x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Cerdas Mencapai Sasaran

Selalu ada cara untuk menetapkan dan meraih sasaran dengan cerdas. Kita dapat mencoba pendekatan Smart Goal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam bisnis maupun kehidupan pribadi pun, setiap orang niscaya punya tujuan untuk diraih. Keuntungan bagi perusahaan dan prestasi bagi individu. Tujuan, sasaran, atau gol menjadikan perusahaan maupun individu tegerak untuk berjalan maju, memperoleh motivasi untuk menemukan jalan yang tepat dalam mencapai tujuan. Tujuan juga menjadi pengingat tentang apa yang harus kita raih. Ini membuat kita fokus pada sesuatu dan berusaha untuk tidak tergoda oleh pengalih perhatian, apapun ragamnya.

Dalam sepak bola, gol yang cerdas tidak lepas dari cara mencapainya. Pemain hebat tahu kapan dan di mana harus berada ketika sebuah umpan dapat berbuah gol. Begitu pula, manajer hebat tahu bagaimana mencapai tujuan dengan cara yang pintar (smart goal). Sejak George T. Doran mempublikasikan tulisannya, ‘There’s a SMART way to write management’s goals and objectives’, di jurnal Management Review edisi November 1981, istilah Smart Goal menjadi populer.

Kata smart dalam Smart Goal dirancang oleh Doran sebagai akronim yang terdiri atas lima huruf. Masing-masing huruf punya makna. S berarti specific (tertentu), M bermakna measurable (terukur), A berarti attainable (dapat diraih), R bermakna relevant (tidak mengada-ada), dan T berarti time-bound (dibatasi oleh kerangka waktu, ada tenggat).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak orang kemudian memilih kata yang berbeda meski secara keseluruhan merujuk pada pengertian serupa, yaitu cara cerdas untuk mencapai sasaran atau tujuan. Misalnya, S diartikan significant, M sebagai meaningful atau manageable, A diartikan achievable, R dimaknai sebagai realistic, sedangkan T diartikan time-tabled (mengikuti jadwal tertentu).

Selanjutnya, Smart Goal digunakan melampaui konteks awalnya—untuk manajemen proyek—dan dipakai untuk menetapkan target pribadi. Siapapun dapat memetik manfaatnya, termasuk Anda. Bagaimana menetapkan gol cerdas ini?

Pertama-tama, Anda mesti menetapkan specific goal (sasaran yang spesifik). Sasaran yang kabur hanya membuahkan hasil yang kabur pula. Buatlah rincian mengenai sasaran yang ingin Anda capai, sehingga Anda tahu persis apa sasaran itu. Misalnya saja, Anda ingin membeli rumah, maka perlu Anda perjelas rumah berukuran berapa, dengan kisaran harga berapa, dan kapan Anda hendak membelinya?

Pernyataan sasaran yang hanya berbunyi “Saya ingin membeli rumah” masih kabur. Ini membuat Anda tidak fokus pada upaya-upaya untuk mencapai target tersebut. Anda akan kurang termotivasi untuk berusaha mendapatkan penghasilan yang memadai. Namun, jika Anda membuat target yang spesifik, Anda dapat menentukan langkah yang lebih pasti. Misalnya, rumahnya tipe 60 dengan harga Rp 750 juta. Karena sudah punya tabungan Rp 150 juta, Anda harus bisa mengikat kontrak pembelian 6 bulan mendatang dengan uang muka Rp 250 juta. Sisanya dikredit dalam jangka 5 tahun. Nah, Anda akan termotivasi untuk mencari kekurangan uang untuk menutup uang muka.

Kedua, sasaran itu haruslah terukur (measurable). Saya ingin menulis buku. Sasaran ini kabur. Lain halnya bila kita menetapkan gol menulis buku sepanjang 500 halaman dalam dua bulan. Anda menetapkan target sendiri, setiap hari harus bisa menulis minimal 10 halaman ketik. Bila kurang dari jumlah ini, berarti kita harus kerja ekstra keras di hari lain untuk menutupi kekurangan.

Sasaran itu juga mesti dapat dicapai (attainable, achievable). Punya sasaran yang tinggi itu bagus, tetapi kita juga harus berpikir realistis dengan kondisi saat ini. Mungkinkah sasaran itu bisa kita capai? Misalnya saja kita menginginkan punya kebun seluas dua hektar bulan depan, padahal tabungan kita hanya Rp 30 juta dan gaji kita Rp 5 juta. Kecuali ada yang bermurah hati kepada Anda, kebun itu hanya ada di angan-angan. Bila target itu kita revisi menjadi bukan bulan depan, melainkan dua tahun mendatang, tempatnya bukan di kota, mungkin masih bisa tercapai. Itupun bila Anda berhemat serta punya sumber penghasilan lain.

Sasaran hendaknya juga relevan dengan tujuan hidup Anda. Sasaran yang relevan akan membuat Anda berdedikasi dalam melakukan ikhtiar-ikhtiar untuk mencapai sasaran itu. Penting bagi kita untuk membuat ‘pernyataan misi’ seperti yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, gol hanyalah sarana untuk mencapai misi kehidupan. Anda bisa saja membuat gol yang tidak relevan dengan misi hidup Anda, tapi itu akan membuat hidup Anda melenceng ke tempat lain.

Menetapkan waktu untuk mencapai sasaran merupakan hal yang mutlak perlu (time-bound). Pemain sepakbola hanya punya waktu 2x45 menit untuk bisa mencetak gol. Dengan batasan waktu, kita semestinya termotivasi untuk mencapai sasaran itu. Batasan waktu itu mencakup kapan Anda mulai bergerak dan kapan sasaran harus tercapai. Dengan jadwal yang pasti, kita dapat mengukur kemajuan upaya kita. Misalnya saja, “Sekarang jam 7, dan saya akan memperbaiki laporan hingga pukul 11. Artinya, saya punya waktu empat jam untuk menyelesaikannya.” Pernyataan yang hanya berbunyi “Saya akan perbaiki laporan ini” berpotensi membuat kita ogah-ogahan karena kita merasa tidak terikat atau tidak dibatasi oleh waktu.

Anda bisa menetapkan Smart Goal untuk hal-hal yang mudah dulu, hingga Anda merasakan manfaatnya dan kemudian mencoba menerapkannya untuk tujuan yang lebih besar. Pasti berhasilkah? Tugas kita berusaha, selebihnya urusan Yang di Atas. (sumber foto ilustrasi: dailymail.co.uk) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler