saling pengertian. (sumber foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler