x

Iklan

Wawan Priyanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Exclusive Interview Rio Haryanto tentang GP Austria

Harapan saya untuk bisa lebih kompetitif seperti di Baku, baik di kualifikasi dan juga di balapan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rio Haryanto (Foto: Manor Racing)

Sirkuit RedBull Ring, Spielberg, Austria, akan menjadi tuan rumah balap F1 seri kesempilan pekan ini. Pembalap Indonesia Rio Haryanto yang membela tim Manor Racing berharap bisa lebih kompetitif, baik di kualifikasi maupun di balapan.

Menurut Rio, di balapan ini Manor Racing melakukan sedikit upgrade pada brake duct untuk mengatasi permasalahan temperatur ban yang sering drop. Apalagi sirkuit RedBull Ring ini dikenal dengan lintasan yang cukup dingin sehingga dapat mempengaruhi temperatur ban.

Tahun lalu, Rio memiliki catatan manis di sirkuit ini. Pembalap kelahiran Solo, 23 tahun lalu, ini keluar sebagai juara pertama di sprint race GP2 bersama tim Campos Racing. Hebatnya, Rio melewati garis finish mengungguli test driver McLaren Honda, Stoffel Vandoorne, dengan kondisi sayap depan rusak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepada penulis, Rio berbagi cerita panjang lebar tentang sirkuit sepanjang 4,326 kilometer ini, Rabu, 29 Juni 2016. Berikut ini petikannya.

WP: Bisa dijelaskan seperti apa sirkuit RedBull Ring ini?

RH: Sirkuit RedBull Ring menurut saya adalah sirkuit yang cukup simple. Ada 2 trek lurus yang cukup panjang, 4 tikungan pelan, dan 3 tikungan kencang.

 

WP: Dengan 2 lintasan lurus yang panjang dan sedikit tikungan, bagaimana peluang mobil Manor?

RH: Peluang mobil Manor cukup bagus karena sirkuit ini tidak terlalu membutuhkan downforce tinggi seperti di Barcelona.

 

WP: Apakah ada upgrade baru untuk mobil Manor di sirkuit ini?

RH: Sedikit upragde untuk bisa memudahkan generate temperatur ban karena sering kali di Spielberg temperatur rendah dan dengan adanya lintasan lurus panjang akan membuat temperatur ban turun secara drastis.

 

Catatan: Upgrade pada brake duct ini untuk menjaga agar temperatur ban tetap ideal selama balapan. Suhu (panas) dari proses pengereman dijaga agar tidak mudah turun. Suhu panas ini kemudian dialirkan ke velg lalu ke ban sehingga temperaturnya tetap terjaga.

 

WP: Menurut Rio, apa yang menarik dari sirkuit RedBull Ring?

RH: Yang menarik dari sirkuit ini ada beberapa pergantian elevation hampir di setiap tikungan. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya dan driver lain. Berubah dibanding dengan ketika balapan tahun lalu.

 

WP: Bagaimana dengan kemungkinan overtaking?

RH: Jika melihat karakter sirkuit, balapan F1 akhir pekan nanti akan menyajikan banyak aksi overtaking.

 

WP: Bagaimana karakter aspal di RedBull Ring?

RH: Aspal di sirkuit ini baru diganti tahun ini. Jadi akan cukup halus dan untuk degradasi ban sepertinya tidak terlalu besar.

 

WP: Ada tiga tipe ban yang disediakan Pirelli, Sof, Supersoft dan Ultrasoft. Kira-kira yang paling cocok untuk sirkuit ini ban jenis apa?

RH: Menurut team, di balapan nanti akan lebih ke ban Supersoft dan Ultrasoft. Tapi masih akan dipelajari di latihan bebas (FP1 dan FP2) serta di kualifikasi.

 

WP: Apakah mobil masih mengalami kendala downfoce dan kesulitan di tikungan lambat?

RH: Masih.

 

WP: Rio sudah pernah balapan di RedBull Ring. Pernah tampil sebagai juara pertama sprint race GP2 tahun lalu. Apa harapan Rio di sirkuit ini?

RH: Harapan saya utk bisa kompetitif seperti di Baku. Kompetitif di kualifikasi dan juga di balapan.

 

WP: Apakah Red Bull Ring termasuk sirkuit favorit Rio?

RH: Favorit sih tidak, tetapi ada memori yang menyenangkan di sini. Saya pernah juara pertama bersama tim Campos Racing tahun lalu dengan front wing yang rusak.

 

WP: Menurut Rio, turn atau tikungan berapa yang paling menantang? Mengapa?

RH: Tikungan 5. Karena saat menuju ke tikungan 5 ada tanjakan sehingga membuat saya tidak bisa melihat apex tikungan. Jadi saya harus memulai menikung sebelum saya melihat tikungannya.

 

WP: Dalam balapan nanti, dengan 71 putaran dan jarak tempuh 307,02 kilometer, mungkinkah hanya sekali pitstop?

RH: Dengan management tyre yang baik, sangat mungkin sekali.

 

WP: Banyak yang berharap Rio tampil lebih agresif dan galak di sirkuit. Bagaimana tanggapan Rio?

RH: Agresif bagus tetapi harus juga harus bisa mengendalikan diri. Ada strategi yang dijalankan dan tentu sudah dipersiapkan dengan matang bersama team.

 

WP: Seberapa pengaruh ERS di sirkuit ini ? Terlalu pendek kah untuk isi energy ?

RH: Untuk di qualifying lap bisa 95 persen motor generator unit-kinetic (mgu-k) deployment. Jadi kita akan sedikit kehabisan energy di salah satu lintasan lurus. 

 

WP: Apa beda balap di GP2 dan F1 dari sisi pembalap. Lebih rumit balap F1 kah?

RH: Iya karena kita harus interactive dengan lebih banyak engineers dan juga mengoperasikan mobil lewat steering wheel.

 

WP: Pada waktu Rio menang dalam keadaan hujan dengan slick tyre di Nurburgring GP3, apa yang terjadi dan bagaimana handling problemnya?

RH: Ketika itu lintasan sangat licin. Saya mengubah racing line untuk mencari bagian yang lebih kering.

 

WP: Ok Rio. Good luck untuk balapan pekan ini. Semoga membuahkan hasil yang positif.

RH: Amin. Insha Allah bisa lebih kompetitif.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Wawan Priyanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB