x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penulis dan Efek Plath yang Mematikan

Setelah membaca kembali novel-novelnya, William Styron baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Oh, Ayah, aku tidak tahu apa yang salah. Aku sudah mencoba untuk tumbuh menjadi gadis kecil yang baik, seperti yang kamu katakan, tapi di mana saja aku berubah, aku seperti berjalan lebih dalam dan semakin dalam menuju keputusasaan yang mengerikan. Apa yang salah, Ayah? Apa yang salah? Mengapa kebahagiaan demikian berharga? Apa yang telah kita lakukan dengan hidup kita, di mana-mana kita berubah—tak peduli seberapa keras kita berusaha untuk tidak berubah—kita menyebabkan orang lain mengeluh?”

Itulah penggalan ekspresi salah satu karakter dalam novel Lie Down in Darkness karya William Styron. Karya ini terbit pada 1951, ditulis oleh Styron saat berusia 26 tahun, dan menerima pujian dari banyak kritikus dan memperoleh dua penghargaan. Styron dianggap berhasil menggambarkan secara detail kondisi mental depresif karakternya. Dua novel lainnya mengukuhkan nama Styron, yakni The Confessions of Nat Turner (1967) dan Sophie’s Choice (1979).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Styron semula tidak menyadari betapa ketiga novelnya itu menggambarkan dunia gelap serupa dengan karakter utama yang memilih untukmengakhiri hidupnya sendiri sebagai jalan keluar dari persoalan. Ketika Styron membaca kembali karya-karyanya, barulah ia menyadari siapa dirinya. “Kini saya menyadari bahwa depresi dan pikiran tentang bunuh diri telah menjadi bagian menyatu dari kepribadian kreatif saya di sepanjang hidup saya,” ujar Styron. Tahun 1985, ia mengalami depresi serius yang pertama untuk kemudian mampu bangkit dan menulis memoarnya, Darkness Visible (1990)—yang membuat banyak orang bersimpati kepadanya.

Styron bukanlah satu-satunya penulis yang mengalami gangguan kesehatan mental. Ada Ernest Hemingway—penulis Lelaki Tua dan Laut, penyair Sylvia Plath, novelis David Foster Wallace yang menggantung diri, novelis Virgnia Wolf yang menenggelamkan diri di sungai. Ya, Styron bukanlan fenomena langka. “Penulis kreatif lebih rentan terhadap penyakit mental,” kata psikolog James C. Kaufman (2001). “Bahkan, penyair-penyair perempuan cenderung lebih menderita dibandingkan penulis lainnya.”

Kaufman menamai kecenderungan itu sebagai Efek Plath. Para penulis itu sering terbawa arus begitu jauh saat merenungkan ihwal kematian—tak berhenti sebagai proses kreatif kepenulisan, melainkan merasuk jauh ke dalam kehidupan pribadi mereka. Dalam konteks Styron, apa yang tertuang dalam novel-novelnya yang merebut perhatian publik luas itu adalah cerminan pergulatan pikiran dalam dirinya.

Kay Jamison, guru besar psikiatri di John Hopkins University, AS, dan penulis Touched with Fire: Manic-Depressive Illness and the Artistic Temperament, menyebutkan bahwa dua sisi itu beririsan pada satu orang: manic-depression dan kemampuan kreatif. Orang-orang kreatif ini, kata Jamison, berpikir lebih cepat, lebih mengalir, dan orisinal. Dan ketika depresi tiba, mereka menjadi lebih obsesif dan melakukan kritik diri yang lebih keras. Mereka lebih berani, sensitif, gelisah, tidak puas dalam upaya menemukan ekspresi artistik yang terbaik.

Barangkali, dibandingkan seniman lain, penulis lebih tergoda oleh daya tarik bunuh diri sebagai alat untuk mengendalikan kisah hidup mereka. Para psikiater berbicara ihwal kecenderungan bunuh diri sebagai metafor atau citra kuat bagi penulis. Penyair Sylvia Plath bahkan berpikir, kehidupan seniman hebat harus berakhir dalam kematian—kematian oleh dirinya sendiri. Mereka berpikir, “Kamu harus berhenti sebelum menulis sesuatu dengan buruk.” ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu