x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ada yang Luar Biasa di Dalam yang Terlihat Sepele

Hal-hal yang tampak sepele di sekitar kita ternyata menyimpan sesuatu yang luar biasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berkat grafena, dengan asal kata graphit + ene, Andre Geim dan Konstantin Novoselov dinobatkan sebagai peraih Hadiah Nobel Bidang Fisika 2010. Grafena adalah lembaran karbon murni dua dimensi yang tebalnya hanya satu atom karbon dan berbentuk heksagonal. Apabila karbon ini disusun ke samping menyerupai sarang lebah, jadilah ia bahan semikonduktor terbaik.

Dua lelaki keturunan Rusia ini menggunakan teknik selotip temuan mereka untuk memperoleh grafena. Gambarannya seperti ini: goreskan pensil di atas kertas, lalu lekatkan selotip itu pada goresan tersebut. Maka kita segera memperoleh satu lembar kristal karbon setebal atom tunggal.

Mengapa penemuan itu membuahkan Nobel? Selain merupakan bahan semikonduktor yang mampu menghasilkan komputasi supercepat, grafena diperkirakan bakal memicu revolusi di bidang otomotif, aeronotika, dan bahkan antariksa. Grafena telah dimanfaatkan untuk membuat computer chip.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari keberhasilan ini, Geim memetik pelajaran penting yang layak kita resapi. “Kita bisa kuliah di universitas lapis kedua atau ketiga dan dapat mengerjakan sesuatu yang menakjubkan,” ujar Geim di www.nobelprize.org. Sangat inspiratif!

Lewat kerja kerasnya, ia dikenal sebagai workaholic karena mencintai pekerjaannya, Geim memperlihatkan diri sebagai orang yang pantang menyerah. Kendati sudah dikenal dengan berbagai risetnya, Geim baru memperoleh dana riset secara kontinyu untuk penelitian mengenai grafena ini.

Ketersediaan sarana dan peralatan yang hebat tak selalu identik dengan prestasi yang membanggakan. Dalam keterbatasan, walaupun kemudian ia juga sempat meneliti di University of Manchester, Inggris, pikiran kreatiflah yang justru memegang peran utama. Geim berhasil mengatasi kendala yang lazim dihadapi oleh peneliti dengan peralatan serba terbatas.

Ini mengingatkan pada tokoh McGyver dalam serial film teve yang populer pada tahun 1990an. Di tengah segala keterbatasan tatkala harus membongkar sindikat kejahatan, McGyver memanfaatkan pikiran kreatifnya dan mengerahkan pengetahuan fisika dan kimianya untuk meringkus penjahat. McGyver bukanlah James Bond yang lebih mengandalkan teknologi mutakhir yang siap-pakai.

Geim juga mengajarkan pentingnya konsistensi dan fokus. Selama bertahun-tahun ia mengasah kemampuannya melakukan riset di bidang yang hampir serupa. Ia bukan orang yang gampang menyerah. Ia telah menemukan, antara lain, teknik membuat katak melambung ke udara dengan memakai magnet. Ia tidak tergoda untuk melompat ke arena riset yang terlalu beragam.

Riset Geim juga mengajarkan bahwa hal-hal yang tampak sepele di sekitar kita ternyata menyimpan sesuatu yang luar biasa. Intinya: amatilah keadaan sekeliling dan jangan abaikan hal-hal yang terlihat sepele. Kreativitas membukakan pikiran dan menjadikan semangat membubung tinggi.

Gagasan kreatif itulah yang memampukan Geim dan Novoselov menemukan material yang bakal memicu revolusi di banyak bidang. Selama ini, bidang-bidang tersebut memanfaatkan beberapa jenis logam dan tengah mencari material baru yang jauh lebih efisien dan lebih kuat.

Alhasil, seperti kata Geim yang rendah hati namun percaya dirinya tinggi, “Kita tak harus kuliah di Harvard atau Cambridge yang punyak banyak mahasiswa cerdas dengan sarana lengkap untuk menghasilkan penelitian seperti ini.” Seperti ini = kualitas Nobel. (sumber foto: dw.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler