x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mendewasakan Start-up Lewat Kompetisi

Kompetisi perusahaan rintisan kian semarak, tapi persaingan di pasarlah yang akhirnya mematangkan mereka.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Dukungan terhadap pertumbuhan perusahaan yang baru bersemai (start-ups) di Indonesia kian bertambah, salah satunya melalui ajang kompetisi. Sparx-Up Award dan Indigo Fellowship maupun Bubu Awards termasuk yang berusaha keras menyediakan tempat bagi perusahaan rintisan untuk unjuk kebolehan. Ketiga ajang kompetisi ini sudah berlangsung beberapa tahun dan diminati banyak peserta yang menjadikannya jalan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dan semakin banyak kompetisi lain yang digelar, seperti Startup Sprint, Spica Runway, maupun Startuppedia ASEAN Challenge.

Menarik bahwa ajang kompetisi tersebut bukan hanya memilah yang bagus dari sisi teknis, tapi juga yang kreatif dari aspek model bisnis. Penyedia lahan kompetisi ini umumnya memiliki misi yang keren, yakni mengorbitkan start-ups menjadi pemain kelas internasional. Jadi, kompetisi nasional dapat menjadi pintu untuk memasuki pentas dunia. Kompetisi Startup Sprint di Surabaya, misalnya, menjanjikan perjalanan ke Lembah Silikon, AS, bagi pemenang utamanya agar lebih mengenal ekosistem bisnis berbasis teknologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ajak kompetisi seperti ini memang menguntungkan bagi start-ups. Mereka dapat menjajagi sejauh mana ide yang mereka usung memang layak untuk terus ditekuni dan dikembangkan sebagai aktivitas bisnis. Umpan balik bisa mereka peroleh, baik yang memuji maupun yang mengritik tajam.

Betapapun, kritik di tahap awal lebih bagus ketimbang start-ups tumbang saat berjalan lebih jauh karena kelemahan tidak terendus sejak dini. Kritik bisa menjadi masukan untuk membereskan apa saja yang bila dibiarkan bisa jadi kendala yang lebih menghambat pertumbuhan perusahaan.

Ajang kompetisi juga membuka jalan bagi, terutama, para pemenangnya untuk berkenalan dengan investor—syukur-syukur bisa menggaet mereka agar mau berinvestasi. Start-ups juga bisa memperoleh bimbingan dalam mengelola usaha dan membangun jaringan bisnis. Kesempatan untuk belajar dari praktik terbaik pemain-pemain terdahulu juga bisa didapat.

Ajang kompetisi semacam itu memang bermanfaat bagi start-ups. Namun, kompetisi riil yang berlangsung di pasar sesungguhnya merupakan ajang yang paling sanggup mengasah kemampuan start-ups. Dalam strategi Blue Ocean, Chan Kim-Mauborgne menyarankan agar perusahaan menghindarkan diri untuk ‘berdarah-darah’ di samudra merah alias terjun di pasar yang tingkat persaingannya rendah. Namun, riset yang lebih mutakhir menunjukkan hal sebaliknya.

Terjun ke dalam kompetisi riil di tahap-tahap awal kehidupan perusahaan, menurut riset ini, akan meningkatkan prospek perusahaan untuk mampu bertahan dalam jangka panjang. Andrew Burke dan Stephanie Hussels mengungkapkan hasil studi mereka terhadap hampir 2 juta start-ups yang didirikan di Inggris antara 1995 hingga 2005 dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

Kedua peneliti itu menemukan bahwa perusahaan yang diluncurkan di pasar yang padat (crowded markets) mempunyai kemampuan bertahan lebih tinggi daripada perusahaan lain, yang diketahui gagal pada tahun pertama. Start-ups yang survive selama periode awal ini mempunyai peluang sangat besar untuk memasuki tiga tahun berikutnya.

Mengapa begitu? Burke menjelaskan, start-ups yang terjung di pasar kompetitif mendapatkan efek imunisasi (immunizing efect). Ini tidak ubahnya orang yang terpapar suatu penyakit dapat menciptakan antibodi yang menyediakan perlindungan dalam jangka panjang. Lingkungan yang menantang mendorong start-ups untuk berusaha sangat fokus pada upaya memuaskan konsumennya sembari menjaga biaya agar tetap rendah. Start-up yang gagal di tahap dini biasanya disebabkan kehabisan waktu untuk membangkitkan imunitas.

Kehadiran mentor bisnis maupun dukungan investor akan sangat bermanfaat bagi start-ups yang unggul dalam ajang kompetisi ketika memasuki persaingan yang sesungguhnya di pasar bebas. Pengalaman para mentor akan menginspirasi sepanjang para pengelola start-ups bersedia membuka diri terhadap gagasan baru dan berani mengambil risiko. (foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu