x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Aura Flamel, si Manusia Abadi

Flamel mungkin sosok yang memang pernah hidup, mungkin pula hanya legenda, tapi namanya terus menginspirasi banyak penulis hingga kini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Bila ada figur yang memang pernah hidup, lantas jadi legenda hingga berabad-abad, tumbuh sebagai sosok misterius, dan kemudian menginspirasi banyak penulis, salah satunya adalah Nicholas Flamel. Ia, lelaki kelahiran Paris, digambarkan sudah hidup lima abad dalam kisah yang dengan asyik dituturkan oleh Michael Scott dalam The Secrets Story of Immortal Nicholas Flamel.

Dongeng tentang manusia abadi Nicholas Flamel ini merentang dalam enam jilid, banyak diwarnai detail penggambaran lokasi, suasana, tapi yang menarik ialah detail ketika karakter-karakter di dalam fiksi ini mengeluarkan kekuatannya lewat cara tertentu. Saya termasuk terlambat membaca karya Scott ini, tapi ini tidak penting dan saya tetap menikmati, bahkan sudah sampai ke buku The Warlock (kelima, terbit edisi Indonesia 2013).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak mitos, begitu kata sebagian orang, melingkupi Flamel, termasuk anggapan bahwa ia berhasil menciptakan batu bertuah atau yang disebut the Philosopher’s Stone—batu filsuf. Kematiannya pada 1417 tidak melukai mitos ini (benarkah Flamel sudah mati? Ataukah ia masih hidup hingga abad Internet sekarang ini seperti didongengkan Scott?), bahkan orang-orang yang percaya masih berusaha menemukan batu bertuah.

Sebagian sejarah modern meragukan keaslian teks kimia yang dinisbahkan kepada Flamel—teks yang menjadi dasar keyakinan orang bahwa ia mampu menciptakan batu bertuah. Atribusi kepada Flamel ini memang tidak terlepas dari perannya dalam mengembangkan ilmu kimia pada abad ke 14-15, meski sebagian orang meragukannya dan lebih menganggapnya sebagai orang yang terampil.

Flamel dianggap figur penting, dan barangkali karena itu muncul mitos-mitos yang melingkupinya—dalam dongeng Scott, Flamel menjadi tokoh sentral sebagai manusia abadi berkat ikhtiarnya sendiri dalam memelajari ilmu kimia, bukan karena hadiah dari para tetua atau sosok yang didewakan.

Flamel tumbuh jadi legenda yang membius ketika sejumlah karya terbit pada abad ke 17, terutama Livre des figures hiéroglyphiques (Kitab tentang angka hilogrif). Reputasi Flamel dibangun di atas apa yang diklaim sebagai keberhasilannya dalam ilmu kimia, yakni membuat Batu Bertuah, yang mampu mengubah logam menjadi emas, dan bahwa ia dan isterinya, Perenelle, meraih keabadian melalui ‘ramuan mujarab kehidupan’.

Kabar lain menyebutkan bahwa Flamel hidup hingga usia 80an, dan pada 1410 ia merancang sendiri nisannya, yang diukir dengan gambar Kristus, St. Peter, dan St. Paul. Nisan ini kemudian disimpan di Musée de Cluny, Paris—tempat ia dimakamkan. Menurut catatan yang ditemukan sejarawan, Flamel meninggal 8 tahun setelah merancang nisannya. Rumahnya di Paris hingga kini masih ada dan menjadi restoran (dalam salah satu kejadian dalam fiksi Scott, Flamel mengunjungi kembali restoran yang sudah ratusan tahun ia tinggalkan).

Flamel meraih status legenda di tengah lingkaran para alkemis pada pertengahan abad 17, dengan referensi di dalam jurnal karya Isaac Newton (tokoh penting dalam perkembangan fisika yang juga sangat meminati kimia). Meskipun muncul kritik terhadap mitos-mitos di sekitar Flamel, minat terhadap figur ini tetap ada hingga kini. Dalam karyanya, The Hunchback of Notre Dame, Victor Hugo memunculkan karakter Flamel.

Sosok Flamel juga mengilhami Dean Devlin dan John Rogers. Dalam serial televisi The Librarians, nama Flamel disebut-sebut, khususnya dalam episode “And the Horns of a Dilemma” sebagai salah satu makhluk abadi yang dapat dilukai tapi tidak bisa dibunuh. Karakter Flamel juga muncul dalam serial Assassin's Creed. Flamel menjadi karakter utama dalam novel Jeri Westerson, Shadow of the Alchemist. Dalam novel Dan Brown, The Da Vinci Code, namanya disebut-sebut sebagai salah seorang Grand Master Prieuré de Sion.

Para pembaca serial Harry Potter mungkin tidak akan lupa adegan ditemukannya sebuah buku di Perpustakaan Sekolah Sihir Hogwart dalam novel pertama, Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Di dalamnya disebutkan: “Ada banyak laporan tentang Batu Bertuah selama berabad-abad, tapi satu-satunya batu yang saat ini masih ada adalah milik Nicholas Flamel, seorang alkemis terkenal dan pecinta opera.” Para pesihir putih cemas bila batu itu jatuh ke tangan Dia yang tak Boleh Disebut Namanya alias Lord Voldemort.

Nicholas Flamel jelas bukan manusia abadi, tapi namanya mungkin akan tetap menginspirasi banyak penulis. Atau, jangan-jangan ia masih hidup dan tengah mengunjungi rumahnya di Paris untuk bernostalgia? (Gambar: salah satu sketsa wajah Nicholas Flamel) ** 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler