x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Keinginan Menyerah Begitu Mencekam

Di saat tekanan mulai menggoyahkan tim, kehadiran sosok yang mengidap ‘quitophobia’ akan terasa manfaatnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Jangan pernah menyerah. Hari ini sulit, esok akan lebih buruk, tapi lusa matahari akan bersinar.”

--Jack Ma (Pendiri Alibaba.com, 1964-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah berbulan-bulan mengerjakan proyek, kebosanan mulai menghinggapi. Perusahaan yang semula diasumsikan dapat menjadi klien pertama sukar diyakinkan. Negosiasi berjalan alot, meskipun tim merasa sudah memberi penawaran sangat menarik. Pertemuan demi pertemuan dilakukan namun kemajuan yang dicapai seperti hanya beringsut.

Jenuh. Lelah. Sebagian orang bahkan mulai tersentuh oleh rasa kurang percaya diri: mengapa kemajuan begitu lambat, adakah yang keliru, apakah kita terlihat kurang meyakinkan? Di saat-saat seperti ini, banyak orang mulai merasakan keinginan untuk menyerah. Perasaan ingin berhenti tebersit, meski barang sedikit.

Bagaimana dengan ketua tim, dapatkah ia berperan sebagai penyelamat? Kelihatannya begitu. Ketua tim tahu, ketika aroma putus asa mulai tercium, ia justru harus lebih fokus dan tidak membiarkan diri terombang-ambing oleh suasana hati anggota timnya, apa lagi teperangkap lebih dalam oleh keputusasaan. Bila ini terjadi, bukan saja proyek yang diserahkan kepada mereka akan gagal memenuhi target, tapi 'prestasi negatif' akan tercantum dalam sejarah karier mereka.

Alih-alih berputus asa menghadapi tekanan semacam itu, ketua tim malah dihinggapi oleh rasa takut yang mencekam untuk menyerah—apa yang diistilahkan oleh Richard St. John sebagai quitophobia (fobia = takut, quit = berhenti, menyerah). Fobia lain mengarah kepada negativitas—takut ruang gelap, takut ketinggian, takut laba-laba; quitophobia mengarah sebaliknya. Seseorang yang ‘mengidap’ quitophobia akan berusaha keras untuk tidak menyerah sebelum mencapai hasil yang ia inginkan.

Di saat tekanan semakin besar dan datang dari berbagai arah, yang membuat tim nyaris putus asa, ketua tim merasa seperti dibangkitkan: bangun, ini bukan saat yang tepat untuk menyerah! Ia harus fokus kembali kepada tujuan semula, umpamanya membangun jaringan internet di sepanjang jalur kereta api yang memudahkan akses penumpang maupun penduduk sekitar jalur; sekaligus meningkatkan penghasilan perusahaannya maupun perusahaan kereta api selaku ‘pemilik’ jalur kereta. Sebagai ketua tim, ia berusaha menularkan ketakutannya untuk menyerah.

Ketua tim mengambil inisiatif untuk membangkitkan kembali semangat juang anggota-anggotanya. Momen-momen kritis adalah saat untuk menunjukkan kepemimpinan yang lebih kuat, yang kehadirannya dirasakan oleh anggota tim. Ia mengingatkan kembali timnya kepada sejumlah hal: untuk apa mereka membentuk tim, mengapa mereka diberi kepercayaan oleh manajemen, apa tujuan proyek ini, dan membayangkan bahwa orang-orang menanti Anda pulang dengan prestasi. Ia semangati timnya dengan kata-kata Jenderal Douglas McArthur: “Usia membuat badan berkerut-kerut, menyerah membuat jiwa berkerut-kerut.”

Di saat yang sama, momen-momen krusial ini membuka peluang bagi tim untuk mengevaluasi kembali apa yang sudah mereka jalani. Mereka mencari tahu, jika sesuatu tidak berjalan selancar yang direncanakan, apa yang keliru? Jikalaupun tetap menghadapi rintangan dan tak mau menyerah, mengapa tidak melakukannya dengan cara lain, melalui pendekatan yang berbeda, lewat jalur alternatif? Mencari opsi-opsi lain adalah wujud kegigihan dalam melawan dorongan menyerah—bukan kegigihan yang membabi buta. (Foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB