x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mudik

Tradisi mudik yang dilakukan tiap tahun untuk mengobati kerinduan dan mengenang masa silam.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jalanan di sepanjang Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum) tiga hari belakangan ini dipadati oleh kenbdaraan pemudik menuju kampung helaman masing-masing. Tahun ini sepertinya ada peningkatan volume kendaraan dari pada tahun-tahun sebelumnya, meski saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang melambat. Namun tidak mengurangi minat perantau untuk berlebaran bersama sanak keluarga.

Dulu saat masih sekolah, seringkali Saya berfikir apa sebenarnya alasan dari perantau mau menghabiskan waktu berhari-hari untuk menempuh jarak ribuan kilometer untuk sekedar berhari raya di kampung halaman. Tidak hanya membutuhkan tenaga ekstra, tapi mudik juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari biaya bensin, akomodasi perjalanan serta biaya untuk kebutuhan selama berada dikampung, dimana saat lebaran terbilang tinggi.

Namun semua alasan itu tidak menyurutkan minat pemudik untuk berlebaran di kampung. Bahkan mudik sudah dipersiapkan jauh hari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jadi dapat dibilang bahwa mudik merupakan sebuah persiapan yang sangat matang oleh sebagian besar orang di Republik ini mengalahkan perencanaan apapun. Begitu pentingnya mudik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah dewasa, Saya baru paham arti penting dari sebuah sebuah mudik. Meski daerah rantau Saya hanya berjarak 150 kilometer dari tanah kelahiran tapi kerinduan terhadap kampung halaman sama dengan orang-orang yang jaraknya ribuan kilometer.

Rasa rindu itu terus meningkat ketika mendekati 1 Syawal. Rasa yang tidak dibuat-buat dan juga tak kuasa untuk mengubur kerinduan tersebut. Meski mudik dapat dilakukan kapan saja karena jarak masih terbilang dekat. Uniknya, pada saat hari biasa keinginan untuk mengunjungi kampung halaman itu tidak tersirat sedikit pun.

Sosialog ternama menyebut bahwa semangat pemudik untuk pulang kampung saat lebaran itu adalah untuk bernostalgia dengan sanak family, handai taulan dan teman sejawat. Nostalgia itu untuk mengenang kebersamaan pada masa silam. Hari Raya Idul Fitri dijadikan momentum untuk mengenang kembali peristiwa-peristiwa pada masa lampau.

Jadi dapat dipahami arti dan tujuan mudik. Dan jangan heran pula melihat masyarakat kota pada hari ini bertolak ke kampung halaman, meski kampung mereka tersebut terletak di daerah pelosok, terisolir dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Selamat Mudik.

 

 

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler