x

Iklan

TD Tempino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengantar Sampai Sarjana

Mulai dari Sekolah Dasar semua anak di sekolahkan di SD yang berkosentrasi pendidikan agama Islam. Anak-anak mendapat pengajaran yang bernuansa Islam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Khutbah Jumat 26 Agustus 2016 Masjid Ukhuwah Islamiyah Kampus Universitas Indonesia Depok sungguh sangat mengesankan. Khatib Pembantu Rektor III UI menyampaikan materi khutbah berkaitan dengan Wisuda Sarjana dan Penerimaan Mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2016. Materi khotbah kali itu memberikan contoh tauladan 2 Khewan yaitu Elang dan Lebah.

Ternyata terdapat 21 Khewan yang disebut dalam Al Qur;an namun yang akan di bahas saat itu hanya  Elang dan Lebah di kaitkan dengan peran sarjana yang akan di wisuda serta motivasi bagi mahasiswa baru. Khatib mengatakan bahwa Elang adalah satu satunya khewan yang memiliki umur panjang. Elang bisa mencapai usia 75 tahun.

Ketika elang berusia 40 tahun maka ada dua pilihan baginya. Akan bermetamorfose atau berhenti hidup di dunia. Secara alamiah kondisi elang di usia 40 tahun sudah rapuh dimana paruhnya sudah tidak mampu lagi mematuk mencari mangsa. Selain itu kepaknya semakin tebal dan berat dan pula cakar cakarnya  tidak lagi begitu tajam untuk menyambar mangsa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pilihan pertama bagi Elang adalah dia harus ber rubah. Namun perubahan itu memerlukan pengorbanan yang sangat menyakitkan dan berat. Di usia yang renta itu elang pergi ke atas bukit kemudian memilih salah satu gua di lereng bukit guna bertapa seorang diri. Keputusan untuk menyendiri  ini tentu saja dalam rangka ritual menjadi elang baru. Prosesi perubahan yang berlangsung selama 150 hari di mulai dengan mematuk matukkan paruhnya ke batu. Tentu perbuatan ini sangat sakit sampai berdarah darah dan berakhir dengan lepasnya paruh tua itu.

Dalam waktu berpekan pekan maka tumbuhlah paruh yang baru. Paruh yang muda dan kuat. Prosesi selanjutnya dengan paruh yang baru Elang kemudian mematuk matuk cakar di ke dua kakinya. Cakar itu di patuk sampai berdarah darah sehingga lepas, tentu pengorbanan ini sungguh sangat menyakitkan. Tak lama maka tumbuhlah cakar baru. Inilah cakar yang kuat yang diharapkan mampu dengan cergas memansa khewan buruan.

Prosesi terakhir dengan cakar yang baru dan kuat, elang kemudian mencakar bulu bulu yang semakin tua itu. Bulu bulu itu di cabut dengan cakar, semua bulu habis sampai elang gundul plontos terutama bulu yang terdapat di ke dua sayap. Setelah itu secara alamiah maka tumbuhlah secara bertahap bulu bulu baru, Prosesi ini berakhir selama 5 bulan dan kini elang telah menjadi burung Garuda nan perkasa, Inilah perjuangan penuh pergorbanan untuk menjadi burung Garuda yang kuat dan perkasa mampu mencapai usia sampai 75 tahun.

Demikian pula Khatib mencontohkan kehidupan lebah. Lebah yang dalam Al Qur'an merupakan satu surat sendiri yaitu surat An Nahl merupakan jenis khewan yang sangat disiplin dan suci bersih. Lebah selalu memilih makanan yang bersih dan terjamin bergizi. Lebah tidak mau memakan makanan yang buruk, basi dan jelek seperti yang di sukai oleh binatang lalat atau sejenisnya.

Dari tubuh lebah dihasilkan madu.  Madu adalah obat mujarab untuk semua penyakit.  Kandungan yang terdapat di komposisi madu sungguh sangat luar biasa untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.  Asupan terpilih yang di hisap lebah menghasilkan nutrisi yang luar biasa baiknya sehingga menjadi pilihan utama bagi rakyat untuk memelihara kesehatan.

