x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyusuri Perpustakaan Digital, Membaca Karya Dunia

Banyak karya klasik yang tersimpan di berbagai perpustakaan digital dan dapat dibaca gratis. Jika tak punya e-book reader, baca saja secara online.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apa yang bisa saya lakukan untuk membaca buku digital atau e-book lantaran saya tidak memiliki e-book reader seperti Kindle, Kobo, ataupun Nook? Padahal, di jagat virtual sana terdapat ribuan karya mashur yang dapat diakses secara gratis—sebagian atau seluruh isinya. Perpustakaan digital semakin banyak dijumpai dan memudahkan bagi siapapun untuk mengakses koleksinya tanpa terhalang oleh jarak; koneksi internet, kuncinya.

Kehadiran teknologi internet memang memungkinkan siapapun menjelajahi perpustakaan digital di banyak belahan bumi. Sebagian perpustakaan hanya dapat dikunjungi halaman depan dan mengetahui koleksinya tanpa kita bisa membaca bukunya, kecuali menjadi anggota dan berbayar. Sebagian lainnya menawarkan koleksi yang dapat dibaca secara online dan gratis. Bahkan, ada pula yang mengizinkan koleksinya diunduh—khususnya buku-buku yang sudah masuk ke dalam ranah publik atau secara legal kepemilikan hak ciptanya sudah habis. Ada pula Google Books yang memungkinkan kita mengintip isi buku, tapi tidak bisa membaca seluruh isinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Membaca buku digital secara online, bagi saya, akhirnya menjadi pilihan karena ketiadaan e-book reader. Saya dapat membaca karya mashur H.G. Wells, The Time Machine. Versi cetak buku ini masih dijual, di amazon.com umpamanya untuk edisi paper back dijual seharga US$ 2,70. Tapi dengan mengunjungi situs Project Gutenberg saya dapat membacanya secara gratis, bahkan dapat mengunduhnya—dalam format teks. Jika kamu punya aplikasi epub reader, misalnya Adobe Digital, kamu bisa mengunduh versi epub-nya dan membaca secara off-line.

Ada banyak situs yang dapat kita kunjungi untuk membaca e-book secara online. Project Gutenberg (gutenberg.org) salah satu favorit saya. Banyak sekali naskah yang dapat dibaca dan diunduh dalam beragam format. Bila kita ingin membaca karya-karya klasik dunia, Project Gutenberg adalah tujuan yang tepat untuk dikunjungi. Situs ini adalah jendela untuk mengenal karya-karya besar. Proyek ini didirikan oleh mendiang Michael Hart, yang wafat lima tahun lalu, merupakan proyek literer online yang paling bertahan sejak didirikan pada 1971.

Situs Internet Archive (archive.org) tak kalah menarik. Didirikan pada 1996, situas ini menawarkan akses gratis ke materi digital atau didigitalisasi berupa buku, gambar, video, maupun audio. Situs ini memiliki sejumlah pintu masuk untuk sampai kepada buku yang kita inginkan. Di halaman depan terdapat kumpulan pintu masuk menuju Top Collections of the Archive, di antaranya pintu American Libraries dan Biodiversity Heritage Library. Begitu mengklik American Libraries, tersedia banyak pilihan perpustakaan, seperti Boston Public Library dan MIT Libraries.

Menariknya, situs ini hasil kolaborasi berbagai perpustakaan di AS sehingga masing-masing perpustakaan menawarkan kekayaan koleksi yang saling melengkapi. Jika ingin langsung menemukan karya tertentu, tersedia mesin pencari. Di University of North Carolina at Chapel Hill saya menemukan The Poetical Works of William Blake terbitan Chatto & Windus, London, pada tahun 1906. Jika kamu sudah tahu apa yang kamu cari, bisa langsung menggunakan mesin pencari yang mungkin akan mengantarkanmu ke sejumlah perpustakaan.

Internet Archive juga membuat proyek lain yang disebut Open Library (openlibrary.org), dengan fokus menghimpun publikasi sebuah karya dari berbagai edisi. Di satu halaman web, karena itu, hanya terdapat satu karya tapi dalam berbagai edisi. Seluruh edisi terdokumentasi, sehingga siapapun yang ingin membandingkan edisi pertama dan seterusnya dapat melakukannya di sini; barangkali ada revisi atau pemutakhiran materi atau membandingkan hasil terjemahan oleh penerjemah berbeda dan penerbitan oleh penerbit berbeda.

Begitu banyak karya dunia yang menanti dibaca di ketiga perpustakaan tadi maupun perpustakaan lainnya. Ketiadaan e-book reader tak perlu jadi penghalang untuk dapat membaca karya-karya mashur itu--membaca seluruh isinya, bukan hanya mengintip daftar isi atau ringkasannya. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler