x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pemimpin yang Mewariskan Nilai-nilai

Pemimpin sejati akan mampu meraih apa yang terbaik bagi masyarakatnya tanpa mengorbankan nilai-nilai yang ia yakini hanya untuk menyenangkan orang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Pemimpin yang kami inginkan ialah seseorang yang akan mengilhami kami, sehingga kami tahu kami akan bisa menjadi apa.”

--Ralph Waldo Emerson (Penyair, 1803-1882)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika seseorang ditunjuk untuk menempati jabatan strategis tertentu, peristiwa ini lebih dari sebuah momen biasa. Penunjukan orang tersebut memperlihatkan nilai-nilai yang dipegang oleh pemimpin yang memberinya kepercayaan. Begitu pula, ketika seseorang terpilih dalam organisasi untuk menempati jabatan tertinggi, pemilihan itu menunjukkan nilai-nilai yang dianut organisasi dan para anggotanya.

Sebagai contoh: ketika seseorang yang dianggap ‘berdarah biru’ lebih pantas menempati jabatan tertinggi organisasi karena orang tua atau kakeknya sosok penting dalam sejarah, atau pendiri organisasi itu, dapat diduga bahwa organisasi dan anggotanya menganut nilai-nilai paternalistik/maternalistik. Peluang bagi figur di luar darah biru untuk memimpin organisasi ini terbilang kecil.

Seorang pemimpin dengan jabatan tertinggi kerap memakai hak istimewa untuk memilih siapapun yang ia kehendaki untuk menempati jabatan tertentu dalam organisasinya. Ketika ia merasa mulai mampu mengendalikan aura kekuasaan, ada kecenderungan ia mulai kurang suka mendengar orang-orang mempertanyakan keputusannya. Seandainya saja, pemimpin ini ingat bahwa ia berada dalam posisinya karena dukungan rakyat atau anggota organisasinya—kepada siapa ia seharusnya ingat dari mana hak istimewanya itu berasal.

Noam Chomsky pernah mengingatkan bahwa ketika masyarakat demokrasi mengandalkan keputusan-keputusannya kepada eksekutif, akan terjadi apa yang disebut ‘defisit demokrasi’—parlemen dan rakyat tidak punya pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan. Masyarakat umum tidak memiliki akses untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka tidak tahu. Masyarakat tidak tahu apa yang tengah berlangsung pada tingkat pengambil keputusan yang jauh dari jangkauan dan rahasia.

Di saat seperti itu, keputusan apapun yang diambil pemimpin tidak akan terusik. Pemimpin sangat mungkin menyadari keadaan ini dan karena itu ia mulai bersikap longgar terhadap nilai-nilai yang pernah ia anut, setidaknya yang pernah ia perlihatkan pada masa-masa pemilihan. Seperti kata-kata hikmah: “Janji diberikan demi kepentingan masa depan, dan janji diingkari demi kepentingan masa kini.”

Kekuasaan menebarkan pesona yang khas dan sanggup mengisap aura penguasa—mendorong dia melonggarkan nilai-nilai kepemimpinan yang sempat dia pegang. Ketika dia menunjuk seseorang yang di mata masyarakat tidak tepat, dia telah menunjukkan nilai-nilai yang ia pegang saat ini—yang telah bergeser dari sebelumnya. Mungkin saja ia semakin piawai dalam mengelola kekuasaan sehingga semakin percaya diri, namun kepemimpinan berbasis nilai akan menolak apapun pilihan yang bertentangan dengan keyakinannya. Bila kemudian ia menerima, berarti keyakinannya telah berubah.

Seorang pemimpin memiliki kewajiban menunjukkan nilai-nilai yang sepatutnya dipegang oleh pengikut dan masyarakatnya—lead the way, show the way. Pemimpin sejati akan mampu meraih apa yang terbaik bagi masyarakatnya tanpa mengorbankan nilai-nilai yang ia yakini hanya untuk menyenangkan orang lain atau menghindari tekanan atau berinvestasi bagi masa depan kekuasaannya. Pemimpin sejati punya keberanian memerjuangkan nilai-nilai yang ia yakini, sehingga orang yang ia pimpin semakin percaya bahwa ia memang layak memimpin.

Keberaniannya untuk terus melangkah akan menyentuh hati rakyatnya. Keteguhannya dalam memegang keyakinan akan menjadi warisan kepemimpinan yang diingat terus oleh rakyatnya. (sumber ilustrasi: industryweek.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu