Ratusan warga korban penggusuran dari 33 kelurahan se-DKI Jakarta melakukan aksi kongres rakyat di bawah Tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Jakarta Utara beberapa bulan yang lalu. Para warga mengecam kebijakan penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dalam aksinya, para warga kompak meneriakan hujatan kepada Ahok dan menyebut sebagai Si Raja Gusur, hal Ini menyatukan rakyat calon korban dan korban penggusuran. Berkumpulnya para warga menuntut Gubernur DKI jakarta agar tidak menggusur sewenang-wenang. Bisa dilihat pada kawasan kampung aquarium, Pasar Ikan, Kalijodo, dan daerah gusuran lain, daerahnya terlantar enggak diapa-apakan setelah digusur.
Penggusuran itu dipaksakan untuk kepentingan cukong dan pengembang properti agar mereka nyaman, tak ada lagi perkampungan miskin kumuh terlihat di sekitarnya. Dalam kongres tersebut dilakukan kesepakatan bersama dan seruan bersama untuk menghadapi penggusuran.
Warga penggusuran adalah para warga miskin semua, mereka ada yang punya sertifikat tanah, dan yang jelas mereka semua punya KTP DKI Jakarta yang punya hak politik dan hal suara dalam pemilihan gubernur mendatang, mereka yang akan menentukan siapa Gubernur ke depan.
Gerakan yang membela hak-hak miskin dan tidak ada keterlibatan dengan cagub-cawagub manapun, mereka semua independen.
Ikuti tulisan menarik Agung Aditya Adiwibowo lainnya di sini.