Khatib Jumat meng analogikan kehidupan lebah untuk menjadi teladan bagi anak manusia.  Terutama bagi kaum muda harapan bangsa agar mencontoh kehidupan madu yang selalu memposisikan diri sebagai makhluk yang bermanfaat bagi makhluk lain.  Dimanapun dia berada seharusnya generasi muda mengabdikan diri sepenuh hati dan ikhlas agar memberikan yang terbaik baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

 

 

Kehadiran awak shalat Jumat di Masjid UI kampus Depok dalam rangka menghadiri wisuda ananda Amalia Muflihat.  Acara yang diadakan selepas Shalat Jumat itu di hadiri oleh ribuan civitas academika termasuk keluarga para wisudawan.  Amalia Muflihat anak  ke 4 menyelesaikan kuliah di Fakultas Ilmu Budaya Dasar Universitas Indonesia jurusan Perpustakaan.  Kini Amel menyandang gelar S. Hum.

Bundo kanduang Hajjah Husna Dahlan SH, jauh jauh hari telah berpesan kepada Amalia  “ Nanti kalau Amel wisuda ibu akan hadir” demikian janji Ibu yang notaris bertempat tinggal di Bogor ditepati.  Inilah satu penghormatan untuk Amelia wisudanya di hadiri oleh Mak Tuo nya dan tentu kedua orang tua tersayang.

Keesokkan harinya Sabtu, 27 Agustus kami sekeluarga menghadiri pula Wisuda Sarajan Fauzan Hamidi.  Ozan demikian panggilan di rumah adalah putra ke -3 dari empat saudara.  Fauzan menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Akutansi.  Gelar SE disandang Ozan setelah sebelumnya dia resign dari salah satu Universitas untuk mendaftar ke UI.  Itula sebabnya Fauzan bersamaan Wisuda dengan adiknya Amilua Muflihat.

Alhamdulillah akhir nya  4 putra putri telah berhasl menyelesaikan kuliah.  Semua berkat berkah Allah SWT dan mempedomani kehidupan Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik dan membina anak anak.  Kami sekeluarga berkomitment memberikan pendidikan yang terbaik bagi semua anak.

Mulai dari Sekolah Dasar semua anak di sekolahkan di SD yang berkosentrasi pendidikan agama Islam.  Anak anak mendapat pengajaran yang bernuansa Islam sejak dini sehingga mereka dibiasakan berada dilingkungan yang terjaga Akidah Syariahdalam kehidupan sehari hari.

 .  

Inilah modal pertama bagi anak, sehingga ketika memasuki SMP mereka mendapatkan sekolah yang terbaik yaitu SMP 49 di kawasan Hek Jakarta Timur.

SMP 49 adalah sekolah terbaik di Jakarta Timur dengan lingkungan yang disiplin dan terjaga,  dari sinilah anak anak mendapatkan pula SMA yang terbaik pula seperti Adithya Husada putra pertama di terima di SMA 81 Kali Malang Jakarta Timur.  Diikuti oleh Rendithya Ramdan Fikri di SMA 62 dan Fauzan Hamidi di SMA 48.  Amelia mengikuti  udanya Didit diterima  di SMA 81.

Setelah lulusa SMA anak anak diberi kebebasan akan memilih pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan bakat serta keinginan.  Orang tua hanya mengarahkan dan tidak memaksakan mereka kuliah atas paksaan masuk di salah satu jurusan.  Inilah proses demokrasi keluarga yang diterapkan dengan catatan anak anak bertangung jawab atas pilihan tempat kuliah serta wajib menyelesaikan hingga mendapat gelar sarjana.

Alahmdulillah Didit di terima di Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN).  Sekolah kejuruan Kementrian Keunagan ini memberikan besa siswa dan menjamin penempatan lulusan.  Didit kini bertugas di Dirjen Pajak dan telah berkeluarga.  Sedangkan ke-3 adik nya di terima di Universitas Indonesia.

Tugas kami orang tua memberikan pendidikan terbaik telah selesai, kini anak anak berkiprah bekerja sesuai pula dengan kemauan mereka.  Pendidikan yang berjenjang dalam lingkungan terbaik Insha Allah menjadi modal utama bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang baik pula.

Relevansi dengan Elang dan Lebah maka kita semua berharap seluruh wisudawan dan juga mahasswa baru UI dan juga seluruh mahasiswa di Indonesia benar benar memanfaatkan  waktu seoptimal mungkin agar bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.  Elang dikenal tangguh tanpa mengenal kata menyerah.  Demikian Lebah yang seluruh hidup dan kehidupan di wakafkan untuk kemaslahatan umat.

Salamsalaman

TD

 

Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB