x

Iklan

Anton Priyanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kecanggihan Persenjataan Membuat Densus 88 Tidak Humanis

Keberhasilan yang telah diukir Densus 88 selama ini tentunya tidak bisa terlepas dari peralatan dan senjata canggih yang dimilikinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keberhasilan yang telah diukir Densus 88 selama ini tentunya tidak bisa terlepas dari peralatan dan senjata canggih yang dimilikinya. Densus 88 tak hanya mendapatkan sederet peralatan canggih itu dari Kepolisian RI. Mereka juga mendapatkan dukungan pelatihan, biaya, dan peralatan dari Badan Intelijen Negara Barat, seperti CIA, FBI, atau National Service Australia. Berikut ini sejumlah senjata yang dimiliki oleh Densus 88:

  1. Colt M4 5.56 mm (senapan serbu)
  2. M4A1 Carbine 5.56 x 45 mm (senapan serbu)
  3. Heckler & Koch HK416 (senapan mesin)
  4. Heckler & Koch MP5 (senapan mesin ringan)
  5. Steyr AUG (senapan mesin)
  6. Armalite AR-10 (senapan sniper)
  7. Remington 870 & Remington 700 Shotgun
  8. Ithaca 37 Shotgun
  9. Glock 17 Pistol (standar Pistol)
  10. Ballistic Shield (tameng)
  11. Rompi Anti Peluru

Pengamat kepolisian dari Universitas Padjajaran, Muradi, mengatakan, dukungan persenjataan dan peralatan Densus 88 memang sangat modern. Misalnya, senapan serbu jenis Colt M4 5.56 milimeter, Steyr-AUG, Armalite AR-10, dan shotgun model Remington 870 yang ringan dan sangat handal buatan Amerika Serikat. Senjata jenis Steyr-AUG merupakan produksi perusahaan senjata Austria Steyr Mannlicher yang merupakan Senapan Tentara Universal.

Tim elit bentukan Polri ini seakan-akan bermetamorfosis menjadi salah satu kekuatan militer di Indonesia menyaingi TNI. Masyarakat berpandangan jika Polisi sekarang ini bukan lagi sebagai pranata umum sipil yang bertugas mengatur ketertiban dan sebagai penegak hukum, namun sudah menjelma menjadi aparat militer. Suatu paradigma mengarah pada pergeseran status beserta kaidah dan kewenangan sebagai aparat sipil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maraknya aksi teror di sejumlah wilayah seakan diilhami oleh pihak kepolisian menjadi ajang pembuktian kekuatan Densus 88 yang tidak lagi humanis. Banyak orang diduga sebagai teroris, namun semakin banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Densus. Banyak terduga teroris diburu, banyak pula yang tewas di tangan Densus tanpa penyelesaian secara hukum. Jadi bukannya menambah daftar keberhasilan, akan tetapi memperpanjang daftar pelanggaran, baik prosedur, administrasi maupun pelanggaran HAM.

Banyaknya kritikan masyarakat terhadap Polri dan Densus 88, tidak juga membuat mereka mengambil tindakan koreksi maupun evaluasi terhadap kinerjanya selama ini. Mereka tidak menyadari jika faktor-faktor kekerasan yang dilakukan telah membuat jaringan terorisme semakin berkembang sebagai efek balas dendam. Apakah ini cara-cara Densus 88 menciptakan suatu kondisi agar teroris tetap tumbuh di Indonesia?

Muncul opini lain jika Densus 88 sengaja terus menumbuhkan terorisme sebagai sarana operasi dan penggunaan beragam senjata canggih yang dimilliki. Jika tidak digunakan, maka dana dukungan untuk Densus 88 akan terhenti. Jika hal ini terbukti, maka isu tentang akan adanya kucuran dana yang lebih besar dari pihak asing bukanlah sekedar isapan jempol.

Ikuti tulisan menarik Anton Priyanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler